Berita Nunukan Terkini
Pengelola Rusunawa di Nunukan Minta Pemerintah Lengkapi 2 Prasarana Ini
Rusunawa merupakan tempat penampungan sementara para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang di deportasi dari negeri jiran, Malaysia.
Belum selesai karantina malah lari. Sering gitu. Beda kalau deportasi dari Sandakan dan Kota Kinabalu masih bisa diaturlah," ujarnya.
Selain prasarana, Ragil juga mengeluhkan soal listrik di Rusunawa yang belakangan ini sering padam.
Sehingga, menyebabkan air PDAM tidak bisa dipompa naik ke profil. Di Rusunawa tersedia 4 profil air dengan ukuran 6000 liter.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Nunukan Hari Ini, 6 Wilayah Akan Diguyur Hujan Ringan Siang Nanti
"Kemarin listrik padam seharian, sehingga air nggak bisa naik ke profil. Kalau air PDAM selama ada deportasi lancar saja," tuturnya.
Dari pantauan di lapangan, tampak kloset jongkok di toilet lantai satu Rusunawa tersumbat.
Sehingga, kotoran yang sudah dibiarkan berhari-hari tampak berserakan. Bahkan, menimbulkan bau yang tidak sedap.
"Soal WC yang tersumbat sudah kami usulkan ke pemerintah. Beberapa waktu lalu juga ada kunjungan Bupati Nunukan dan Dandim ke sini (Rusunawa). Tapi, tiap kamar mereka ada WC juga," ungkapnya.
Ragil menuturkan, kebersihan di Rusunawa selama ada PMI menjadi tanggungjawab mereka.
"Kalau mereka sudah dipulangkan ke kampung halaman masing-masing ya jadi tanggungjawab kami," imbuhnya.
Saat ini, penghuni Rusunawa berjumlah 254 orang. Tiap kamar di isi 6 orang.
Sekadar informasi, jumlah PMI yang di deportasi dari Sandakan, Malaysia pada Kamis, 22 April 2021 lalu, sebanyak 149 orang.
Dengan rincian, dewasa laki-laki 127 orang, dewasa perempuan 17 orang, anak laki-laki 3 orang, dan anak perempuan 2 orang.
Untuk deportasi asal Kota Kinabalu, Malaysia pada Jumat, 23 April 2021, berjumlah 105 orang. Rinciannya, dewasa laki-laki 97 orang, dewasa perempuan 7 orang, dan anak laki-laki 1 orang. (*)