Wawancara Eksklusif

WAWANCARA EKSKLUSIF Wali Kota Bontang Basri Rase, Atasi Banjir Libatkan ITS, Pernah Dipakai Bu Risma

Pemkot Bontang juga memfokuskan perhatian untuk mengatasi banjir yang kerap merendam kota ini setiap kali musim hujan.

Penulis: Ismail Usman | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUN KALTIM
Wali Kota Bontang Basri Rase (tengah) bersama Wakil Pemimpin Umum Tribun Kaltim Ade Mayasanto dan Business General Manager MB Erika Oktoviani usai diwawancarai. 

SELAIN mengembangkan investasi, Pemkot Bontang juga memfokuskan perhatian pada sektor pariwisata, penanganan Covid-19 dan dampaknya terhadap masyarakat, serta mengatasi banjir yang kerap merendam kota ini setiapkali musim hujan.

Kepada TribunKaltim.co, Wali Kota Bontang Basri Rase mengungkapkan secara gamblang. Berikut petikan wawancaranya.

Pandemi Covid-19 menghantam seluruh sektor pariwisata yang berimbas pada pelaku usaha hotel dan UMKM juga. Adakah stimulan bagi sektor tersebut?

Sekarang ini saya sudah mulai membuka beberapa tempat tempat wisata seperti Park Mangrove.

Selain itu, juga pelabuhan sudah dibuka. Saya berharap Covid-19 ini di Bontang segera selesai.

Tingkat kesadaran masyarakat terhadap prokes sudah disiplin. Belum lagi adanya vaksinisasi ini juga mempengaruhi penurunan angka penyebaran.

Bagaimana menjelaskan ke masyarakat untuk tetap berhati-hati dan mengajak masyarakat menerapkan prokes?

Saya akan memberikan semangat untuk sama-sama kalahkan covid-19. Sebenarnya sepanjang kita mengikuti prokes itu insya allah bakal aman.

Selain itu tetap jaga pola hidup sehat dan bersih, serta tetap konsumsi vitamin untuk menjaga kondisi tubuh.

Tidak selamanya kita terpapar covid-19 karena faktor kita sendiri. Bisa jadi terpapar dari orang lain.

Saat itu saya melakukan perjalan ke Makassar. Padahal saya sudah taati prokes. Tapi ajudan saya mungkin tidak sedisiplin saya.

Kedua ajudan saya terpapar. Jadi tertular ke saya. Tapi saya tanpa gejala. Saya inisiatif saja memeriksakan diri.

Karena ajudan terbukti positif. Begitu saya periksa hasilnya juga positif. Akhirnya saya isolasi, tapi secara mandiri di rumah.

Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF Wali Kota Bontang Basri Rase, Ingin Jadikan Bontang sebagai Kota Ramah Investasi

Tips tetap jaga imunitas saat covid-19?

Kalau saya minum multi vitamin. Kebiasaan saya memang minum vitamin. Terus jaga pola makan. Jangan telat makan. Sarapan, makan siang jam 12. Dan malam jam 8. Sesekali olah raga.

Gitu aja. Selama 15 hari saya jalani isolasi mandiri. Istri dan anak saat itu sudah lebih dulu terpapar sebelum saya.

Semua di rumah tidak ada yang tersisa. Hanya saya terakhir. Istri terpapar di rumah sedang ramai. Saat itu masih penghitungan suara.

Biasalah kalau perempuan itukan kalau ketemu rasanya kurang kalau tidak cipika-cipiki.

Mengenai penanganan persoalan banjir di Bontang?

Kemarin waktu saya ke Banyuwangi. Itu kota dengan pelayanan publik terbaik.

Hari libur pun tetap dilayani kalau orang perlu aparatnya datang. Salah satu tempat favorit saya adalah Banyuwangi.

Banyuwangi adalah kota dengan pelayanan publik yang luar biasa. Bahkan tanpa melapor pun, di sana kita langsung disambangi. Termasuk kantor camat terbaik se-Indonesia ada di Banyuwangi.

Sepulang dari sana, saya diceritakan oleh teman, bahwa dulu Surabaya adalah kota banjir.

Kemudian Ibu Risma pun berhasil menuntaskan banjir dengan melibatkan tim dari ITS.

Sehingga saya pun bertemu dengan tim mereka. Karena mereka ini ahli tata kota, ahli banjir, dan jalan.

Karena merasa belum puas, saya pun minta untuk langsung kunjungan ke lapangan. Dari hulu maupun hilir.

Pengendalian banjir tidak boleh secara parsial, harus menyeluruh. Ternyata tidak semua alur air pun relevansinya sama, bahkan bisa menurun.

Contoh saluran primer, bisa lebih tinggi daripada saluran sekunder maupum tersiernya. Kemudian caranya agar sama rata dengan sistem pompanisasi seperti di Semarang.

Kedua, salah satu kendala kota saat ini ialah pembebasan lahan untuk membangun drainase dan polder pengendali banjir. Cara mengatasinya seperti di Surabaya dengan memperluas drainase.

Pemerintah saat ini lebih banyak memperbaiki jalan daripada jalan air. Terkesan tertutup dan air tidak jalan.

Di Surabaya ada drainase yang sama dengan di Bontang, lebarnya tiga meter. Drainase ini sebagai fungsi saluran air sekaligus tempat menampung air.

Nanti akan dihitung debit air yang masuk jumlahnya berapa, apabila debit air cukup besar, maka drainasenya harus lebih besar. Akan tetapi jika debitnya sedang maka bisa disesuaikan. Begitupun dengan menghitung kedalaman.

Setelah pertemuan ini, saya mohon pada tim untuk bisa cepat ke Bontang. Saya ingin ini berjalan secara simultan.

Dan saya yang mendampingi mereka kemana-mana. Semua titik dari pusat air, mulai dari hulu ke hilir, saya dampingi mereka.

Di Surabaya dengan kota yang besar ada 57 pompa air. Di Bontang rencananya akan ada 5 sampai 7 pompa air.

Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF Ketua DPRD Paser, Hendra Wahyudi, Untuk Paser Lebih Maju, Kenapa Tidak!

Menuju arah rencana penanganan banjir menggunakan APBD, berapa besarannya?

DPRD Kota Bontang merekomendasikan 10 persen, maka nanti saya akan tagih hal itu.

Selama ini pemerintah yang disalahkan. Dan di era kepemimpinan saya nanti, akan konsen dengan penanganan banjir.

Kami belum menghitung. Tetapi yang pasti sampai selesai. Kata profesor dari tim yang didatangkan, banjir itu tidak mungkin tidak ada, akan tetapi dalam waktu yang tidak lama genangan air akan hilang. Banjir pun tidak akan separah dulu.

Kemudian kita lihat banjir di Taman Surabaya, semua sudah tertata. Ke depan kota Bontang akan seperti itu. Saya akan hijaukan Bontang.

Targetnya sampai habis masa bakti saya, karena kita tidak main sulap. Kita mengerti bahwa sistem perencanaan di pemerintahan, butuh proses penganggaran dan persetujuan DPRD.

Dalam mengatasi banjir apakah akan menggandeng pihak swasta?

Saya belum memastikan bagaimana caranya. Akan tetapi saya akan fokus pada pemerintah dulu.

Kita minta bantuan kepada pusat dan provinsi melalu DAK dan Bankeu, tergantung komunikasi.

Soal kepastian investor di Kota Bontang, apa yang akan dilakukan?

Di mana pun, investor biasanya diminta cuma dua, yakni kemudahan dalam perizinan dan kepastian dalam investasi.

Maka pemerintah harus hadir memberi kemudahan. Saya akan pastikan di PTSP, kalau bisa perizinan tiga hari selesai.

Saya tidak lagi mau dengar ada titipan. Jika saya dengar anak buah saya bermain seperti itu, maka saya akan tindak dan beri sanksi.

Tidak ada lagi hal seperti itu. Jadi jangan lagi investor khawatir untuk datang ke Bontang.

Tidak ada namanya uang jasa. Intinya saya akan mudahkan perizinan. Jika perlu temui saya, saya akan bentuk tim untuk mempermudah, Tim ini yang akan bekerja dan membantu.

Belajar dari daerah lain yang membuka lebar investasi namun ada beberapa pihak yang memanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Bagaimana menyiasati atau menanganinya?

Saya kira yang menjadi masalah sekarang, ketika sesuatu itu ada nilai atau uangnya. Kalau saya tidak ada.

Saya bilang, jangankan investasi, kontraktor pun di Bontang, saya tidak akan intervensi.

Saya serahkan sepenuhnya kepada ULP dan instansi terkait. Bahkan saya sudah wanti-wanti, jangan sekali-kali minta 10 persen.

Kalau saya tahu, saya akan pindahkan dan beri sanksi. Bahkan saya rencana akan ke KPK ketika nanti saya dilantik. Supaya KPK tahu dan turun ke Bontang untuk melakukan supervisi.

Tidak ada niat saya untuk korupsi, dalam artian saya tidak akan meminta-minta. Buktinya, saya menjadi Walikota tidak ada yang mensponsori.

Saya tidak mau karena jika ada sponsor maka sponsor ini akan menjadi beban untuk saya. Saya niat maju menjadi Walikota untuk memperbaiki Kota Bontang, bukan untuk saya. Sehingga bagi saya tidak ada beban.

Banyak investor yang mau datang ke sini menawarkan bantuan akan tetapi saya tidak mau. Mohon maaf.

Saya bilang sama istri bahwa jangan berharap dan jangan macam-macam. Hanya saja memang saya tidak bisa menghindari itu.

Karena seorang pemimpin tidak hanya karena korupsinya akan tetapi kebijakannya juga.

Kemudian hal yang saya lakukan ini akan memunculkan banyak musuh, khususnya yang memiliki kepentingan di Bontang.

Dan saya siap bertempur. Saya tidak akan kompromi, saya hanya kompromi dengan masalah hukum saja.

Saya akan berpijak di atas aturan dan saya tidak mau melanggar. Bukan berarti kaku, tetapi ayo kita perbaiki.

Contohnya seperti kemarin, ribut masalah batubara, dimana-mana dianggap wali kota mendukung batubara untuk di Bontang.

Ketika saya diwawancarai wartawan saya katakan, investasi apapun yang masuk di Kota Bontang, apakah itu masalah batubara atau apapun pasti saya mendukung.

Ada perusahaan yang mau memanfaatkan pelabuhan kita, kemudian masyarakat banyak yang menolak.
Tapi yang menolak ini masyarakat luar, padahal masyarakat Lok Tuan menerima. Saya bilang selaku pemerintah, siapapun yang menunjukkan surat ke pemerintah untuk minta izin maka harus dilayani dan diputuskan beserta pertimbangan hukum yang berlaku.

Saya setuju apabila pelabuhan dimanfaatkan, sepanjang memenuhi aturan. Jika tidak memenuhi aturan tidak mungkin saya setuju. Kita adalah negara hukum semua harus berlandaskan hukum.

Dari situ saya dianggap mendukung batubara. Padahal saya bukan mendukung batubaranya akan tetapi saya mendukung dalam hal aturannya.

Dan pelabuhan ini hanya dipakai untuk loading batubara saja. Masalah amdal juga bukan kita yang menentukan melainkan provinsi.

Mengenai Aandalalin baru urusan pemerintah Bontang. Jika ditanya itu adalah batubara ilegal dari wilayah Kukar, maka jangan tanya saya. Itu bukan urusan saya, itu bukan wilayah saya.

Tidak etis saya berkomentar masalah legal atau tidaknya. Akan tetapi ketika masuk ke Bontang dan memiliki surat resmi, saya harus mengakomodir. Saya tidak punya alasan untuk menolak, jika menolak, saya menutup nasib orang tersebut. (Ismail Usman/Bagian 2-Selesai)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved