Idul Fitri 2021
Bolehkan Puasa Syawal tak Dijalankan 6 Hari Berturut-turut? Berikut Panduan dan Niatnya
Puasa Syawal dijalankan setelah Hari Raya Idul Fitri.Puasa ini dikerjakan selama 6 hari di bulan Syawal.
TRIBUNKALTIM.CO - Salah satu amalan yang dianjurkan dijalankan di bulan Syawal adalah Puasa Syawal.
Puasa Syawal dijalankan setelah Hari Raya Idul Fitri.
Puasa ini dikerjakan selama 6 hari di bulan Syawal.
Lantas apakah Puasa Syawal harus dikerjakan selama 6 hari berturut-turut?
Simak penjelasan dan tata caranya!
Biasanya di bulan Syawal, umat muslim melakukan ibadah puasa sunnah, yakni Puasa Syawal.
Baca juga: Jadwal Idul Fitri 2021, Metode Rukyatul Hilal, Kemenag Gelar Sidang Isbat Penentuan 1 Syawal 1442 H
Sunnah Puasa Syawal merupakan satu puasa yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah).
Hal tersebut berdasarkan sabda Rasulullah, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun” (HR. Muslim).
Dalam riwayat tersebut dijelaskan, setelah menyelesaikan puasa Ramadhan dan dilanjutkan berpuasa selama enam hari di bulan Syawal, maka bagi yang melakukan Puasa Syawal akan seperti berpuasa selama setahun.
Dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Shidiq MAg mengatakan, Puasa Syawal dilakukan enam hari di bulan Syawal, yaitu hari kedua Syawal (sehari setelah hari raya Idul Fitri) dan seterusnya.
Puasa Syawal dimulai di hari kedua karena pada hari pertama Syawal merupakan Hari Raya Idul Fitri, maka diharamkan untuk berpuasa.
Akan lebih baik jika dilakukan secara berturut selama enam hari mulai hari kedua Syawal.
Namun, jika merasa kesulitan, maka diperbolehkan tidak berurutan, asalkan berpuasa sebanyak enam hari dan masih di bulan Syawal.
Tanggal 1 bulan Syawal dimulai pada 24 Mei 2020 hingga 21 Juni 2020.
Maka bagi yang ingin menunaikan puasa sunnah Syawal selama enam hari, maka bisa melakukan Puasa Syawal mulai Selasa (26/5/2020)
Baca juga: Kapan Lebaran 2021? Ini Jadwal Sidang Isbat Penetapan 1 Syawal 1442 H, Bagaimana Versi Muhammadiyah?
Mana yang Lebih Utama Bayar Utang Puasa atau Puasa Syawal?
Wahid Ahmadi, Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Jawa Tengah mengatakan, jika tidak merasa sulit untuk berpuasa, maka sebaiknya melaksanakan Puasa Syawal.
Karena ketika kita melewatkan Puasa Syawal, kita sudah tidak lagi mendapatkan keutamaan Puasa Syawal.
Jadi syarat kita bisa membayar utang puasa Ramadhan di sisa waktu.
Namun ketika sulit untuk mencari waktu berpuasa, lebih utama membayar hutang atau meng-qodo' terlebih dahulu.
Dengan pertimbangan dikhawatirkan tidak dapat membayar puasa hingga akhir tahun.
Jadi, semua tergantung dengan kondisi kita.
Namun, Wahid Ahmadi menambahkan, ada perspektif lain, yaitu Puasa Syawal tak harus dilakukan pada awal bulan saja.
Para ulama mengatakan, selama bulan Syawal itu boleh melaksanakan puasa.
Sehingga apabila kuat berpuasa, maka bisa membayar utang puasa terlebih dahulu lalu melanjutkan puasa sunnah Syawal di bulan tersebut.
Baca juga: Jadwal Lebaran Idul Fitri 2021, Sidang Isbat 1 Syawal 1442 H, Muhammadiyah Sudah Tetapkan 13 Mei
Niat Puasa Syawal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”
Untuk puasa sunnah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat Puasa Syawal pada siang hari.
Berikut ini lafalnya :
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawwal hari ini karena Allah SWT.”
(*)