Berita Nasional Terkini

Walikota Bobby Nasution Minta Maaf ke Jurnalis Medan, Polemik Menantu Jokowi dan Insan Pers Berakhir

Walikota Medan Bobby Nasution minta maaf ke jurnalis Medan, polemik menantu Jokowi dan insan Pers Berakhir

Penulis: Kun | Editor: Rafan Arif Dwinanto
TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
Walikota Medan Bobby Nasution minta maaf ke jurnalis Medan, polemik menantu Jokowi dan insan Pers Berakhir 

TRIBUNKALTIM.CO - Walikota Medan Bobby Nasution minta maaf ke jurnalis.

Polemik antara menantu Jokowi dan insan pers di Medan berakhir.

Hubungan Bobby Nasution dan awak media di Medan sempat memanas lantaran jurnalis Medan menilai kerja-kerja jurnalistik mereka dihalang-halangi di kawasan Balai Kota Medan.

Sedikitnya 2 jurnalis Medan mengalami pengusiran saat melakukan kerja profesionalnya di Balai Kota Medan.

Nah, permohonan maaf dari menantu presiden Jokowi, Bobby Nasution meredakan konflik yang terjadi, Jumat (7/5/2021).

Bobby Nasution menyampaikan permintaan maaf ke jurnalis, lalu berkomitmen memperbaiki hambatan yang terjadi pasca ia resmi dilantik sebagai Walikota Medan.

Hal itu disampaikan ketika Bobby menyambangi warung kopi ( Warkop) Jurnalis Medan, di Jalan Haji Agus Salim, Medan, Sumatera Utara.

Kedatangan Bobby kali ini adalah untuk melakukan klarifikasi permintaan maaf terkait perseteruan yang selama ini mengganjal antara jurnalis dan Walikota Medan.

Baca juga: DAFTAR Nama 3 KKB yang Serang TNI/Polri di Ilaga Papua, Tembaki Polres! Warga Lari ke Kantor Bupati

Baca juga: Edy & Bobby dalam Kisruh Karantina Medan, Menantu Jokowi Butuh Hal Ini, Gubernur Sumut: Tanya Tuhan

Dilansir TribunMedan.com perseteruan yang dimaksud terkait pengusiran terhadap kedua jurnalis yang tengah bertugas di Balai Kota Medan maupun akumulasi permasalahan semenjak Bobby Nasution menjabat Wali Kota Medan.

"Terkait permintaan maaf sudah saya sampaikan sebelumnya, Intinya dari permintaan maaf ini, ketika kita berhubungan dengan teman, istri dan siapapun, yang terpenting tak mengulangi dan mengoreksi apa yang menjadi permasalahan.

Kami rasa pemerintah Kota Medan selama ini, saya juga sudah meminta pada semuanya, pada Diskominfo, tim kreatif ini sudah kita koreksi keras," kata Bobby saat berdialog dengan jurnalis yang tergabung dalam Forum Jurnalis Medan (FJM).

Ia juga meminta kepada seluruh jurnalis agar mengoreksi perubahan-perubahan yang selama ini sudah dilakukan.

"Jadi selama ini, dari beberapa minggu ini ada perbedaan atau tidak. Kalau tidak kita akan tegur orang ini, kita tegur di sini, sama di sini ini ada kadisnya ada humasnya, dan ada tim kreatif saya juga dan kita tegur lagi. Kalau misalnya belum ada perbedaan," ucapnya.

Bobby juga menegaskan sekali lagi makna dari permintaan maaf yang dilakukannya sebagai pejabat publik yang selama ini terjadi terhadap rekan rekan media yang sangat kesulitan mendapatkan informasi dari menantu Presiden Jokowi ini.

"Dan inilah makna dari minta maaf, inilah inti dari permintaan maaf tidak mengulangi yang kemarin menjadi kendala. Perbaiki sesuai apa yang diinginkan, yang menjalankan tugas tidak dihalang-halangi," jelasnya.

Baca juga: Gibran Rakabuming Menentang Kebijakan Menteri Jokowi, Solo tak Terima Wisatawan Saat Libur Lebaran

Bobby juga meminta kepada rekan jurnalis apabila belum ada perubahan nantinya terkait kebijakan, agar mau membantu memberikan saran atau kritik terhadap kebijakan Pemko Medan.

Apalagi bila hal itu berimbas pada kesulitan mendapatkan informasi seperti selama ini terjadi.

Mengenai pengamanan Paspampres terhadap dirinya, Bobby pun mengaku jika jujur berdasarkan keinginannya, ia juga tak ingin dikawal sebegitu ketatnya.

"Saya pun sebenarnya tidak begitu ingin seperti ini. Tapi kan seperti kita tahu, Paspampres memiliki peraturannya sendiri (SOP) bagaimana menjalankan tugas," ungkapnya.

Kilas Balik Aksi Jurnalis di Balai Kota

Dalam pemberitaan Tribun-Medan.com sebelumnya, puluhan jurnalis di Kota Medan bebarapa kali melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota Medan, sejak Kamis (15/4/2021) hingga Rabu (21/4/2021).

Aksi ini merupakan tuntutan jurnalis Kota Medan terkait tindakan pengusiran dan larangan wawancara yang merupakan tindakan arogansi sejumlah Paspampres, Satpol PP dan Polisi terhadap wartawan di Pemko Medan.

"Kami datang ke sini bukan untuk menuntut permintaan maaf Walikota secara pribadi, tapi yang kami tuntut adalah permintaan maaf dari Walikota Medan yang diamanahkan pejabat publik," ujar Koordinator aksi Donny Aditra di Balai Kota Medan, Rabu (21/4/2021) lalu.

Ia menjelaskan akan terus melawan berdasarkan UU dan mengkampanyekan penegakan UU 40 Tahun 1999 yaitu;

(1) Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara.
(2) Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran.
(3) Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.

Terkait hal itu, Donny mengatakan akan tetap melawan perlawanan namun bukan berdasarkan amarah dan ego.

"Artinya yang dilakukan oknum ini telah melanggar pasal 18 UU Pers, dimana mereka melakukan penghalangan tentang tugas2 jurnalis, di dalam pasal 18 itu ketika ada oknum yang melawan, ada oknum yang ingin merintang tugas-tugas jurnalistik, ia bisa dipidana oleh negara," tegasnya.

Baca juga: JADWAL PENDAFTARAN CPNS 2021, Cek Formasi dan Lengkapi Persyaratan, Jangan Sampai Lupa 5 Berkas Ini

Amatan Tribun-Medan.com, aksi keempat ini terlihat berbeda dengan unjuk rasa sebelumnya. Para demonstran yang hadir terlihat berbaris dan mengangkat beberapa poster berupa kegelisahan yang ditujuan ke Wali Kota Medan.

Sementara itu, terlihat enam orang berada di depan massa aksi. Tiga orang memegang payung hitam dan tiga orang lainnya duduk di bawah dengan memegang poster.

Dipertengahan aksi, sembari berorasi politik, pengunjuk rasa mulai menaburkan bunga di atas spanduk yang telah berisi sekumpulan ID Card para jurnalis yang aksi.

Di sebagian lengan dan kening para jurnalis yang aksi pun tertanda sehelai pita putih merah yang diikat. Unjuk rasa pun turut berlangsung dengan menyanyikan lagu perjuangan, agar tetap melanjutkan protes sampai wali kota Medan meminta maaf.

Sebelumnya Wali Kota Bobby berharap persoalan miskomunikasi dengan wartawan berakhir

Diketahui, selama ini Bobby selalu terbuka dengan setiap insan pers, Bobby Nasution juga tidak pernah menolak setiap kali jurnalis yang melakukan peliputan untuk wawancara langsung maupun doorstop, termasuk saat berada di lapangan sekali pun.

Di samping itu Bobby Nasution pun sudah membicarakan masalah miskomunikasi ini dengan tiga organisasi pers yakni Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut, Ikatan Jurnalistik Televisi Indonesia (ITJI) Sumut dan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sumut dan telah disepakati tidak ada lagi permasalahan doorstop baik di lapangan maupun di Kantor Wali Kota Medan.

“Apabila teman-teman wartawan ingin melakukan doorstop di Kantor Wali Kota, kita sudah sediakan tempatnya. Di samping itu kita juga sudah menyediakan satu unit mobil jenis Hiace bagi teman-teman jurnalis yang ingin ikut melakukan peliputan. Ikuti saja saya, jika nanti kegiatan sidak akan saya kasih tahu. Jika dari awal saya kasih tahu, nanti nggak jadi sidaknya,” kata Bobby Nasution ketika doorstop dengan wartawan usai menghadiri Rapat Evaluasi Pelaksanaan pemberlakukan Pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro di Aula T Rizal Nurdin Rumah Dinas Gubsu, Selasa (21/4/2021) lalu.

Terkait adanya perubahan nomenklatur, dimana teman-teman jurnalis selama ini berada di bawah Humas Setdako Medan, jelas Wali Kota, kini beralih kepada Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Medan.

Berhubung Kantor Dinas Kominfo cukup jauh dari Kantor Wali Kota, ungkap Bobby Nasution, maka telah disediakan satu ruangan untuk tempat-teman wartawan di kantor Wali Kota.

Ketika disinggung wartawan apakah langkah yang dilakukan tersebut sudah cukup baik, Bobby Nasution langsung menjelaskan, baik itu apabila yang dikeluhkan langsung didengarkan dan dilaksanakan. “Begitu juga dengan pemerintah, apa yang menjadi keluhan masyarakat, kita dengarkan dan temukan solusinya, lalu kita kerjakan,” jelasnya.

Oleh karenanya Bobby Nasution berharap agar persoalan miskomunikasi ini berakhir. Sebab, apa yang yang diinginkan wartawan, mulai permintaan doorstop, pengiriman jadwal kegiatan Wali kota, termasuk kenderaan untuk melakukan peliputan.

Bobby Nasution pun berharap hubungan dengan rekan-rekan wartawan akan semakin lebih erat lagi, sehingga terbangun kolaborasi yang kuat untuk memajukan Kota Medan.

Di samping itu peran wartawan sangat penting dalam mendukung seluruh program pembangunan yang dilakukan Pemko Medan, terutama lima program prioritas utama yakni kesehatan, kebersihan, infrastruktur, penanganan banjir serta penataan heritage.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul AKHIRNYA Wali Kota Medan Bobby Nasution Meminta Maaf kepada Jurnalis, Ini Poin yang Disampaikannya,

Editor: Muhammad Fachri Ramadhani

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved