Berita Nasional Terkini
Mensos Risma Mau Bertolak ke Papua tak Takut KKB, Ingin Tengok Warga tapi tak Dapat Izin Presiden
Mensos Risma mau bertolak ke Papua tak takut kelompok kriminal bersenjata alias KKB, ingin tengok warga tapi tak dapat izin presiden Jokowi.
Ia berharap agar konflik di Papua cepat berakhir dan tak lagi menimbulkan korban jiwa.
"Sebagai ibu saya bangga, teman-teman anak saya di sana masih banyak. Saya doakan semuanya bisa bertugas dengan baik dan selamat. Pemerintah harus menang melawan KKB," ungkap dia.
Tak hanya memberikan santunan kepada keluarga Bharatu I Komang, Mensos Risma juga menyerahkan alat bantu ortosis atau penyangga alat gerak kepada Natasha Azzahra (10) yang memiliki kebutuhan khusus.
Ini merupakan bagian dari kegiatan Mensos di Palembang. Selain itu, Risma pun memberikan secara simbolis sembako kepada penerima manfaat (PM) disabilitas berbasis keluarga sebanyak 30 paket.
Baca juga: Berapa THR Gibran Rakabuming? Gaji 3 Bulan Walikota Solo Jadi Beras, Simak Rahasia Mobil Anak Jokowi
Polri Bongkar Pendana KKB Papua
Pelan-pelan terkuak siapa donor dana kelompok kriminal bersenjata alias KKB Papua sampai punya senjata mahal.
Memang sedikit mengehrankan bagaimana bisa KKB memiliki senjata tempur mahal semenetara sebagaian besar dari mereka tak bekerja.
Ya, Polri dalam hal ini berhasil menguliti hal tersebut usai pemerintah melabel KKB Papua sebagai kelompok teroris.
Hal itu memudahkan Polri dalam menelusuri jejak pendanaan KKB.
Mencari dalang penyokong pendanaan gerakan teror yang dilakukan KKB jadi salah satu poin target Polri dalam hal memberantas gerakan separatis yang mengancam jiwa warga sipil Papua, Indonesia.
Baca juga: KISAH Seram Segitiga Hitam Papua, Tempat KKB Terkejam Tinggal yang Jadi Target Operasi TNI dan Polri
Baca juga: KUMPULAN Ucapan Lebaran 2021 Terbaik, Cocok Dibagi Saat idul Fitri Melalui WhatsApp dan Instagram
Kepala Badan Intelijen Keamanan (Kabaintelkam) Polri Komjen Pol Paulus Waterpau menyebut pelabelan teroris terhadap KKB membuat pemerintah lebih mudah mengidentifikasi siapa pihak yang mendanai KKB.
Pada ranah tersebut ada ruang yang bisa dimasuki oleh Detasemen Khusus 88 alias Densus 88 Antireror Polri guna menanganinya.
Ia juga mengaku heran dengan KKB yang bisa membeli senjata dan kebutuhan lain padahal tidak bekerja.
"Memang aneh, tidak bekerja, tidak punya penghasilan tetap tapi bisa membeli senjata dan amunisi yang begitu mahal, itu (dananya) dari mana?" ucap Paulus mempertanyakan.Paulus menilai ada beberapa alasan dari mana sumber pendapatan KKBB sehingga bisa membeli senjata dan amunisi.
Pemerintah, kata dia, sedang berusaha mencari tahu siapa pihak yang ada di balik pendanaan untuk KKB.