Berita Samarinda Terkini
Pot Bunga Warna Merah Dipasang, Satpol PP Dukung Program 100 Hari Kerja Walikota Samarinda
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Samarinda, dibantu dengan aparat kepolisian dan TNI serta Organisai Perangkat Daerah.
Penulis: Muhammad Riduan | Editor: Budi Susilo
Sementara itu Walikota Samarinda Andi Harun, menuturkan bahwa penertiban PKL dan juga Parkir yang teratur menjadi progran 100 Hari Kerja dengan tujuan untuk menata Kota Tepian julukan Kota Samarinda.
Lanjutnya, bahwa kebijakan ini juga sebagai langkah awal membiasakan setiap warga Samarinda untuk menjaga keindahan dan ketertiban Kotanya sendiri.
"Rencananya ke depan akan menyiapakan tempat untuk relokasi PKL yang ditertibkan tersebut. Guna mewadahi mereka dalam membuka lapak dan berjualan," pungkasnya.
Strategi Menangkal Pedagang dan Parkir Liar
Berita sebelumnya. Pemerintah Kota ( Pemkot) Samarinda melalui Satuan Pamong Praja (Satpol PP) Samarinda dibantu Dinas Perhubungan Kota Samarinda kembali melakukan penertiban bangunan liar dan parkir.
Yakni yang dianggap mengganggu arus lalu lintas di sekitaran Pasar Pagi Jalan Gadja Mada, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur pada Kamis (18/5/2021).
Adanya pembongkaran paksa ini tentunya dikeluhkan para pedagang.
Mereka berdalih bahwa pemerintah tidak memberikan solusi, kemana mereka harus mencari lokasi baru untuk berdagang.
Baca Juga: Kebakaran di Jalan Mutiara Pasar Pagi Samarinda, Satu Rumah Ludes, Korban Lupa Kontrol Kompor
"Sudah pernah dibongkar, diperingatkan, dan kami sadar ini sudah melanggar aturan. Tapi dibongkar solusinya tidak ada. Jadi kembali lagi. Harapannya pemerintah membongkar. Yah, beri solusi kami harus kemana," kata Isna (40), seorang pedagang buah yang ditertibkan kepada Tribunkaltim.co.
Begitupun para jukir yang sehari hari mengais rezeki dengan mengandalkan jasa parkir mengaku bingung harus mengarahkan parkir kemana.
Imbasnya, pemasukan mereka yang diakui menurun lagi, melainkan sudah anjlok.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bergantung dari profesi mereka sebagai juru parkir.
Baca Juga: BREAKING NEWS Kebakaran Rumah di Jalan Mutiara Pasar Pagi Samarinda, Api Membesar Diterpa Angin
"Motor cuma dua ribu, mobil tiga ribu, dulu sehari bisa Rp 200 ribu, sekarang dapat Rp 50 ribu saja sudah sangat syukur. Apalagi mobil sudah tidak boleh di sini (pinggir Jalan Gadja Mada,red)," keluh Nobek (45) salah seorang Jukir setempat.