Berita Nasional Terkini
6 KKB Berhimpun di Distrik Illaga Puncak Papua, TNI/Polri Deteksi 70 Orang Bawa Senjata Api
Bocor! 6 KKB berhimpun di Distrik Illaga Puncak Papua, TNI/Polri deteksi 70 orang bawa senjata api.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO - Enam kelompok kriminal bersenjata ( KKB) diketahui berhimpun di Distrik Ilaga, Puncak, Papua baru-baru ini.
Masih belum diketahui apa tujuan kelompok teroris itu berkumpul di salah satu kawasan berjuluk Segitiga Hitam Papua.
Dari informasi yang didapat TNI/Polri kelompok teroris Papua itu berkumpul dalam jumlah besar.
Ada sekitar 150 anggota KKB Papua yang terdiri dari 6 kelompok, 70 orang di antaranya memanggul senjata api.
Baca juga: Potret Gigih Anggota KKB Papua, Kena Tembak TNI/Polri Masih Sempat Kabur Bawa AK-47 Rekan yang Tewas
Dilansir Kompas.com Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyatakan, terdapat enam Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) yang berkumpul di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak.
Wilayah tersebut merupakan basis KKB pimpinan Lekagak Telenggen. Berkumpulnya enam KKB itu membuat suasana di Kabupaten Puncak tak kondusif.
"Yang berada di Ilaga itu dari Puncak Jaya, Pilia (Jayawijaya), Sugapa (Intan Jaya), Paniai, Kuyawage, dan Lanny Jaya," ujarnya di Jayapura, Kamis (20/5/2021).
Fakhiri memastikan, aparat keamanan telah menghitung jumlah anggota KKB dari enam kelompok tersebut dan senjata api mereka.
Hal ini telah dilaporkan ke pemerintah pusat. Fakhiri yakin aparat gabungan di sejumlah titik rawan bisa mengatasi enam KKB tersebut.
"Dari enam kelompok yang sedang berkumpul di Ilaga, yang aktif sekitar 150 orang, tetapi kalau dengan peserta cukup besar," kata dia.
"Dari 150 anggota KKB, mereka memegang sekitar 70 senjata api," sambung Fakhiri.
Baca juga: UPDATE Jadwal Acara TV Jumat 21 Mei 2021, SCTV Ada Dari Jendela SMP, Sinetron Ikatan Cinta di RCTI
Fakhiri menjelaskan, awalnya enam KKB itu bergabung dengan masyarakat Kabupaten Puncak yang sebagian menjadi simpatisan.
Hal ini membuat aparat keamanan sangat berhati-hati menangani mereka.
"Dari enam kelompok yang sedang berkumpul di Ilaga, yang aktif sekitar 150 orang, tetapi kalau dengan peserta cukup besar. Makanya kita berusaha memisahkan kelompok itu dari masyarakat," kata Fakhiri.