Virus Corona di Tarakan
Vaksin AstraZeneca Diberikan ke Lansia Purnawirawan Kodim 0907 Tarakan
Pagi-pagi sekali, Sumarlin perempuan berusia 52 tahun ini bersiap-siap menuju Kodim 0907 Tarakan.
Ini adalah vaksin dosis pertama yang dilaksanakan hari ini. Ia mengajak masyarakat untuk tak takut vaksinasi jika mendapatkan kesempatan. Karena tidak semua bisa dapat kesempatan menjalani vaksinasi.
"Selagi halal dan aman. Ini untuk mencegah Covid-19. Apalagi kalau ada yang gratis di masyarakat pasti antusias. Cuma kan kita tahu vaksinnya terbatas," ungkapnya.
Ia melanjutkan, berangkat dari kediamannya tadi pagi sekitar pukul 07.45 WITA. Sengaja datang satu jam lebih cepat agar bisa mempersiapkan diri dan fisik.
"Jadi tiba tadi saya gak buru-buru dan masih ada waktu menenangkan diri sebelum divaksin," ungkap perempuan tiga anak ini.
Kesan Setelah Divaksin AstraZeneca
Rasanya usai divaksin, kata Sumarlin, seperti disuntik pada umumnya. Tak ada kekhawatiran. Ia percaya vaksin AstraZeneca yang disuntikkan ke tubuhnya aman dan tak berbahaya.
Sebelumnya ia juga sudah sering kali googling untuk mencari informasi mengenai vaksin lansia. Ia memperoleh informasi AztraZeneca lebih cocok untuk usia di atas 40 tahun.
"Rasanya gak seperti dibayangkan.
Saya percyaa gak mungkin gak bagus dikasih ke kita. Memang setelah saya baca-baca berira, kalau jenis ini tidak cocok untuk usia 40 tahun ke bawah, justru cocoknya ke lansia," akunya.
Ia tak menampik juga membaca efek samping dari AstraZeneca. Namun ia meyakini bahwa itu hanya persoalan kondisi kesiapan fisik. Jika fisiknya sehat maka tak akan mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
"Saya juga harus update terus informasi ini. Karena dua duanya anak saya di luar Tarakan kuliah. Saya tidak tahu harus tanya sama siapa jadi ya update lewat berita internet dan YouTube," beber istri dari Sujianto ini, yang juga merupakan pensiunan Kodim 0907 Tarakan.
Berbeda dengan Sumarlin, Suanto salah seorang purnawirawan Kodim 0907 Tarakan mengakui ia tak tahu sama sekali jenis vaksin yang disuntikkan kepadanya hari ini. Menurutnya jenis apapun itu ia percaya itu vaksin terbaik.
Pria yang sudah memasuki masa purna pada Januari 2014 lalu ini mengungkapkan, tak merasakan apa-apa usai divaksin. Padahal selama ini ia memiliki riwayat gula darah.
Namun ia yang memulai masa tugas di Kodim 0907 Tarakan pada 1997 lalu ini mengakui memang tiap hari ia rutin meminum obat gula darah dari dokter. Ia juga rutin melakukan kontrol (check up) ke dokter tiap dua minggu sekali.
"Kalau obat habis saya kontrol lagi. Dan hasilnya alhamdulillah hari ini gula darah saya dicek petugas tadi normal. Saya bisa lanjut divaksin," urai pria kelahiran 28 Oktober 1960 ini.
Ia mengakui sebelum ke lokasi vaksin, ia sarapan seperti rutinitas yang dilakukan setiap hari. Karena setiap hari minum obat, ia diwajibkan sarapan. Pria yang beralamat di RT 68 Kelurahan Karang Balik ini mengungkapkan perasaannya usai divaksin biasa saja.