Berita Samarinda Terkini
Lampu Penerangan Jalan Umum Jalur Alternatif Menyala, Penantian Warga Samarinda Terjawab
Ditutupnya jalur perlintasan Jembatan Mahkota II setelah adanya abrasi disusul longsor tepat di kolong jembatan pada Senin (26/5/2021).
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
Pasca abrasi, dikabarkan, pylon jembatan segmen Palaran mengalami pergeseran.
Hingga harus ditangani lebih lanjut, dengan mengukur kemiringan Jembatan, sampai menutup agar masyarakat tidak melintas.
Perihal pembukaan jalur di Jembatan Mahkota II, saat ini semakin tersiar, tetapi hingga kini waktu pasti dibukanya, belumlah diketahui.
Kepala Dinas PUPR Samarinda, Hero Mardanus saat dikonfirmasi awak media berkata bahwa jika Jembatan Mahkota II dibuka dan dapat dilintasi, bisa jadi ada opsi diberlakukan pembatasan kendaraan.
Maksudnya, hanya kendaraan ringan yang dapat melintas di jembatan sepanjang jalur 1,4 kilometer ini.
Sedangkan kendaraan beban besar tidak diperkenankan melintas.

"(Masih) Nunggu suratnya untuk dibuka. Intinya positif, dalam waktu dekat akan dibuka. Kalau dibuka ya masih kendaraan ringan, bukan truk (tonase besar)," ungkapnya, Selasa (25/5/2021).
Menyinggung terkait konstruksi jembatan, dia mengatakan bahwa saat ini masih dalam kategori aman.
Tetapi untuk kepastian lebih detail masih menunggu alat uji crack atau pengukuran keretakkan. Alat tersebut untuk memastikan cape pile pylon 7 jembatan.
"Iya ini ada satu yang diperiksa lagi, yang ada crack itu, di pylon ke tujuh itu diperiksa," tegas Hero Mardanus.
Penanganan pasca abrasi dan pengecekan konstruksi jembatan juga dilakukan PT Nindya Karya (Persero), kontraktor pelaksana proyek IPA Kalhol.

Rensi selaku penanggung jawab PT Nindya Karya menyampaikan bahwa pengecekan sudah dilakukan jauh hari sebelumnya, dari pengukuran tersebut dia berkata jika tidak ada pergeseran yang terjadi.
Namun untuk kondisi lebih rinci, dirinya tak dapat memastikan.
"Dari pengecekan berkala kami dengan metode pengecekan yang sama sebelumnya, itu tidak ada pergerakan. Tapi soal informasi adanya pergerakan (pylon) itu memang nanti ada beberapa metode lagi untuk memastikan lebih rinci," ungkapnya, Selasa (25/5/2021).
"Kalau kami sifatnya bantu pengecekan saja, karena kami ada patokan sebelum memulai pengerjaan (fisik proyek)," imbuh Rensi.