Berita Samarinda Terkini
Lima Tahun Jadi Lahan Kosong, Pemkot Samarinda akan Percantik Kawasan Sungai Karang Mumus
Sejak 2016 lalu, bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) yang berada di Jalan S. Parman, Samarinda Ulu, Provinsi Kalimantan Timur sudah ditertibkan dari ba
Penulis: Rita Lavenia |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Sejak 2016 lalu, bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) yang berada di Jalan S. Parman, Samarinda Ulu, Provinsi Kalimantan Timur sudah ditertibkan dari bangunan liar warga pendatang.
Lima tahun berlalu bantaran sungai tersebut masih sama seperti yang dulu, hanya lahan kosong tak berpenghuni meski sudah diturap oleh pemerintah kota.
Hal ini rupanya menjadi salah satu perhatian dari Walikota Samarinda, Andi Harun, untuk bagaimana agar sekitar sungai tersebut bisa dimanfaatkan.
Andi Harun mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan dinas teknis lainnya untuk memikirkan bantaran sungai tersebut akan diperindah seperti apa.
"Supaya indah dan menjadi destinasi. Kemungkinan akan kita buat seperti di Taman Odah Bekesah juga," paparnya.
Baca juga: Penertiban Bangunan di Bantaran Sungai Karang Mumus akan Lanjut, Sasar Segmen Pasar Segiri II
Sedangkan untuk para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang biasa berjualan di sepanjang jalan tersebut juga akan dibuatkan tempat khusus agar lebih tertata rapi.
"Ada tempat PKL, tapi di sisi lain ada space untuk bisa menjadi alternatif wisata masyarakat yang rapi dan indah," jelas Andi Harun.
Selain memperindah SKM, seperti sebelumnya diungkapkan And Haruni, akan segera memperindah sekitaran kolong jembatan yang berada di Kota Tepian ini.
Uniknya, menurut Andi Harun, untuk membuat taman-taman di wilayah tersebut tidak harus menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
"Kita upayakan cari partisipasi dari sponsor. Kalaupun tidak ada sponsor, kita ini kan ada 30 OPD (Organisasi Perangkat Daerah), kita urunan yuk. Mau sejuta atau Rp 200-500 ribu itu sudah cukup," ujarnya.
"Motivasinya begini, Rp 500 ribu mungkin tidak berat bagi pejabat struktural. Tapi begitu menjadi taman atau tempat yang indah tentu ada kepuasan hati bisa mempersembahkan kepada masyarakat," kata walikota kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini.
Baginya, hal tersebut adalah cara untuk melihat hal sederhana tapi sangat bermanfaat bagi masyarakat.
"Kadang ada sisi apa yang bisa dipersembahkan untuk masyarakat tidak perlu menggunakan APBD," tuturnya.
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Rahmad Taufiq