Berita Nasional Terkini
Pasien Covid-19 Bangkalan Meninggal tak Sampai 24 Jam Usai Dirawat di Rumah Sakit, Cek Sebabnya!
Pasien positif Covid-19 Bangkalan meninggal tak sampai 24 jam usai dirawat di rumah sakit, cek sebabnya.
TRIBUNKALTIM.CO - Hampir sebagian besar pasien terkonfimasi positif covid-19 di Bangkalan tak mampu bertahan lalu meninggal dunia.
Pasca mendapat perawatan di rumah sakit umum daerah ( RSUD) Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan.
Bukan karena fasilitas dan pelayanan yang buruk, namun lebih kepada perilaku masyarakat.
Mereka datang ke rumah sakit saat kondisinya benar-benar parah.
Hal itu berdasarkan hasil analisa manajemen rumah sakit mengevaluasi penanganan kasus covid-19 beberapa hari belakangan ini.
Simka informasi pasien positif Covid-19 Bangkalan meninggal tak sampai 24 jam usai dirawat di rumah sakit, cek sebabnya.
Selengkapnya dalam artikel ini.
Baca juga: BURSA TRANSFER Juventus: Tiga Jam Diskusi Sama Nedved, Ini Daftar Target Pemain yang Dibidik Allegri
Baca juga: Tsunami 29 Meter dan Gempa M 8,9 Berpotensi Sapu Jawa Timur, Datang dari Blitar, Cek Penjelasan BMKG
Dilansir Kompas.com, juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Agus Sugianto Zain mengungkap kondisi pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan.
Menurut dia, banyak pasien Covid-19 tidak bisa bertahan lama dan kemudian meninggal dunia usai mendapat perawatan.
Sebab, kata Agus, rata-rata pasien Covid-19 di Bangkalan baru bersedia ke rumah sakit ketika kondisinya sudah berat atau sangat parah.
Hal tersebut diketahui setelah pemerintah daerah melakukan koordinasi dan evaluasi terhadap manajemen rumah sakit.
"Awalnya, seminggu dua kasus meninggal, ini kan mempengaruhi zona karena ada rumusnya. Ini lebih dari itu, lebih dari dua. Dan presentasenya begini, dari 10 orang dari 15 orang yang meninggal, setelah dibawa ke rumah sakit (RSUD Bangkalan), kurang dari 24 jam dirawat, namun sudah meninggal," kata Agus, saat dikonfirmasi, Minggu (6/6/2021).
Ia menyebut, kesadaran masyarakat di Bangkalan memang masih sangat rendah terhadap adanya Covid-19.
Pihak rumah sakit juga tidak bisa berbuat banyak karena pasien cenderung enggan memeriksakan kesehatannya ke rumah sakit ketika tidak memiliki gejala berat. "Rumah sakit juga tidak bisa berbuat banyak, tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Agus.
Ia menilai, melonjaknya angka kasus Covid-19 dan angka kasus pasien Covid-19 meninggal ini banyak dipengaruhi oleh perilaku masyarakat sendiri.
Baca juga: Cuma 10 Menit! Inilah Daftar Resep Makanan Enak yang Cepat Saji dengan Nutrisi Lengkap
Menurut dia, masih banyak masyarakat yang menganggap kebal dengan virus corona hingga abai dengan protokol kesehatan serta mengabaikan kondisi kesehatan mereka sendiri.
"Ini kan menyangkut perilaku, tentang nilai-nilai kesehatan. Artinya ketika sakit parah, masyarakat baru datang ke rumah sakit," kata Agus.
Apalagi, rumah sakit di Bangkalan yang menangani pasien Covid-19 hanya ada tiga, yakni RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu dan dua rumah sakit swasta. Namun, kapasitas BOR di rumah sakit swasta juga terbatas, sehingga mayoritas pasien dibawa ke RSUD Bangkalan.
Ketika sudah tidak mampu menampung pasien Covid-19, maka pasien dirujuk ke rumah sakit di Surabaya.
"Karena yang ditunjuk memang cuma RSUD Bangkalan, tapi pemkab minta dukungan RS swasta, yakni RS Ngudia Husada dan RS Lukas. Itu pun kapasitas bednya terbatas," kata Agus.
Per hari ini atau Minggu (6/6/2021), ada 25 kasus pasien baru yang positif Covid-19, kemudian 2 pasien Covid-19 meninggal, dan 17 orang dinyatakan suspek corona.
Berdasarkan data akumulatif per tanggal 6 Juni 2021, jumlah yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Bangkalan sebanyak 1.779 orang.
Kemudian, jumlah pasien sembuh 1.520 orang, pasien Covid-19 meninggal 180 orang, dan kasus Covid-19 aktif 79 orang.
(*)
Editor: Muhammad Fachri Ramadhani