Cover Story
Jadi Relawan di PSC 199, Simak Kisah Sri Waty Devita Silalahi Saat Evakuasi Pasien Gawat Darurat
Jadi Relawan di PSC 199, Simak Kisah Sri Waty Devita Silalahi Saat Evakuasi Pasien Gawat Darurat.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Jadi relawan di PSC 199, simak kisah Sri Waty Devita Silalahi saat evakuasi pasien gawat darurat.
Tahukah Tribunners, jika saat ini hampir seluruh wilayah kota dan kabupaten di Indonesia memiliki layanan Public Safety Center atau PSC 199?
PSC 199 sendiri merupakan pusat koordinasi layanan kegawatdaruratan yang dibentuk berdasarkan instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2013.
Menurut seorang relawan di PSC 199 Balikpapan, Sri Waty Devita Silalahi, tim kegawatdaruratan ini biasanya melakukan evakuasi bagi pasien kecelakaan lalu lintas, banjir, hingga kebakaran.
Sri Waty Devita Silalahi yang juga merupakan perawat ini mengatakan jika dirinya telah bergabung dengan tim PSC 199 Balikpapan sejak 2 tahun yang lalu.
"Saya pribadi merasa lebih tertantang dan terpacu saat bertugas di lapangan. Karena di sana kita akan menemukan banyak hal baru yang belum tentu dapat kita temukan saat bertugas di rumah sakit (RS)," ujar Sri Waty Devita Silalahi.
Berbagi cerita dengan awak media, Sri Waty Devita Silalahi mengatakan jika pengalaman yang tak pernah ia lupakan datang dari kejadian saat dirinya tengah mengevakuasi pasien jantung beberapa waktu lalu.
"Kejadian bermula saat seorang keluarga datang masuk ke dalam rumah tanpa memberikan salam. Kebetulan pasien ini memang memiliki riwayat lemah jantung. Jadi saat bertemu, pasien ini langsung kaget dan mengalami henti jantung. Saat dirujuk ke RS, kami melakukan resusitasi jantung paru (RJP) di dalam ambulans. Meskipun tidak begitu efektif, tapi memang begitulah prosedur yang harus dilakukan saat berada di kondisi gawat darurat," jelas Sri Waty Devita Silalahi.
Kendati pasien tersebut tidak dapat diselamatkan, Sri Waty Devita Silalahi mengatakan jika dirinya sudah cukup puas karena telah memberikan upaya terbaiknya.
"Pengalaman lain yang juga tidak bisa dilupakan tentu saja saat pertama kali saya bergabung dengan dengan tim ini. Sering kali saat melihat pasien kecelakaan lalu lintas, kepala saya langsung pusing karena menyaksikan ada begitu banyak darah dan luka besar," ujar Sri Waty Devita Silalahi.
Jika sudah demikian, dirinya akan berusaha untuk menyingkir sejenak dan mengambil napas dalam, sebelum kembali melakukan tugasnya.
"Karena kalau panik, tentu kita akan langsung blank dan bingung harus melakukan apa saja. Jadi memang saat dalam kondisi darurat, hal paling penting adalah menenangkan diri," ungkap Sri Waty Devita Silalahi.
Kendati pekerjaan itu diakui Sri Waty Devita Silalahi cukup berat dan menyita waktu, wanita 26 tahun tersebut merasa beruntung karena dikelillingi oleh orang terdekat yang terus mendukungnya.
"Awalnya pasangan saya sempat berat hati, karena pekerjaan seperti ini pasti risikonya besar dan memakan waktu banyak. Namun, setelah diberi pemahaman bahwa ini adalah tugas dan tanggung jawab saya sebagai tenaga medis, akhirnya dia paham dan sekarang justu sangat mendukung saya dalam menjalankan profesi ini," pungkas Sri Waty Devita Silalahi.
Biofile Model
Nama: Sri Waty Devita Silalahi
TTL: P. Siantar 14 Mei 1995
Hobi: foto selfie
Pekerjaan: Perawat
Motto: Wanita yang kuat adalah wanita yg tersenyum di pagi hari seperti tidak menangis tadi malam
Instagram: @sridevitasilalahi
Fotografer: Dwi Ardianto
Lokasi Pemotretan: Tenis Indoor
(Dwi Ardianto & Bella Evanglista)