Berita Balikpapan Terkini

Siasati Pandemi Covid, Kopi Lekyuh di Balikpapan Bertahan dengan Konsep Take Away dan Kedai Mungil

Bincang santai takkan lengkap rasanya tanpa segelas kopi nikmat. Ada begitu banyak pilihan kedai kopi di Kota Balikpapan, salah satunya adalah kedai

HO/TRIBUNKALTIM.CO
Strategi bertahan di tengah pandemi, Kopi Lekyuh gunakan konsep take away dan kedai mungil. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Bincang santai takkan lengkap rasanya tanpa segelas kopi nikmat.

Ada begitu banyak pilihan kedai kopi di Kota Balikpapan, salah satunya adalah kedai kopi Lekyuh yang terletak di Gang Damai.

Diambil dari nama pemiliknya, Yuhri Achirul, Lekyuh sendiri bermakna Lek dalam Bahasa Jawa dan Yuhri.

Memulai bisnisnya pada tahun 2016 di car free day (CFD) Lapangan Merdeka setiap hari Minggu, Yuhri kala itu masih menjadikan usaha ini sebagai pekerjaan sampingannya.

"Selama 1,5 tahun saya belajar segala hal tentang bisnis kopi, mulai dari teknik membuat hingga manajemen bisnis. Saat itu memang peminatnya banyak sekali, akhirnya setelah itu saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan dan fokus ke bisnis ini," kenangnya.

Baca juga: 5 Rekomendasi Kedai Kopi yang Instagramable di Bontang, Pas buat Tempat Tongkrongan yang Cozy

Kendati demikian, seiring dengan berjalannya waktu, pria 29 tahun ini mengatakan jika perlahan penjualannya menurun dan tidak seramai ketika berjualan di CFD tersebut.

"Tapi saya bersyukur karena memiliki kesempatan untuk memulai bisnis ini benar-benar dari nol, sehingga mental saya pun terbentuk dan tumbuh bersama bisnis ini," ujarnya.

Setelah beberapa tahun menjalani bisnis tersebut, Yuhri sendiri kini telah memiliki formula unik yang digunakannya sebagai strategi di bisnis ini.

"Dari awal, saya tidak pernah melakukan promosi, bahkan ke teman-teman sekalipun. Karena saya tidak ingin pelanggan saya membeli kopi ini hanya karena mereka kenal atau dekat dengan saya. Sampai kemudian nama Lekyuh dikenal, baru akhirnya teman-teman saya tahu jika saya berjualan kopi," ujarnya.

Strategi yang ia gunakan ini ternyata berhasil.

Hal ini terbukti dari hasil penjualannya yang mencapai 100 cup kopi per hari dengan harga mulai dari 10 ribu hingga 25 ribu rupiah.

Baca juga: Sebagai Role Model, Kedai Kopi Sultan Tenggarong Beroperasi hingga Pukul 23.00 WITA

Keuntungan yang diraih Yuhri pun terbilang besar mengingat dirinya hanya menyewa sebidang tanah kecil di depan sebuah bengkel dan membangun booth mungil di lokasi tersebut.

"Sejak awal, konsep yang diusung oleh Lekyuh adalah take away, sehingga tidak membutuhkan tempat yang besar untuk dine in," ungkapnya.

Pada tahun 2019, Yuhri sebenarnya sudah berencana untuk membuka cabang dine in di tempat lain.

Namun dikarenakan pandemi, akhirnya pria asal Jawa Tengah tersebut memutuskan untuk menunda rencananya.

"Pilihan ini ternyata menjadi langkah tepat. Karena selama pandemi, pemerintah beberapa kali telah menutup rumah makan," kata Yuhri.

Ia pun menambahkan, sejauh ini dirinya belum berencana untuk melakukan franchise ke pihak lain, meski ia mengaku jika ada beberapa pihak yang berniat untuk membeli merek dagang Lekyuh.

"Hal ini saya lakukan karena saya tetap ingin menjaga orisinalitas dari rasa serta branding image LekYuh. Kalau melakukan franchise, kita harus ketat dalam melakukan quality control, bahkan meskipun rajin, akan ada saat di mana kita kecolongan.

Selain itu, saya tidak ingin ada ekspektasi tinggi dari pembeli merek Lekyuh. Jadi jika memang ada yang berniat membangun bisnis kopi sendiri dan butuh bantuan, saya akan berikan bantuan sharing pengalaman secara cuma-cuma," ucapnya.

Berita tentang Balikpapan

Penulis: Bella Evanglista | Editor: Rahmad Taufiq

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved