Berita Tana Tidung Terkini

Demam Babi Afrika Belum Ditemukan di Tana Tidung, Sosialisasi ke Warga Tetap Gencar

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanakan Kabupaten Tana Tidung, Ikhtaful Maskur mengatakan

Penulis: Risnawati | Editor: Budi Susilo
HO/PEMKAB BULUNGAN
Dinas Pertanian Bulungan, saat mengambil sampel serum dan darah babi ternak di Desa Long Yiin, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. 

"Kita berharap setelah sosialisasi, warga dapat melakukan desinfektasi kandang-kandang babi milik mereka. Dengan begitu, diharapkan pula tidak ada penularan penyakit dari desa lain," tuturnya.

Dia mengimbau agar masyarakat tetap waspada dengan menerapkan pola hidup sehat dan tidak terlalu khawatir.

"Lakukan desinfeksi terhadap peralatan dan alat angkut/kendaraan, alas kaki dan pakaian pada saat masuk dan keluar kandang/peternakan babi, untuk menghindari penularan virus," imbaunya.

Cara Pencegahan dari Balai Pertanian

Berita sebelumnya. Waspada wabah Demam Babi Afrika atau ASF, virus mematikan, ini pencegahan Balai Karantina Balikpapan

Pemerintah siaga wabah African Swine Fever ( ASF ) atau Demam Babi Afrika. Ancaman penyakit tersebut berasal dari beberapa negara di antaranya Asia, Afrika dan Eropa.

Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan ( OEI ) memberikan sinyal peringatan kepada Pemerintah Indonesia.

Karantina Pertanian Balikpapan yang memiliki Tupoksi dalam pencegahan masuk,

tersebar dan keluarnya Hama Penyakit Hewan Karantina ( HPHK ) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) menjadi salah satu garda terdepan dalam menghadapi ancaman ASF ini.

Selasa (19/11/19) Karantina Pertanian Balikpapan mengadakan sosialisasi kesiapsiagaan dini yang diselenggarakan di Aula Mahakam Karantina Pertanian Balikpapan.

Virus yang sedang diperbincangkan di khalayak ramai ini bersifat sangat menular pada ternak babi. Bahkan, dapat menimbulkan kematian yang tinggi.

Virus ini sangat mematikan pada babi, dengan tingkat kematian dapat mencapai 100 persen.

"Tentu saja menimbulkan kerugian ekonomi yang tinggi terutama bagi peternak babi," jelas drh Bambang Erman selaku narasumber dalam sosialisasi ini.

Kerugian besar dapat terjadi tentunya tidak terlepas dari populasi babi di Indonesia yang mencapai sekitar 8,5 juta ekor.

Tak hanya instansi terkait, diundang juga agen pelayaran dan pihak swasta demi terjalinnya kerjasama yang semakin mantap.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved