Berita Bontang Terkini

Soal Temuan Ratusan Tukik di Beras Basah, Pemkot Bontang Belum Ambil Sikap, Tunggu Koordinasi BKSDA

Potensi wisata sejak kemunculan ratusan tukik di Beras Basah, mulai dilirik Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Bontang.

Penulis: Ismail Usman |
HO/DISKOMINFO BONTANG
Kolase foto seekor tukik. Ratusan ekor tukik bisa dijumpai di objek wisata Pulau Beras Basah Bontang. 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG- Potensi wisata sejak kemunculan ratusan tukik di Beras Basah, mulai dilirik Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Bontang.

Namun potensi itu tak bisa dikelola secara maksimal lantaran Dispopar masih dibatasi regulasi yang ada.

Kadispopar Bontang, Bambang Cipto Mulyono menuturkan, pengelolaan wisata di Beras Basah masih menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim).

Agar pengelolaannya bisa lebih maksimal, pihaknya pun berencana akan melakukan koordinasi kembali dengan Pemprov Kaltim.

Hal itu untuk memastikan, potensi wisata Beras Basah itu bisa dikelola bersama atau tidak.

Baca juga: BKSDA Selamatkan Owa-owa dari Bencana Banjir Berau, Jenis Satwa Dilindungi Berusia Satu Tahun

Karena kendala sejauh ini, pihaknya bergerak secara terbatas dan kurang leluasa menentukan sikap.

Bahkan untuk menentukan rencana, apakah Pulau Beras Basah bisa menjadi tempat budidaya penyu sekaligus wisata juga harus menunggu sikap dari Pemprov Kaltim.

"Belum, pengelolaan di sana kan masih wewenang provinsi, makanya nanti kami koordinasikan," tuturnya, saat ditemui di Gedung Pendopo Rumah Jabatan Walikota Bontang, Senin (21/06/2021).

Terpisah, Sekretaris Kota (Sekkot) Bontang, Aji Erlynawati menuturkan jika keberadaan tukik di Pulau Beras Basah itu telah dikoordinasikan ke BKSDA.

Saat ini ratusan tukik itu kondisinya baik dan masih dalam pengawasan petugas.

Rencananya mereka nanti akan dilepas. Namun sebelum itu, Pemkot Bontang masih menunggu keputusan BKSDA.

Baca juga: 2 Ribu Ekor Tukik Dilepas ke Laut Dalam Peringatan Hari Konservasi Alam Nasional Tahun 2020 di Berau

"Kondisinya baik. Nanti akan dilepas semua. Tapi tunggu BKSDA dulu mengenai kelanjutannya," beber Aji Erlynawati.

Disinggung terkait potensi wisata dan budidaya penyu, Aji Erlynawati menuturkan jika hal itu masih perlu ditanyakan ke BKSDA.

Sebab yang mengetahui lebih jauh potensi itu adalah BKSDA.

Jangan sampai langkah pemerintah terkesan mendahului dari lembaga lain yang berwenang.

"Kita harus pastikan dulu. Apakah di sana bisa jadi tempat penyu bertelur atau ini hanya kebetulan saja. Jadi tunggu BKSDA," ucap Aji Erlynawati.

Jika hal itu memang berpotensi dilakukan, tentunya Pulau Sangalaki Derawan, Berau, bisa menjadi percontohan konsep wisata di Beras Basah.

Baca juga: NEWS VIDEO Monster Laut Selambai Lok Tuan Bontang, Berhasil Ditangkap BKSDA Kaltim di Sarangnya

"Itu kalau memang benar. Bisa dicontoh di sana. Tapi kan penyu di Beras Basah itu belum tentu berkelanjutan," kata Aji Erlynawati.

Diberitakan sebelumnya, penemuan ratusan telur penyu sisik di Wisata Pulau Beras Basah, Bontang menarik perhatian publik Bontang.

Ratusan telur penyu sisik itu ditemukan sebelumnya oleh salah satu warga bernama Anca.

Informasi keberadaan telur satwa langka itu sempat disembunyikan.

Namun setelah menetas menjadi tukik, Anca yang menemukan pertama kali itu langsung melaporkan ke Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Bontang.

Ramli, Kabid Pariwisata Dispopar menuturkan, keberadaan tukik di Pulau Beras Basah telah ditangani pihaknya.

Rencananya setelah melakukan koordinasi dengan Sekretaris Kota Bontang, ratusan tukik itu akan dilepas di perairan Beras Basah.

"Kami melaporkan ke Sekda dan ditindaklanjuti dengan langsung turun ke lokasi," tuturnya, Kamis (17/6/2021).

Dijelaskan Ramli, ratusan tukik itu saat ini kondisinya baik.

Pihaknya pun telah melepas 4 hingga 5 tukik sebagai simbolis.

Sementara sisa tukik lainnya masih menunggu arahan dari pihak terkait.

"Ada 4 atau 5 tukik yang dilepaskan secara simbolis. Sisanya belum dilepas karena pertimbangan usia tukik juga," jelasnya.

Saat ini ratusan tukik lainnya masih dalam pengawasan Dispopar, selanjutnya akan dilaporkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

"Sudah dilaporkan ke BKSDA. Ini masih nunggu keputusan selanjutnya gimana," ucapnya.
 

Berita tentang Bontang

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved