Mata Najwa

Di Mata Najwa Dokter Ungkap Covid-19 Banyak Dialami Kaum Muda, Sering Ditemukan Pasien Batuk Darah

Salah satu nara sumber, dr. Irandi Putra Pratomo, mengungkapkan ada perbedaan pada kasus lonjakan covid-19 kali ini.

Youtube Najwa Shihab
Najwa Shihab di acara Mata Najwa yang tayang Rabu 23 juni 2021. di tayangan in terungkap fenomena lonjakan Covid-19 kali in yang didominasi kaum muda 

TRIBUNKALTIM.CO - Acara Mata Najwa yang tayang Rabu (24/6/2021) malam mengangkat tema tentang melonjaknya kasus Covid-19.

Sejumlah tenaga kesehatan blak-blakan tentang kondisi penularan Virus Corona yang makin meninggi.

Salah satu nara sumber, dr. Irandi Putra Pratomo, mengungkapkan ada perbedaan pada kasus lonjakan covid-19 kali ini.

Terutama dari rentang usia penderita.

Kasus Covid-19 yang melonjak kali ini banyak didominasi oleh kaum muda  

Sebelum lonjakan Covid-19 terjadi, pasien dengan gejala berat di ruang intensive care unit (ICU) dipenuhi oleh pasien berusia tua dengan penyakit penyerta.

Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Ivermectin? Obat Cacing yang Disebut Erick Thohir Sebagai Terapi Covid-19

Namun kali ini, Covid-19 mulai banyak ditemukan di pasien berusia muda.

"Cuman makin ke sini saya lihat usia muda dengan atau tanpa komorbid pun bisa masuk ICU," kata dr. Irandi.

Sedangkan untuk pasien di ruang rawat biasa, pasien masih bercampur muda dan tua.

"Untuk tsunami kasus kali ini menjadi banyak pasien dengan usia muda, dengan atau tanpa komorbid," terang dr. Irandi.

"Itu yang harus kita hati-hati."

"Covid sepertinya tidak melihat usia," tegas dr. Irandi.

Pada segmen sebelumnya, dr. Irandi sempat mengungkit soal prosedur teropong paru menggunakan alat bronchoscopy yang dilakukan terhadap sejumlah pasien Covid-19.

Ia menjelaskan sekilas, prosedur tersebut dilakukan untuk melihat kondisi di dalam saluran napas.

"Tujuannya untuk satu, melihat saluran napasnya apakah ada dahak yang terkumpul," kata dr. Irandi.

Ia menambahkan, pada pasien Covid usia muda banyak ditemukan mereka yang mengalami batuk darah.

Sehingga dilakukan bronchoscopy untuk mengangkat darah di saluran pernapasan.

"Saya melihat polanya, pada tsunami kasus yang sekarang, pada usia muda, saya sering melihat pasiennya ini batuk darah," ujar dr. Irandi.

"Itu mungkin fenomena baru yang masih kita perlu dalami lagi, yang bisa kita evakuasi atau ambil darahnya melalui bronchoscopy," sambungnya.

Baca juga: Lonjakan Covid-19 di Kaltim Terjadi Selama Dua Hari Terakhir, 277 Kasus

Simak videonya mulai menit ke-10.35:

Covid-19 Melonjak, Pemerintah Didesak PSBB

Sementara itu, pemerintah diminta memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk atasi lonjakan Covid-19.

Usulan tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher untuk zona merah Covid-19.

Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com pada Rabu (23/6/2021), menurutnya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak efektif untuk menekan angka mobilitas masyarakat.

Akibatnya, lonjakan Covid-19 sulit dikendalikan.

Tak hanya PSBB, menurut Netty pemerintah harus memberlakukan lockdown.

“Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro terbukti tidak efektif menahan mobilitas masyarakat," kata Netty, kepada wartawan, Rabu (23/6/2021).

"Akibatnya lonjakan kasus Covid-19 sulit dikendalikan, pemerintah harus segera berlakukan PSBB, bahkan lockdown total,”

Netty menjelaskan, penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat akan mengendalikan pandemi secara efektif.

Bahkan, Netty berujar bahwa masyarakat harus dipaksa agar bisa disiplin dalam menerapkan prokes.

"Masyarakat harus dipaksa agar disiplin prokes melalui aturan yang ketat dan tegas," jelas Netty.

"Tanpa aturan yang tegas dan setengah hati, masyarakat yang sudah jenuh dengan keadaan pandemi akan abai dan tidak peduli."

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak di Balikpapan, Walikota Rahmad Masud Sebut PTM Terancam Mundur

Menurutnya, PSBB mampu menekan penjumlahan kasus Covid-19 seperti yang pernah dilakukan dulu.

"Opsi pemberlakukan PSBB seperti di awal pandemi harus diambil, PSBB ketat yang diterapkan di Jakarta dulu, terbukti mampu menurunkan angka kasus secara signifikan,” tambahnya.

JIka PSBB tak diambil, maka kasus Covid-19 di indonesia akan terus memburuk.

(*)

Berita tentang Mata Najwa

Berita ini telah tayang di Tribun Wow dengan judul Lonjakan Covid-19 Indonesia Menjerat Banyak Pasien Muda, Nakes: Sering Lihat Pasien Batuk Darah 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved