Cover Story
1 Juli Hari Bhayangkara, Retno Ariani Ungkap Ikhlas Jalani Cita-cita Sebagai Polwan Selama 10 Tahun
1 Juli Hari Bhayangkara, Retno Ariani Ungkap Ikhlas Jalani Cita-cita Sebagai Polwan Selama 10 Tahun
Tak disangka, Retno Ariani pun berhasil diterima dan mengikuti pendidikan Akpol hingga lulus pada tahun 2010.
"Pergolakan batin pasti ada, karena saat itu kondisinya saya memang berencana untuk melanjutkan kuliah S2 di luar negeri. Apalagi begitu masuk asrama, saya merasakan tekanan yang cukup berat dan harus bisa menyesuaikan diri. Karena selama masa pendidikan, perlakuan untuk taruna dan taruni hampir tidak ada perbedaan," jelas Retno Ariani.
Begitu lulus dari Akpol, wanita yang menggemari K-Pop ini, langsung mendapat penempatan dinas di Kepulauan Riau, Batam.
"Saat itu saya ditempatkan di Reserse Tipikor dan Krimsus, serta pernah menangani anak-anak dan perempuan yang menjadi korban trafficking. Karena Batam merupakan wilayah perbatasan, sehingga banyak sekali kasus seperti itu terjadi di sana. Tentu saja hal ini menjadi sesuatu yang baru dan sangat menarik buat saya," ujar Retno Ariani.
Setelah pindah dari Batam, Retno Ariani kemudian melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan kini telah di tempatkan di Polda Kalimantan Timur.
Selama berada di Kaltim, Retno Ariani pernah menjadi Kapolsek Batu Sokang selama 2 tahun, sebelum akhirnya ditempatkan di Direktorat Lalu Lintas, Kasi SIM Ditlantas Polda Kaltim.
Terkait dengan pengalaman menarik, ia mengatakan jika yang paling diingat adalah saat dirinya sempat membuat heboh rekan sejawat, lantaran dianggap hilang saat bertugas.
"Saat menjadi Kapolsek, saya pernah ikut mengantar logistik pemilu di Desa Rantau Layung, bersama dengan Ketua Panwas yang kebetulan seorang perempuan juga," cerita Retno Ariani.
Mengingat lokasi yang jauh dengan kondisi jalan yang rusak parah, kendaraan kedua wanita ini pun mogok di tengah perjalanan.
"Akhirnya kami memutuskan untuk mencari sungai yang lokasinya cukup jauh, sekitar dua kali turun gunung dari tempat kendaraan kami. Untungnya saat itu ada masyarakat, sehingga kami bisa menumpang dengan menggunakan perahu ke salah satu desa terdekat," lanjut Retno Ariani.
Dikarenakan ketiadaan sinyal, Retno Ariani pun tak sempat mengabarkan kondisinya yang kemudian membuat panik rekannya.
"Apalagi saat itu, kendaraan kami ditinggal begitu saja di tengah hutan. Baru keesokan harinya kami bisa bertemu dengan rekan-rekan yang mencari," kenang Retno Ariani.
Meski telah menjadi Polwan selama 10 tahun, penggemar musik K-Pop yang mengidolai Jungkook BTS ini mengaku ada kala dirinya merasa khawatir mengingat ia adalah seorang perempuan.
"Hal yang wajar jika ada ketakutan, karena bagaimana pun, kemampuan dan kekuatan pria dan wanita itu berbeda. Tapi saya percaya, jika segala sesuatu dijalani dengan iklas, pasti ada solusi," ungkapnya member Army Internasional ini.
Sedikit tips untuk generasi muda, khususnya yang bercita-cita menjadi Polwan. Ariani mengatakan jika persiapan fisik dan mental merupakan hal yang perlu diperhatikan.