Virus Corona

Selain Konsumsi Obat Dokter Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri Butuhkan 3 Vitamin Ini Agar Cepat Pulih

Vitamin yang cukup bagi tubuh orang umumnya hanya vitamin C dan vitamin D, bagi pasien isolasi mandiri membutuhkan asupan vitamin yang lebih banyak.

Editor: Ikbal Nurkarim
freepik.com/ siberianart
Ilustrasi vitamin untuk imunitas tubuh, pasien Covid-19 ssolasi mandiri butuhkan 3 vitamin ini agar cepat pulih 

TRIBUNKALTIM.CO - Penyebaran Covid-19 di Indonesia masih terus mengalami penambahan jumlah kasus.

Penyebaran virus Corona terjadi hampir di seluruh Indonesia.

Orang yang terpapar Covid-19 pun mengalami berbagai gejala.

Ada yang mengalami gejala berat, sedang bahkan ringan.

Orang yang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang biasanya akan diminta untuk melakukan isolasi mandiri.

Baca juga: Jalani Isolasi Mandiri Akibat Terpapar Covid-19, Kakak Beradik Meninggal Hanya Berselang Sejam

Tidak hanya sekedar menjaga agar tidak menularkan virus kepada orang lain, pasien isolasi mandiri juga harus menjaga daya tahan tubuhnya.

Selain obat dari dokter, pasien isolasi mandiri juga perlu menambah asupan dengan vitamin agar daya tahan tubuh dapat segera pulih.

Dilansir dari Kompas.com, penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Pasar Kemis, dr Kiki Maharani, SpPD mengenai vitamin yang dibutuhkan tubuh selama masa isolasi mandiri.

Vitamin yang cukup bagi tubuh orang umumnya hanya vitamin C dan vitamin D, bagi pasien isolasi mandiri membutuhkan asupan vitamin yang lebih banyak.

"Vitamin untuk isolasi mandiri sebenarnya yakni antioksidan seperti vitamin C, vitamin D atau vitamin E. Namun tetap menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh," jelas dr Kiki kepada Kompas.com, Sabtu (26/6/2021).

Dosis vitamin pada orang yang positif Covid-19 jauh berbeda dari pada orang biasa. Seperti dosis vitamin C pada orang biasa dapat mencukupi kebutuhan harian dengan 1 kali 500 mg.

"Berbeda untuk pasien Covid-19, dosis vitamin C bisa dua kali 500 mg, atau vitamin D dengan ukuran 1000 IU. Dosisnya saja yang berbeda," ujarnya.

Baca juga: Ditemukan Meninggal di Selokan, Ternyata Pasien Covid-19 Kabur dari RSUD Wonosari

Pentingnya Probiotik Pasien Covid-19 tidak hanya membutuhkan vitamin yang cukup, probiotik juga penting untuk proses pemulihan pasien isolasi mandiri.

Dr Kiki menjelaskan probiotik bekerja pada usus. Sehingga penting prebiotik untuk menjaga daya tahan tubuh khususnya pencernaan. Probiotik berfungsi untuk mempertahankan flora usus dari infeksi yang dapat ditimbulkan oleh virus Covid-19.

Hal ini karena virus corona tidak hanya menyebar melalui udara, namun juga dapat mengontaminasi makanan sehari-hari.

"Saat kita makan, makanan kita bisa saja dihinggapi virus, kemudian virus masuk ke dalam saluran pencernaan. Itu juga menjadi penyebab terkadang orang positif Covid-19 mengalami mual atau muntah bahkan diare," jelas dr Kiki.

Berjemur Paling Baik untuk Menghindarkan Tertular Covid-19

Menurut penelitian cara terhindar dari penularan Covid-19 adalah memperkuat imunitas.

Salah satu caranya dengan berjemur di bawah matahari.

Sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia untuk berjemur badan saat pagi hari.

Apalagi, kasus Covid19 melonjak seperti saat ini, makin banyak orang yang berjemur setiap hari.

Berjemur dan mendapatkan cahaya matahari pagi dipercaya membawa banyak manfaat bagi tubuh termasuk menambah imunitas.

Baca juga: FAKTA-fakta Vaksin Covid-19: Orang yang Sudah Divaksin Masih Bisa Tertular, Tapi Virusnya Sedikit

Itulah yang orang cari demi bisa memperkuat diri agar tidak terpapar virus corona

Biasanya, banyak orang mulai keluar rumah dan berjemur pada jam tujuh pagi atau sebelum dan setelahnya, dengan pertimbangan sinar yang ada belum terlalu terik sehingga tidak menyengat di kulit.

Namun, ternyata itu adalah waktu yang kurang tepat untuk berjemur.

Pemahaman yang keliru ini justru disebut tidak akan banyak mendatangkan manfaat yang orang cari, sebaliknya risiko gangguan kesehatan malah bisa didapat.

Ahli gizi komunitas dr. Tan Shot Yen mengungkapkan hal tersebut melalui sebuah video di akun YouTube-nya. Menurutnya, waktu yang tepat untuk menjemur badan di bawah sinar matahari adalah sekitar pukul 10.00, bukan lebih pagi dari itu.

Baca juga: Dianissa Rachman Puteri Indonesia Kaltim 2020 Ajak Warga Samarinda Ikuti Vaksinasi Covid-19

"Yang kita butuhkan sebetulnya adalah ultraviolet B. Ultraviolet B ini gelombangnya lebih pendek. Itu sebabnya, kita harus tunggu sedikit mataharinya naik. Jadi, kita di khatulistiwa, jam 10 sudah ada. Itu adalah alasan kita jemurnya jam 10.00," kata Tan.

Menurut Tan, dalam berjemur juga tidak perlu berlama-lama, cukup selama 15-20 menit, mengingat sinar matahari juga sudah cukup panas. Semakin banyak permukaan kulit yang terpapar sinar matahari di waktu ini, disebut Tan semakin baik pula hasilnnya.

Untuk itu, Tan mengimbau, bagi perempuan yang mengenakan jilbab atau kerudung, jika ingin berjemur matahari sebaiknya dilakukan di rumah agar ultraviolet B yang mereka cari dapat secara langsung mengenai permukaan kulit.

Tan menjelaskan, ultraviolet B yang sinar matahari bawa di pukul 10.00 akan bekerja bersama kolesterol yang ada di bawah permukaan kulit membentuk Vitamin D3.

"Jadi, ultraviolet B yang mengandung provitain B3 bersama kolesterol di bawah kulit kita akan membentuk vitamin D3. Nah, vitamin D3 inilah menjadi sumber kekebalan tubuh manusia," sebut dia. Selain itu, Vitamin D3 juga berfungsi untuk mencegah kanker dan penyakit autoimun.

Baca juga: Suspek Covid-19 di Perbatasan RI-Malaysia Meningkat, Aparat Desa di Kayan Hulu Isolasi Mandiri

Tapi, Tan menegaskan, berjemur matahari bukanlah untuk mematikan virus atau bakteri yang ada di dalam tubuh atau di permukaan kulit, melainkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh agar tidak mudah terserang virus.

"Cahaya matahari enggak matiin virus. Kalau memang virusnya ada, tetep saja ada. Tetapi, cahaya matahari mengandung ultraviolet B," ujar Tan.

Sementara berjemur di pagi hari sekitar pukul tujuh saat sinar matahari masih redup, Tan mengatakan, justru berbahaya bagi kesehatan.

"Masih jam 7 pagi, jam 6, jam setengah 6, sudah ada matahari. Cahaya matahari bernama gelombang ultraviolet A itu bisa masuk ke permukaan Bumi. Nah, ultraviolet A ini yang hendak kita hindari justru, karena menyebabkan kanker dan kita tengarai menyebabkan keriput," tukasnya.

Pendapat serupa juga datanf dari peneliti Pusat Penelitian Kesehatan di California William B. Grant. Menurut dia, sinar UVA berperan penting dalam meningkatkan risiko melanoma dibandingan dengan UVB.

Melanoma adalah salah satu jenis kanker yang menyerang kulit. Sehingga, ketika matahari berada di langit bagian bawah yang berbatasan dengan permukaan Bumi atau laut, sinar matahari yang terpancar hanya UVA dan sedikit UVB.

"Waktu terjadinya kira-kira sekitar awal pagi hari atau sore menjelang malam hari," jelasnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 3 Vitamin yang Dibutuhkan bagi Pasien Isolasi Mandiri.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved