Peran BPBD Samarinda, Tangani Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 dan Bencana Banjir

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Hujan yang datang, tidak menentu, dan pasien meninggal dunia terpapar Covid-19 terus bertambah di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, sepekan terakhir membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus bersiaga.

Dituntut selalu siap siaga, BPBD Kota Samarinda saat ini juga fokus penanganan bencana non alam Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19.

Di lapangan, pihaknya harus memecah konsentrasi personel agar selalu siap menghadapi situasi khususnya kebencanaan.

Sekretaris BPBD Samarinda, Hendra AH, menjelaskan pihaknya saat ini juga fokus ke penanganan pandemi Covid-19.

Baca juga: Digelar di Masa Pandemi Covid-19, Puslatda di Samarinda Dipastikan Perketat Protokol Kesehatan

Serta harus bersiaga ketika dalam hal kebencanaan seperti banjir dan longsor.

Penanggulangan banjir, andai jika terjadi, juga turun lapangan.

Saat ini BPBD Samarinda memiliki tenaga kerja yang terbagi dari petugas lapangan dan ada penginput data di kantor.

"Nantinya kami juga akan berkoordinasi dengan relawan untuk tambahan tenaga jika terjadi banjir dan longsor," ungkapnya.

"Pemakaman pasien meninggal dunia Covid-19 juga kami harus bersiaga selam 24 jam," imbuhnya.

Daerah-daerah rawan banjir di Kota Tepian, julukan Samarinda, sudah terdapat petanya.

Pihaknya juga telah membuat kajian risiko bencana diseluruh kecamatan.

"Baru-baru ini (2 Juli) yang terjadi di kawasan Suryanata dan Antasari ada drainase yang tersumbat atau tidak lancar ditambah memang termasuk daerah rendah," tegasnya.

Jika banjir terjadi kembali maka pihak BPBD mau tidak mau, siap tidak siap harus tetap bertugas menangani dua bencana sekaligus dengan segala keterbatasan.

Selain kesiapan mental, sejumlah vitamin disiapkan agar kondisi anggotanya selalu bugar.

Mengimbangi dengan meminum suplemen dan vitamin.