Virus Corona di Balikpapan
Pasien Covid-19 Meningkat, Satgas Balikpapan Pertimbangkan Tenda Darurat di Rumah Sakit
Pemerintah Kota atau Pemkot Balikpapan mulai mempertimbangkan untuk mendirikan tenda darurat di halaman rumah sakit.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pemerintah Kota atau Pemkot Balikpapan mulai mempertimbangkan untuk mendirikan tenda darurat di halaman rumah sakit.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty menyebut opsi itu akan dilakukan apabila lonjakan pasien terus terjadi.
"Sangat dimungkinkan (buka tenda darurat) di halaman semua rumah sakit yang menangani pasien Covid. Kalau memang tidak terkendali," ujarnya, Jumat (9/7/2021).
Keberadaan tenda tersebut sangat dibutuhkan agar pasien Covid-19 yang terus berdatangan bisa mendapatkan perawatan.
Pasalnya, kondisi tingkat keterisian rumah sakit sudah seratus persen, baik di ruang isolasi juga ICU Covid-19.
Baca juga: Kasus Corona Melonjak, Ruang ICU Covid di Semua RS Balikpapan Penuh, Rencana Siapkan Tenda Darurat
Menurutnya, sudah terjadi ketidakseimbangan antara kecepatan kasus penularan positif dengan kecepatan rumah sakit mengkonversi kamar-kamarnya.
"Keterisian di rumah sakit sudah seratus persen. Kalaupun ada yang keluar dari ICU misalnya, itu enggak lama terisi penuh lagi. Paling beda di jamnya saja," ungkapnya.
Tak hanya di rumah sakit, kondisi itu juga rupanya terjadi di tempat isolasi terpusat pasien Covid-19.
Keterisiannya sudah di ambang batas. Misalnya pada Hotel Grand Tiga Mustika (GTM) yang disiapkan Pemkot Balikpapan.
Dari 106 tempat tidur di 53 kamar yang disewa Pemkot Balikpapan sudah terisi penuh oleh pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri.
"Sekarang kita tambah, sewa 30 kamar yang masing-masing berisi dua tempat tidur. Jadi ada tambahan 60 tempat tidur," terangnya.
Baca juga: KSAD Jenderal Andika Perkasa Gerak Cepat Perangi Virus Corona, TNI AD Diminta Bangun Tenda Darurat
Kondisi tersebut juga berlaku di Embarkasi Haji. Ketersediaan tempat tidur untuk isolasi pasien Covid kian menipis.
Dari 300 tempat tidur sudah terisi 250, artinya hanya tersisa 50 tempat tidur bagi pasien Covid-19 isolasi mandiri.
Tentu butuh penambahan ruangan di sana, agar pasien yang hendak melakukan isolasi mandiri bisa tertampung.
Hanya saja gedung yang tersisa di embarkasi tinggal satu. Letaknya tak jauh dari tempat tenaga kesehatan tinggal.
"Selama ini tidak digunakan supaya tenaga kesehatan tidak terpapar. Tapi kalau masih terus terjadi lonjakan ya apa boleh buat, gedung itu digunakan," tandasnya. (*)