Virus Corona
Kelebihan Vaksin Moderna Hingga Dipakai jadi Vaksin Ketiga bagi Tenaga Kesehatan
Pemerintah akan menggunakan vaksin Moderna untuk vaksinasi ketiga tenaga kesehatan. Lantas apa kelebihan vaksin Moderna
Penulis: Januar Alamijaya | Editor: Ikbal Nurkarim
Sebuah studi terbaru menunjukkan vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna dapat memberikan perlindungan seumur hidup terhadap Covid-19.
Melansir Daily Mail, para peneliti menemukan bahwa orang yang menerima satu di antara dua dosis suntikan yang menggunakan teknologi messenger RNA (mRNA) memiliki respons kekebalan yang kuat dan terus menerus.
Terlebih lagi, vaksin menghasilkan antibodi penetralisir tingkat tinggi terhadap dua varian virus.
Artinya, penerima Pfizer dan Moderna dapat memiliki kekebalan yang bertahan lama, selama bertahun-tahun atau berpotensi seumur hidup mereka, dan bahkan mungkin tidak memerlukan booster.
Hal ini pertama kali dilaporkan oleh The New York Times.
"Ini pertanda baik terkati sebara tahan lama kekebalan kita dari vaksin ini," kata penulis utama Dr Ali Ellebedy, seorang ahli imunologi di Universitas Washington di St Louis kepada surat kabar itu.
Untuk penelitian yang diterbitkan pada Senin (28/6/2021) di jurnal Nature, tim merekrut 14 orang yang menerima kedua dosis vaksin Pfizer.
Di antara mereka, delapan orang sebelumnya telah terinfeksi Covid-19.
Para peneliti mengamati kelenjar getah bening, yang menghasilkan sejenis sel sistem kekebalan yang dikenal sebagai sel B memori.
Sel B memori mengunci permukaan patogen yang menyerang dan menandainya untuk dihancurkan oleh sel imun lainnya.
Mereka juga dapat beredar dalam aliran darah selama bertahun-tahun - bahkan puluhan tahun - dan sistem kekebalan dapat memanggil mereka jika ada infeksi lain.
Setelah seseorang terinfeksi Covid-19 atau divaksinasi, pusat germinal terbentuk di kelenjar getah bening, yang bertindak semacam 'kamp pelatihan' untuk sel B memori, menurut The Times.
Pusat ini membantu melatih sel B untuk mengenali urutan genetik virus serta varian apa pun dalam urutan ini.
Baca juga: Inilah Penyebab Singapura Tak Akui Warganya yang Gunakan Vaksin Sinovac, Berbeda dengan Indonesia
Tim mengambil sampel dari kelenjar getah bening lima kali - pada tiga minggu, empat minggu, lima minggu, tujuh minggu dan 15 minggu setelah dosis pertama.
Hasil menunjukkan bahwa bahkan empat bulan, penerima memiliki pusat germinal yang sangat aktif dan jumlah sel B memori yang mengenali virus tidak berkurang.