News Video

NEWS VIDEO Warganet Sebut Ambulans Pembawa Jenazah Covid-19 di Samarinda Dalam Keadaan Kosong

Berbagai macam tanggapan dilontarkan warganet, mengenai penguburan pasien terkonfirmasi Coronavirus disease (Covid-19) di Kota Samarinda, Kaltim.

Editor: Djohan Nur

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Berbagai macam tanggapan dilontarkan warganet, mengenai penguburan pasien terkonfirmasi Coronavirus disease (Covid-19) di Kota Samarinda, Kaltim.

Terlebih ketika hari Jumat (8/7/2021) kemarin, lonjakan kasus kematian, akhirnya harus membawa sekaligus 8 pasien yang meninggal dunia akibat virus ini.

Tetapi komentar miring malah melekat pada iring-iringan jenazah dan Tim Satgas dipimpin BPBD Kota Samarinda, yang akan melakukan penguburan ke TPU Raudhatul Jannah, Jalan Serayu, Tanah Merah, Kota Samarinda.

"Biar kelihatan horor yang meninggal 1 ambulannya bepuluh," tulis akun media sosial Facebook bernama Anwar.

"Ndak ada isinya cuma untuk laporan aja ke pusat," tulis warganet lain bernama akun Nur Khadijah Jhon.

Baca juga: PPKM Darurat di Balikpapan, Penumpang Bus AKAP Harus Tunjukan Hasil Negatif Covid-19

Tentu hal ini juga menuai reaksi dari keluarga pasien yang terpapar.

Sembari tersedu menahan tangis, Ibu Kiki yaitu salah satu kerabat pasien terpapar Covid-19, memberi tanggapannya.

Terutama pada warga Kota Samarinda pada khususnya, Ibu Kiki didampingi empat anggota keluarga lain menyampaikan, bahwa statement di masyarakat bahwa Covid-19 tidak ada, sesuatu yang direkayasa, untuk mengucurkan berbagai macam dana adalah tidak benar.

"Sesungguhnya Covid-19 itu ada, hari ini kami kehilangan salah satu anggota keluarga kami, ipar kami yang berusia 52 tahun setelah sakit 14 hari karena terpapar virus Covid-19," jelasnya, Sabtu (10/7/2021) hari ini.

"Jadi, kepada kawan-kawan atau masyarakat yang tidak percaya bahwa Covid-19 itu ada, inilah kami yang sudah kehilangan, d iluar sana, dibagian Kota Samarinda lain pasti akan merasakan ketika keluarganya kehilangan," sambungnya sambil tersedu-sedu.

Dia pun mengharapkan, agar yang belum terpapar bisa menjaga diri, menaati prokes dan menaati peraturan yang ada.

Tanggapan lain juga dilontarkan Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi saat menyambangi kamar jenazah RSUD AW Sjahranie dan menjadi imam salat jenazah Covid-19.

Sembari bergurau, Hadi Mulyadi memberikan komentar dengan bahasa daerah (Banjar) bagi warga yang tidak percaya adanya Covid-19 ini.

"Yaitu sebenarnya mereka percaya saja, cuman mucil (Bahasa Banjar artinya : susah dinasehati) saja. Jadi virus ini ada ya, kalau ada yang meninggal ada yang sakit bagaimana tidak percaya," tegasnya, Sabtu (10/7/2021) hari ini.

Dia pun menghimbau kepada masyarakat Kaltim waspada dan tetap melaksanakan protokol kesehatan (prokes), karena kemarin sudah puncak positif dengan mencapai 1000 lebih terpapar, membuat masayarakat harus tetap taat dalam prokes.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved