Virus Corona

Nasib Vino Bocah Asal Kubar yang Ditinggal Orangtua Karena Covid, Banyak Orang Penting Ingin Adopsi

Vino juga sempat menjalani isolasi mandiri di rumah seorang diri, karena dirinya juga dinyatakan postif Virus Corona.

TribunKaltim.co/Febriawan
Vino bocah asal Kubar yang ditinggal meninggal kedua orangtunya karena Covid-19 saat berjemur di teras rumahnya yang terletak di RT 04 Kampung Purworejo, Kecamatan Tering, Kutai Barat, Jumat (23/7/2021). setelah kabar tentang Vino viral banyak orang penting ingin mengadopsi 

TRIBUNKALTIM.CO - Kisah Alviano Dafa Raharjo atau Vino bocah asal Kubar mengundnag banyak simpati.

Bocah asal Kutai Barat (Kubar) itu ditinggal kedua orangtunya dalam waktu hampir bersamaan.

Kedua orangtuanya meninggal karena terinfeksi Covid-19.

Vino juga sempat menjalani isolasi mandiri di rumah seorang diri, karena dirinya juga dinyatakan postif Virus Corona.

Kisah Vino ini kemudian viral di media soasil.

Hingga mengundang simpati dari banyak kalangan. 

Baca juga: VIRAL Bocah Asal Kubar Isoman Seorang Diri, Susi Pudjiastuti Minta Alamat dan Bersedia Merawat Vino

Saat diberitahu bahwa kedua orangtuanya meninggal dunia, si kecil Vino melontarkan pertanyaan sambil menangis.

"Kok bisa meninggal, ayah dan ibu kan masih muda," ujarnya dikutip dari Kompas.com.

Diketahui, Ibu kandung Vino, Lina Safitri (31) meninggal dunia pada Senin (19/7/2021) pagi lalu.

Dan ayahnya, Kino Raharjo (31), juga meninggal hanya selisih sehari, pada Selasa (20/7/2021).

Margono menceritakan, almarhum Lina saat itu sedang mengandung 5 bulan.

Sementara suaminya, selama berprofesi sebagai penjual pentol keliling di seputaran kampung Muara Asa Barong Tongkok.

Saat menjalani isolasi mandiri bertiga, kondisi kesehatan orang tua Vino memburuk.

Mereka pun dirujuk ke RS HIS, sebab, ibu Vino diketahui memiliki penyakit penyerta asma.

"Informasinya Lina ini ada penyakit asma, dan memang tidak banyak diketahui sebelumnya," ungkap Margono kepada TribunKaltim.co.

"Duluan Lina dirawat di rumah sakit dijemput petugas medis pada 14 Juli.

Kemudian adik saya, Kino. Dalam perawatan, Lina meninggal 19 Juli, adik saya sehari kemudian 20 Juli.

Pas hari raya Iduladha kemarin," sambungnya.

Tak hanya ibu dan ayahnya, dari hasil swab PCR, sang anak pun terkonfirmasi positif Covid-19.

Vino pun harus menjalani isolasi mandiri hingga 26 Juli 2021 mendatang.

Sepeninggal orang tua, Vino yang sebatang kara terpaksa diisolasi di rumah sendiri.

"Sampai aman nanti tanggal 26 Juli.

Jadi Vino isolasi mandiri sendiri di rumah, depan televisi.

Tapi kami, keluarga dan tetangga tidur di teras depan rumah, selalu menjaga," ungkap Margono sedih.

Sejauh ini, Vino dalam kondisi sehat. Tetangganya ramai-ramai membantu Vino dengan mengirimkan makanan dan vitamin.

"Di sini banyak keluarga, keluarga besar. Alhamdulillah banyak bantuan warga sebagai donatur.

Dari banyak pihak mulai sembako dan pakaian. Kami tidak bisa sebutin satu per satu," jelasnya lagi.

Baca juga: Gubernur Kaltim Isran Noor Berniat Adopsi Vino Bocah Yatim Piatu di Kubar, Ini Tanggapan Keluarga

Susi Pudjiastuti dan Isran Noor Ingin Adopsi

Sejumlah tokoh menunjukan rasa pedulinya terhadap bocah malang asal Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur, Alviano Dafa Raharjo alias Vino (9).

Kisah Vino viral di media sosial dan media massa, akibat Covid-19 yang membuat ayah dan ibunya meninggal dunia.

Vino sendiri kini tengah menjalani masa isolasi mandiri di rumahnya seorang diri.

Kendati seorang diri tinggal di rumahnya, namun kepedulian warga sekitar, pemerintah setempat, termasuk tokoh negara terus berdatangan untuk Vino.

Kisah Vino sendiri mencuri perhatian banyak kalangan, termasuk Mantan Menteri KKP, Susi Pudjiastuti.

Susi Pudjiastuti, merasa iba dengan bocah bernama Vino yang berusia 9 tahun tersebut.

Baca juga: Manfaat Air Kelapa yang Jarang Diketahui, Bisa Untuk Cegah Covid-19?

Ia bahkan mengaku terharu dengan kisah Vino dan ingin memeluk Vino.

“Andai dekat saya bisa memeluknya,” tulis Susi Pudjiastuti di akun Twitternya (24/7/2021).

Ia juga menambahkan emoticon menangis.

Tak hanya itu saja, Susi Pudjiastuti juga siap merawat Vino tanpa harus diadopsi.

"Saya bersedia merawat tanpa harus diadopsi," sambung Susi Pudjiastuti di akun Twitternya.

Bahkan, Susi Pudjiastuti juga meminta alamat dan kontak yang dapat dihubunginya.

Kepedulian ditunjukkan mantan Menteri KKP, Susi Pudjiastuti kepada Vino, bocah asal Kutai Barat. (Capture Twitter Susi Pudjiastuti @susipudjiastuti)

Tawaran bantuan juga datang dari orang penting di Kalimantan Timur, yakni Gubernur Kaltim Isran Noor.

Isran Noor bersedia merawat Vino sebagai anak angkatnya.

Mantan Bupati Kutai Timur ingin mengadopsi Vino.

Bahkan jika Vino benar-benar mau diadopsi, Gubernur mengaku akan merawat dan memberikan pendidikan hingga perguruan tinggi.

"Sudah bicara dengan istri saya, saya ambil dia sebagai anak angkat saya sendiri.

Saya enggak mikir legal atau enggak legal, saya ingin anak itu bisa berkembang seperti biasa dengan kondisi saat selama ini dia baik-baik saja tidak merasa tertekan tidak merasa sedih," ucap Isran Noor ketika memberikan keterangan dalam acara Sapa Malam Kompas TV, Jumat (23/7/2021).

Sementara itu Paman Vino, Margono berterimakasih atas niat baik Gubernur Isran Noor.

Hanya saja pihak keluarga akan berbincang terkait keputusan Isran Noor.

Sebab hak asuh Vino saat ini berada di neneknya yang ada di Jawa.

"Kami selaku keluarga terimakasih ke pak Gubernur sekaligus mohon maaf sebesar-besarnya masalah itu pihak keluarga belum bisa memberikan sebuah jawaban.

Karena posisi Vino yang lebih berkuasa atas hak asuh itu mbahnya di Jawa.

Kalau masalah itu kami rundingkan dulu dengan yang berhak," ucapnya.

Rncana dirawat nenek di Jawa Tengah

Menurut Sang Paman, Margono, setelah sembuh dan usai menjalani masa isolasi, keluarga berencana membawa Vino pulang ke Jawa.

Tepatnya di daerah Sragen, Jawa Tengah, tempat sang nenek tinggal. 

Namun demikian, kata Margono, masih lihat kondisi dan situasinya terlebih dahulu.

“Ya kita tahu sendiri di Jawa juga masih masa pandemi covid-19. Rencananya memang mau diasuh sama mbahnya. Tapi dilihat nanti, ya sementara di sini dulu sama kami. Banyak keluarga di sini,” katanya.

Yang terpenting menurut Margono lagi, adalah yang terbaik bagi Vino, utamanya pendidikannya.

“Dia itu anaknya pintar, cerdas. Juga penurut. Kami sangat menyayangi dia. Ya kalau memang mbahnya minta pulang ke Jawa, nanti kita antarkan pulang. Tapi kita masih melihat kondisinya bagaimana nanti dulu,” imbuhnya.

Baca juga: KISAH PILU Vino, Bocah yang Jalani Isolasi Mandiri Sendirian Karena Ayah & Ibunya Wafat Akibat Covid

Kata Puan Maharani

Sebelumnya, kisah Vino juga menarik perhatian Ketua DPR RI, Puan Maharani.

Bahkan, politisi dari Partai PDI Perjuangan (PDIP) sampai meminta pemerintah agar mempercepat realisasi anggaran untuk penanganan Covid-19.

Tak hanya itu saja, Puan Maharani juga mendorong agar belanja tersebut satu di antaranya harus dipergunakan untuk perlindungan anak-anak Indonesia yang terdampak pandemi.

“Anak-anak adalah salah satu kelompok yang paling rentan dalam pandemi ini. Mulai dari mereka yang terinfeksi langsung, ditinggal wafat orangtua, sampai mereka yang belajarnya terganggu karena pandemi,” kata Puan terkait peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh hari ini di Jakarta, Jumat (23/7/2021).

Oleh karena itu, kata Puan, pemerintah harus memberi perhatian khusus terhadap anak-anak lewat serapan anggaran yang dipergunakan untuk melindungi anak-anak Indonesia dari dampak Covid-19.

“Perlindungan itu bisa dalam bentuk bantuan alat belajar online, santunan atau beasiswa bagi anak-anak yang ditinggal wafat orangtua mereka. Terlebih jika orangtua mereka adalah salah satu tenaga kesehatan yang gugur karena berjuang di garda terdepan menghadapi pandemi ini,” ucap Puan, seperti dilansir dari Tribunnews.com berjudul Ketua DPR Minta Anggaran Covid-19 Juga Digunakan untuk Perlindungan Anak.

Secara khusus Puan memberi perhatian kepada Vino, anak berusia 10 tahun di Kampung Linggang Purworejo, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, yang kehilangan kedua orangtuanya karena Covid-19.

Vino yang sekarang duduk di kelas 3 SD, kini sedang menjalani isolasi mandiri karena juga terinfeksi.

“Begitu mendengar berita tersebut, sebagai seorang ibu yang punya dua anak, hati saya pilu mendegar anak sekecil Vino sudah yatim piatu,” ujar Puan.

“Dalam kondisi seperti ini, negara harus hadir menjamin segala kebutuhan Vino dan anak-anak Indonesia lain yang mengalami nasib serupa,” imbuhnya.

Mantan Menko PMK ini melanjutkan, anggaran negara untuk penanganan Covid-19 memang penting untuk digunakan penanggulangan masalah kesehatan dan ekonomi rakyat terdampak pandemi.

Namun, katanya, belanja untuk perlindungan anak juga hal yang tak kalah penting.

“Berbicara anak-anak Indonesia hari ini adalah bicara nasib bangsa ke depan. Kalau anak-anak Indonesia hari ini banyak yang putus sekolah dan depresi karena pandemi dan menjadi yatim piatu, bangsa ini yang akan menerima dampaknya dua puluh atau tiga puluh tahun ke depan,” ujar Puan.

“Jangan sampai ada lost generation karena pendidikan anak-anak Indonesia hari ini terganggu akibat pendemi,” lanjutnya.

Puan menjelaskan, perlidungan terhadap anak-anak Indonesia juga selalu ditekankan Bapak Bangsa Bung Karno di awal-awal berdirinya republik. Bahkan, kata Puan, sang proklamator sempat membuat puisi untuk anak-anak Indonesia.

“Jikalau aku melihat matanya rakyat Indonesia di pinggir jalan. Apalagi sinar matanya anak-anak kecil Indonesia. Aku sebenarnya melihat wajah Indonesia,” ujar Puan mengutip puisi ‘Aku Melihat Indonesia’ karya kakeknya tersebut. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved