Virus Corona di Kaltim

Sambut Hari Anak Nasional, GPMB Gelar Workshop Bercerita, Bangkitkan Minat Baca Sejak Usia DIni

Dalam rangka Hari Anak Nasional 2021, yang selalu diperingati pada 23 Juli, Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kalimantan Timur mengadakan kegia

Penulis: Rita Lavenia |
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
Acara Workshop Bercerita digelar GPMB Kaltim di Taman Salma Shofa, Samarinda, Minggu (25/7/2021). Kegiatan ini diikuti oleh 15 guru TK dan SD dari Samarinda, Balikpapan dan Loa Janan. TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Dalam rangka Hari Anak Nasional 2021, yang selalu diperingati pada 23 Juli, Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kalimantan Timur mengadakan kegiatan Workshop Bercerita bagi guru TK dan SD di Taman Salma Shofa di Jalan Mugirejo, RT 17, Desa Kalan Luas, Samarinda-Kalimantan Timur, Minggu (25/7/2021).

Kegiatan tersebut dibuka oleh penampilan tarian dan puisi oleh Rachel Qathrina pada pukul 10.00 WITA.

Sebanyak 14 guru yang didominasi oleh guru SD yang berasal dari Samarinda, Loa Janan, hingga Balikpapan hadir dalam workshop tersebut dengan menghadirkan Ketua GPMB Kaltim, Safruddin Pernyata sebagai motivator dan Wakil Ketua GPMB Kaltim, Fitri Susilowati sebagai pemateri.

Dalam kegiatan ini para tenaga pendidik tersebut diajak untuk membuka kembali wawasan bagaimana cara mendongeng di depan anak didik mereka.

"Anak-anak suka ketika kita tampil ekspresif. Ajak mereka berinteraksi dengan kita," ucap Fitri Susilowati ketika memberikan materi dan praktik dalam kegiatan tersebut.

Baca juga: Hari Anak Nasional, Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali: Dampingi Anak Belajar di Rumah secara Sabar

Kegiatan berlangsung singkat namun diikuti antusiasme para tenaga pengajar tersebut, diakhiri dengan praktik mendongeng.

"Sebenarnya banyak yang ingin hadir dalam kegiatan ini. Namun kita masih ada di dalam masa pandemi. Jadi hanya 15 orang yang ikut hari ini. Next akan kita laksanakan kembali," ucap Fitri saat ditemui TribunKaltim.co usai memberi materi dalam kegiatan tersebut.

Sementara itu, Safruddin Pernyata selaku Ketua GPMB Kaltim mengatakan, kegiatan serupa harus terus dilaksanakan guna membangkitkan minat baca masyarakat Indonesia yang harus diasah dari usia dini.

Karena, menurutnya, saat ini kelemahan orang Indonesia adalah tidak memiliki ketrampilan berbahasa, berbicara, menulis dan mendengarkan.

Ia menjabarkan ketika orang tidak mau mendengarkan, maka akan selalu menang sendiri, dan karakter orang seperti ini akan sulit untuk membangun diri sendiri maupun lingkungannya.

Selanjutnya, ucap dia, Indonesia harus memiliki generasi yang bisa menulis.

Karena baginya ketika orang ingin pandai harus membaca, namun tidak akan ada yang bisa dibaca bila tidak ada yang bisa menulis.

"Kalau kita tidak memiliki penulis, tentu masyarakat kita akan membaca tulisan orang luar, dari itu saja kita sudah tertinggal," tuturnya.

Jadi, lanjutnya, dengan kita memiliki generasi penulis akan ada yang bisa dibaca, diomongkan dan didongengkan oleh orangtua maupun guru kepada anak didik.

"Kalau anak sudah tertarik dan mengikuti alur dongeng, masukan nilai pendidikan karakter, moral, kejujuran, kesetiaan, dan kepedulian yang saat ini semakin berkurang," beber Safruddin Pernyata.

Karena, katanya, bila generasi hanya dijejali oleh pengetahuan sains, maka mereka akan mengerti tetapi tidak akan memiliki kepedulian.

Apalagi, jelasnya, masa emas anak untuk berkembang adalah usia 1-5 tahun.

Dan, cara terbaik untuk menggali minat generasi penerus tersebut melalui nilai moral yang bisa ditanamkan ketika guru atau orangtua mereka berdongeng.

"Jadi harapan kita akan semakin banyak guru yang pandai berdongeng. Karena semangat anak-anak kita bagus, kecintaan mereka bagus, hanya saja masyarakat kita yang masih menutup mata akan potensi tersebut,
Karena seperti kata WR. Soepratman, bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia," tegas Owner Salma Shofa tersebut.

Begitupun Ketua Panitia, sekaligus Sekretaris GPMB Kaltim, Taufik, mengatakan kegiatan tersebut akan bersifat kontinyu dengan menyasar guru TK, SD hingga mahasiswa.

Ia juga menjelaskan sedikit sejarah berdirinya GPMB.

Di mana gerakan tersebut digagas oleh para pustakawan dari perwakilan tiap provinsi pada Oktober 2001 lalu di Istana Bogor, di bawah naungan Perundang-Undangan Nomor 47 tahun 2007 tentang perpustakaan.

"Jadi kita adalah mitra pemerintah untuk meningkatkan minat baca dan menghidupkan kembali budaya bertutur yang baik di kalangan anak bangsa," jelasnya.

Ke depannya, lanjut Taufik, tidak hanya kegiatan workshop berdongeng saja bagi tenaga pendidik, tapi juga akan melaksanakan kegiatan untuk mahasiswa dalam membangun sikap kritis mereka terhadap buku.

"Yaitu melakukan bedah buku, lomba resensi buku, dan sinopsis buku. Jadi kegiatan kita akan rutin namun karena masih dalam masa pandemi, kita akan laksanakan secara virtual," jelasnya.

"Jadi semoga dengan adanya GPMB, minat masyarakat kita dalam membaca akan kembali meningkat, Karena sejarah mencatat, negara yang maju tercipta karena minat baca masyarakatnya tinggi. Karena syarat utama memajukan SDM adalah tingginya minat membaca masyarakat itu sendiri," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved