Drama Korea

Dianggap Remehkan Gerakan Pro-demokrasi, The Blue House Tanggapi Petisi untuk Drama Snowdrop

Menanggapi hal itu, The Blue House telah merilis pernyataan sebagai tanggapan atas petisi nasional menolak penayangan drama JTBC mendatang, Snowdrop.

Editor: Diah Anggraeni
Koreaboo
Drama Snowdrop yang dijadwalkan tayang perdana pada paruh kedua tahun ini. Drama ini dibintangi Jung Hae In, Jisoo BLACKPINK dan Yoo In Na. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pada 26 Maret lalu, sebuah petisi dilayangkan ke Blue House alias Istana Kepresidenan Korea Selatan untuk menghentikan syuting drama berjudul Snowdrop.

Netizen Korea Selatan mulai mengkritik Snowdrop setelah bagian dari sinopsis tak resmi mulai beredar di internet.

Drama Snowdrop diduga akan memiliki cerita yang meremehkan gerakan pro-demokrasi.

Menanggapi hal itu, The Blue House telah merilis pernyataan sebagai tanggapan atas petisi nasional menolak penayangan drama JTBC mendatang, Snowdrop.

Baca juga: Dikenal sebagai Aktor Multitalenta, Inilah 10 Drama Korea Terbaik yang Dibintangi Lee Seung Gi

Snowdrop dijadwalkan tayang perdana pada paruh kedua tahun ini, ceritanya berlatar di Seoul pada 1987.

Jung Hae In berperan sebagai Soo Ho, seorang mahasiswa di universitas bergengsi yang suatu hari bergegas ke asrama wanita dengan berlumuran darah.

Jisoo BLACKPINK memerankan Young Cho, mahasiswi yang menyembunyikannya dan merawat lukanya meskipun menghadapi bahaya dan pengawasan ketat.

Yoo In Na berperan sebagai Kang Chung Ya, seorang ahli bedah di rumah sakit milik pemerintah.

Ketika bagian dari sinopsis mulai beredar secara online, kekhawatiran tentang potensi distorsi fakta sejarah muncul.

Berdasarkan informasi yang beredar saat itu, pemeran utama pria adalah mata-mata yang telah menyusup ke gerakan aktivis, sementara karakter pria lainnya adalah pemimpin tim di Badan Perencanaan Keamanan Nasional (NSP) namun digambarkan lugas dan lugas.

1987 adalah tahun kunci dalam gerakan demokrasi populer Korea Selatan yang mengarah pada pembentukan republik saat ini.

NSP akan menjadi bagian dari rezim otoriter pada saat itu.

Pada Maret, JTBC telah merilis pernyataan singkat yang mengklarifikasi konten dan maksud di balik drama tersebut, serta pernyataan yang lebih mendetail yang mengungkapkan informasi spesifik tentang plot drama untuk melawan kecurigaan tersebut.

Disebutkan dalam pernyataan The Blue House, pemohon dalam petisi berjudul "Penangguhan pembuatan film Snowdrop" menyatakan, "Ini menghina gerakan demokrasi dan berusaha untuk memuliakan Badan Perencanaan Keamanan Nasional (NSP)"dan meminta untuk menghentikan syuting drama.

Sekitar 220.000 warga menandatangani petisi.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved