Virus Corona di Nunukan
Imbas PPKM Level 4, Pedagang Bakso di Nunukan Terpaksa Jualan Snack Kerupuk
Imbas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, pedagang bakso di Nunukan terpaksa jualan snack kerupuk demi menambah omzet
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Imbas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, pedagang bakso di Nunukan terpaksa jualan snack kerupuk demi menambah omzet.
Seorang pedagang Bakso Cinta Damai di Nunukan, Sukimin mengaku sebelum adanya PPKM mikro yang membatasi jam operasional warung makan hanya sampai pukul 20.00 Wita, ia bisa menghabiskan 20 kilo mie ayam dari pukul 08.30-20.00 Wita.
Namun, selama adanya PPKM mikro bahkan baru-baru ini pemerintah berlakukan PPKM Level 4, omzet Sukimin menurun drastis.
Bagaimana tidak, meskipun ia buka warungnya sedari pagi pukul 07.30-23.30 Wita, 3 sampai 5 kilo mie tidak dapat ia habiskan.
"Lebih parah lagi pernah awal diberlakukan PPKM mikro, pukul 19.30-23.00 Wita, kami hanya dapat jualan dua mangkok mie ayam sama jeruk hangat jadinya hanya dapat Rp35 ribu saja," ujar Sukimin.
Baca juga: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, PPKM Level 4 di Nunukan Menunggu Arahan Presiden
"Tapi mau tidak mau kami tetap bertahan. Karena kalau warung tutup, kami buka dari nol lagi, terus nggak bisa makan," kata Sukimin kepada TribunKaltara.com, saat ditemui di sela aktivitasnya menyajikan mie ayam untuk konsumen, Rabu (4/8/2021), pukul 09.00 Wita.
Warung mas panjang, sapaan akrab Sukimin yang biasanya ramai dari pagi sampai malam hari, kini untuk mendapatkan Rp 300-Rp 400 ribu per hari saja terasa sulit.
Diketahui, warung Bakso Cinta Damai itu menyediakan menu bakso dan mie ayam. Harga per mangkok Rp 15 ribu. Kalau dengan tambahan telor ayam harganya Rp 18 ribu.
"Kalau dulu kami bisa habiskan 20 kilo itu sekira Rp 4 juta per hari. Itu masih kotor. Nah, selama PPKM mikro, apalagi PPKM Level 4 ini dapat Rp 300-Rp 400 ribu itu untung-untungan. Pagi begini pembeli masih lumayan, tapi agak sorean, habis salat Ashar mulai tidak ada sampai malam nanti. Jadi kami lebih banyak nganggur di tengah PPKM Level 4 ini," ucapnya.
Akibat omzet menurun, lantaran konsumen sepi, Sukimin terpaksa memberhentikan 3 karyawannya.
Baca juga: Bupati Nunukan Asmin Laura Akui Isolasi Mandiri Bagi Pasien Covid-19 tak Efektif
"Kami tidak ada pilihan lain lagi selain memberhentikan 3 karyawan sekaligus. Balik modal aja susah. Karyawan kami itu totalnya 6 orang. Jadi sisa 3 orang," ujarnya.
Menurutnya, alasan mengapa pembeli sepi, karena banyak konsumen yang lebih suka makan di tempat. Bahkan, tidak sedikit juga yang takut diswab Antigen di tempat oleh petugas yang melakukan penertiban protokol kesehatan di malam hari.
"Meskipun sistemnya mulai pukul 20.00 Wita take away, konsumen tetap takut sama Satpol PP dan Nakes yang setiap malam lewat melakukan penertiban. Kan kalau masih dilihat ada yang makan di tempat pukul 20.00 Wita, langsung swab di tempat. Makanya pukul 19.40 Wita kami sudah tidak melayani makan di tempat. Karena batas maksimal makan itu 20 menit," tuturnya.
Untuk menambah omzet warung baksonya, Sukimin terpaksa berjualan snack kerupuk.
Ia juga sempat mengeluhkan, di tengah PPKM Level 4 ini, ia masih harus membayar pajak ke daerah sebesar 10 persen.
Baca juga: Lahan Parkir Ambulans Puskesmas Nunukan Jadi Tempat Observasi Pasien Positif Covid-19