Airlangga Nilai Budaya Politik Sangat Penting, Penopang Tumbuhnya Demokrasi yang Lebih Berkualitas
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto saat berpidato di HUT ke-50 Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyampaikan tentang pr
Penulis: Diah Anggraeni | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menyampaikan, baru-baru ini The Economist Intellegence Unit (EUI) merilis tentang Democracy Indeks 2020.
Penilaian itu dilihat dari lima indikator, yaitu proses elektoral dan pluralisme (electoral process and pluralism), fungsi pemerintahan (functioning of government), partisipasi politik (political participation), kebebasan sipil (civil liberties) dan budaya politik (political culture).
Dalam laporan itu menyebutkan, Indonesia berada dalam kategori negara demokrasi yang belum sempurna (flawed democracy).
Dalam kategori fungsi pemerintahan (functioning of government), Indonesia dengan skor 7.5 menunjukkan kinerja lebih baik daripada kebanyakan negara di dunia (median 5.0).
Baca juga: Golkar Miliki Visi Negara Kesejahteraan 2045, Airlangga: Semangat Kebangsaan Harus Digelorakan
Untuk indikator proses elektoral dan pluralisme Indonesia menempatkan skor 7,85 yang menunjukan nilai yang baik.
Demikian juga dalam hal partisipasi politik kita pada skor 6,11.
"Kita mengalami penurunan dalam hal budaya politik (political culture) dan kebebasan sipil (civil liberties). Budaya politik sangat penting untuk menopang bagi tumbuhnya demokrasi kita agar lebih berkualitas. Masih ada dalam penilaian masyarakat kita yang kurang percaya dan bahkan tidak percaya terhadap efektivitas sistem demokrasi. Oleh karena itu, pendidikan politik secara mendalam harus terus menerus kita kembangkan, dari mulai tingkat elit hingga ke akar rumput," jelas Airlangga saat berpidato pada HUT ke-50 Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Selasa (10/8/2021).
Sementara dalam hal kebebasan sipil (civil liberties), bangsa Indonesia harus terus meningkatkan penghormatan atas kemajemukan, meningkatkan toleransi dalam kehidupan beragama, dan penghargaan terhadap HAM.
Baca juga: Airlangga Sebut Tren Kasus Covid-19 Menurun, Level 3 di Luar Jawa Boleh Belajar Tatap Muka
Partai Golkar berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan kualitas demokrasi yang ditunjukan dengan berbagai kebijakan dan program partai yang lebih terbuka, responsif dan demokratis.
Peningkatan kualitas kader partai ini salah satunya dengan menyelenggarakan pendidikan politik dengan materi
tentang kepemimpinan; geopolitik; sistem politik dan pemerintahan; kebijakan publik yang meliputi perumusan kebijakan publik, sistem pengganggaran hingga evidence based policy; pendidikan anti korupsi serta kemampuan komunikasi publik agar setiap kebijakan dapat bermanfaat dan diterima masyarakat secara luas.
Partai Golkar telah mendirikan Golkar Institute yang sebagai ikhtiar untuk meningkatkan kualitas kader dengan tiga pilar kemampuan, yaitu ekonomi, politik dan kepemimpinan.
"Pentingnya pendidikan politik dengan penguatan tiga pilar tersebut harus dilihat agar partai politik sebagai pilar demokrasi diharapkan dalam melahirkan SDM manusia, terutama meningkatkan efikasi atau ketertarikan masyarakat terhadap politik sebagai instrumen untuk transformasi politik bagi generasi muda ke arah lebih baik lagi di masa mendatang," tutupnya.