Virus Corona di Tarakan
Pemkot Tarakan Siapkan Isoter, Kapasitas Hanya untuk 100 Orang
Dalam kunjungan itu sempat dibahas mengenai isolasi terpusat yang disediakan pemerintah untuk warga terpapar Covid-19 dan berstatus orang tanpa gejala
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN – Belum lama ini Panglima TNI dan Kapolri berkunjung ke Provinsi Kaltara tepatnya di Kota Tarakan, Jumat (6/8/2021) lalu.
Dalam kunjungan itu sempat dibahas mengenai isolasi terpusat yang disediakan pemerintah untuk warga terpapar Covid-19 dan berstatus orang tanpa gejala (OTG).
Ini dibenarkan Walikota Tarakan, dr Khairul, M.Kes. Ia membeberkan untuk isolasi terpusat (isoter) sudah disiapkan.
Adapun pemilihan lokasinya yakni di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kaltara yang berlokasi di Kelurahan Juata Laut.
Nantinya untuk kategori yang bisa melakukan isolasi terpusat akan dilakukan seleksi bersama antara Tim Satgas Penanganan Covid-19 yang bertugas di tingkat kelurahan, RT siaga dan yang ada di puskesmas.
Baca juga: PPKM Level 4 Tarakan Diperpanjang, Walikota Tegaskan Tidak Ada Acara Kumpul-kumpul
“Mereka itu yang melihat nanti siapa saja yang bisa masuk isoter. Karena kapasitasnya infonya hanya 100 orang,” ujarnya.
Ia melanjutkan, jika melihat kapasitas dan dibandingkan dengan jumlah warga yang diperkirakan sedang menjalani isolasi mandiri baik terdata dan tak terdata bisa mencapai 2.000 orang bahkan lebih.
“Kalau mau dimasukkan dalam isoter itu kan tentu tidak cukup. Maka akan dipilah mana yang betul-betul bisa masuk di sana. Apakah yang OTG ringan dan secara ekonomi kurang mampu, rumahnya tidak layak isolasi maka itu yang mungkin bisa masuk di lokasi isoter,” beber Khairul.
Lebih lanjut Khairul mengatakan, dengan kapasitas 100 orang, nantinya akan disiapkan tempat tidur, bantal, kipas angin dan makanan.
“Untuk makanan lanjutnya, akan disiapkan tiga kali sehari. Dan makanan ditanggung berdasarkan donasi yang masuk saat ini,” ujarnya.
Baca juga: RS Bhayangkara Polda Kaltara Dipilih jadi Lokasi Isolasi Terpusat Covid-19 di Tarakan
Lebih lanjut dibeberkan Khairul, untuk anggaran isoter saat ini memang belum ada disiapkan karena kondisi APBD juga tak mendukung.
“Tapi misalnya penyediaan air, kipas listrik kan melekat di RS Bhayangkara. Mudahan RS Bhayangkara bisa menjadi rujukan Covid-19 sehingga kalau sudah jadi rumah sakit rujukan bisa klaim ke pemerintah anggarannya,” jelas Khairul.
Ia melanjutkan, masyarakat tidak bisa memilih untuk isoter, karena kebijakan isoter dipilih oleh tim satgas baik RT Siaga maupun yang bertugas di Kampung Trengginas. Semua akan diberdayakan untuk memantau.
“Mereka kan ada isolasi mandiri, mereka nanti dilihat oh ini tidak mampu, rumah tidak layak isolasi, memang prlu pemantauan lebih ketat. Tadi yang gejala ringan punya komorbid bisa diprioritaskan,” pungkasnya. (*)