Hari Kemerdekaan RI

Dibalik Alasan Jokowi Pakai Baju Adat Baduy Banten di Pidato Kenegaraan Sidang Tahunan MPR Hari Ini

Dalam sidang yang digelar sehari sebelum Hari Kemerdekaan RI ke 76 tersebut, Jokowi mengenakan baju adat Baduy Banten,

(YouTube/Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Badut Banten saat Sidang Tahunan MPR RI, Senin (16/8/2021). 

TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampil berbeda saat  Sidang Tahunan MPR RI, Senin (16/8/2021).

Dalam sidang yang digelar sehari sebelum Hari Kemerdekaan RI ke 76 tersebut, Jokowi mengenakan baju adat Baduy Banten.

Jokowi datang dengan pakaian serba hitam.

Tak ketinggalan ikat kepala warna biru yang merupakan ciri khas pakaian adat Banten 

Untuk diketahui, tiga dari empat kesempatan terakhir, Presiden Jokowi selalu mengenakan baju adat nusantara saat menyampaikan pidato Sidang Tahunan.

Baca juga: NEWS VIDEO Penampilan Presiden Jokowi saat Hadiri Sidang Tahunan MPR, Kenakan Pakaian Adat Baduy

Pada 2017, Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Bugis, lalu di 2019 mengenakan baju adat Sasak NTB, dan 2020 lalu mengenakan baju adat Sabu, NTT.

Pada 2018 lalu, Presiden Jokowi mengenakan pakaian formal dengan balutan jas.

Kini, pada Sidang Tahunan MPR RI, Presiden Jokowi kembali mengenakan pakain adat dan kali ini adalah baju adat Baduy, Banten.

Melansir Tribunnews dalam artikel berjudul Mengenal Baju Adat Baduy Banten yang Dikenakan Jokowi saat Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR Pakaian tersebut disiapkan oleh Jaro Saija, Tetua Adat Masyarakat Baduy sekaligus Kepala Desa Kanekes, Leuwidamar, Banten.

Jokowi mengaku menyukai pakaian adat Baduy tersebut lantaran memiliki desain sederhana dan simpel serta nyaman dipakai.

"Busana yang saya pakai ini adalah pakaian adat suku Baduy. Saya suka karena desainnya yang sederhana, simpel, dan nyaman dipakai," kata Presiden Jokowi sebelum menutup pidatonya.

"Saya juga ingin menyampaikan terimakasih kepada Pak Jaro Saija, Tetua Adat Masyarakat Baduy yang telah menyiapkan baju adat ini," ucap Jokowi.

Berdasarkan keterangan dari Kantor Staf Presiden, pakaian adat ini dipilih Presiden Jokowi sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan pada keluhuran nilai-nilai adat dan budaya Suku Baduy.

Setibanya di gedung MPR/DPR RI, Presiden Jokowi langsung disambut oleh sejumlah tokoh.

Yakni Wakil Presiden Maruf Amin, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPR RI Puan Maharani, dan Ketua DPD RI La Nyalla Mattaliti.

Sama seperti presiden, Wapres Maruf Amin juga mengenakan pakaian adat.

Maruf Amin mengenakan pakaian adat yang berasal dari Suku Mandar, Sulawesi Barat.

Sidang Tahunan MPR kali ini juga dihadiri oleh Presiden kelima Megawati Soekarnoputri dan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono secara virtual.

Selain mantan presiden, empat mantan wapres juga mengikuti jalannya sidang secara virtual.

Mereka yakni Try Sutrisno, Hamzah Haz, Jusuf Kalla, dan Boediono.

Lantaran masih dalam kondisi pandemi, tamu undangan secara fisik juga dibatasi, hanya 60 orang saja.

Lantas seperti apa pakaian adat Baduy Banten ini?

Baca juga: Koleksi Link Twibbon Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2021 Terlengkap, Ada Contoh Ucapan HUT ke-76 RI

Untuk diketahui, Suku Baduy hidup bersama alam di Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.

Mengutip laman Pemprov Lebak, wilayah Suku Baduy telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah daerah Lebak pada 1990.

Layaknya suku lain di Indonesia, Suku Baduy juga mempunyai baju atau pakaian adat.

Nama untuk pakaian adat yang dikenakan oleh masyarakat baduy laki-laki disebut jamang sangsang.

Baju inilah yang dikenakan Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan pada Senin (16/8/2021).

Baju yang dikenakan Presiden Jokowi berwarna hitam, lengkap dengan topi serta tas koja.

Baju tersebut merupakan Baju Adat Suku Baduy Luar, dikenakan oleh masyarakat Baduy yang telah tercampur budaya dari luar.

Baju ini berlengan panjang dengan cara pakai hanya disangsangkan atau hanya dilekatkan pada tubuh.

Pakaian atau baju adat ini menjadi ciri khas masyarakat karena warna dan desainnya yang sederhana.

Mengutip laman Indonesia Kaya, ada dua warna pakaian dalam baju adat masyarakat Baduy, yakni putih dan hitam.

Warna putih biasanya dikenakan oleh masyarakat Baduy Dalam yang belum terpengaruh budaya luar.

Suku Baduy Dalam sendiri merupakan suku asli Sunda Banten yang masih menjaga tradisi anti modernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya.

Warna putih pada baju diartikan dengan kehidupan mereka yang suci dan tidak terpengaruh budaya luar.

Sedangkan untuk baju warna hitam, biasanya dikenakan oleh masyarakat Baduy Luar, yang sudah terpengaruh budaya luar.

Pada bagian bawah atau celana, Suku Baduy hanya menggunakan kain biru kehitaman yang dililitkan pada bagian pinggang.

Baca juga: Daftar 64 Nama Anggota Paskibraka Serta 8 Calon Komandan Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI

Celana ini diikat dengan selembar kain yang berfungsi sebagai ikat pinggang, sedangkan di bagian atas, kain ikat kepala digunakan sebagai penutup.

Pada ikat kepala, juga ada perbedaan warna, yakni putih dan biru tua.

Warna putih diperuntukkan bagi Suku Baduy Dalam sedangkan biru tua bercorak batik menjadi ikat kepala yang digunakan Suku Baduy Luar.

Suku Baduy juga memiliki tas tersendiri yang disebut dengan tas koja, tas yang tak terpisahkan dari Suku Baduy.

Tas ini terbuat dari kulit pohon terep dan tas ini berfungsi sebagai tempat menyimpan perlengkapan yang dibutuhkan oleh suku Baduy. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved