Berita Balikpapan Terkini

Dukung Pengelolaan Ekosistem Mangrove, BRGM dan Unmul Sosialisasikan Program Kedai Reka

Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BGRM) RI melakukan sosialisasi program Kedai Reka.

Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO
Tangkapan layar pemateri webinar Kedai Reka, Sabtu (28/8/30).TRIBUNKALTIM.CO/HO 

TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN- Dalam rangka Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Delta Mahakam, Sabtu (28/8/2021), Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BGRM) RI melakukan sosialisasi program Kedai Reka.

Kegiatan yang dilakukan secara daring ini dihadiri oleh Prof. Esti Handayani Hardi, Dr. Haris Retno, Nurul Puspita Palupi, Ir. Rita Diana, dan Dermawati Sihite.

“Adapun kegiatan ini melibatkan banyak dosen dan mahasiswa yang mungkin punya minat pada ekosistem mangrove atau tertarik untuk bisa melakukan riset skripsi dan melakukan magang pada sektor ini,” ungkap Prof. Esti.

Ia juga menjelaskan ada 5 kluster yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dan kebutuhan masyarakat pesisir, khususnya yang berada di Kutai Kartanegara ini.

Di sisi lain, Dr. Haris Retno yang bertanggung jawab untuk kluster Pranata Hukum turut memaparkan materinya.

Baca juga: Tanam Bibit Mangrove di Delta Mahakam, Gubernur Isran Noor Yakini Persemaian Modern untuk Dukung IKN

Terkait dengan keterlibatan mahasiswa dalam kluster ini, ia menjelaskan bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan bagi mahasiswa lain yang ingin ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

“Kami memang sudah mengajak sejumlah mahasiswa untuk terlibat. Tapi jika memang ada mahasiswa lain yang ingin menjadi relawan, kami pun akan membuka kesempatan selebar mungkin.

Tujuan awalnya bukan hanya sedekar untuk memberikan referensi bagi tugas akhir saja, tetapi juga bagi proses pembelajaran mahasiswa itu sendiri,” ungkapnya.

Kluster selanjutnya dipimpin oleh Nurul Puspita Palupi yang berkenaan dengan pemetaan partisipatif dan sosial serta penyusunan profil desa mandiri peduli mangrove.

Menurutnya dalam kebutuhan pemetaan dan penyusunan profil tersebut, mahasiswa yang berpartisipasi akan dituntut untuk mampu berkomunikasi dan membangun hubungan dengan masyarakat.

Di sisi lain, Ir. Rita Diana menjelaskan beberapa hal dari kluster 4 yang berhubungan dengan peningkatan kesadaran mahasiswa dan pemuda terhadap keberadaan ekosistem mangrove.

Ia juga menjelaskan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, pernah terdapat lembaga yang turut mengurusi rehabilitasi mangrove namun gagal.

“Salah satu penyebab kegagalan tersebut adalah penanaman yang tidak sesuai dengan tempat tumbuh aslinya. Jika sudah mati seperti ini, justru akan merugikan dan meningkatkan emisi karbon.

Belum lagi beberapa patahan mangrove yang mati ini akan mengganggu produksi petambak di sekitarnya. Sehingga harapan kita dengan adanya kerja sama antar kluster ini, dapat semakin meningkatkan keberhasilan program pengelolaan ekosistem mangrove,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dermawati Sihite selaku Tim BRGM, turut mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan bersama dengan Unmul tersebut.

Baca juga: Susuri Kawasan Delta Mahakam dengan Kapal Wisata, Melihat Hutan Mangrove yang Mengalami Degradasi

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved