CPNS 2021
CPNS di Nunukan, Guru Honor di Krayan Kecewa Jadwal SKD Diundur, Biaya Perjalanan Capai Rp 1,4 Juta
Jadwal pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) guru PPPK diundur hingga 13-17 September 2021.
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Jadwal Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) PPPK guru diundur.
Kondisi ini tentu merugikan bagi puluhan peserta dari Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Sedangkan mereka sudah telanjur berada di Nunukan.
Mereka juga sudah mengeluarkan ongkos pesawat dan rapid yang tidak sedikit.
Bagi guru honor yang gajinya cuma dibayar Rp 500 ribu/bulan, ongkos perjalanan yang mencapai Rp 1, 4 juta, termasuk biaya pesawat, tes rapid dan kelebihan bagasi, tentu sangatlah mencekik
Sementara itu, pesawat sebagai satu-satunya moda transportasi yang memungkinkan bagi peserta dari Kayan untuk menuju ke Nunukan saat ini.
Baca juga: CPNS Kaltara, Seleksi PPPK Guru Diundur, Sekprov Sebut Kabupaten/Kota Siap Gelar Uji Kompetensi
Jadwal pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) guru PPPK diundur hingga 13-17 September 2021.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan menjadwalkan pelaksanaan SKD guru PPPK pada Senin (30/8/2021) kemarin.
Diundurnya jadwal pelaksanaan seleksi SKD guru PPPK membuat puluhan peserta dari Krayan, Kabupaten Nunukan menyampaikan kekecewaannya.
Saat ditemui di Nunukan, peserta tes guru PPPK asal Krayan, Bangau Frangki, mengaku kecewa dengan pengunduran jadwal tes SKD itu.
Bagaimana tidak, informasi pengunduran jadwal tes SKD baru diterima oleh mereka, saat Frangki dan 32 temannya sudah berada di Nunukan.
"Mungkin di tempat lain kalau jadwalnya diundur baik-baik saja. Kami di Krayan maksimal lima hari sebelum jadwal tes harus sudah di Nunukan. Karena untuk ke Nunukan transportasi satu-satunya pakai pesawat. Sementara jadwal penerbangan Susi Air terbatas," kata Bangau Frangki kepada TribunKaltara.com.
Baca juga: CPNS di Berau, SKD Digelar Mulai 9 September Khusus bagi Peserta dari Luar Daerah
Frangki yang sudah 11 tahun menjadi guru honor di SMPN 4 Krayan itu mengatakan, biaya transportasi yang mereka keluarkan dari Krayan ke Nunukan bukanlah angka yang kecil.
Apalagi dalam sebulan pendapatan Frangki dari profesinya tidak menentu.
Gaji paling besar yang pernah ia dapatkan sebesar Rp 500 ribu.