Virus Corona di Paser
Kisah Seorang Wanita di Paser Pakai Kostum Boboiboy, Terpuruk Saat Pandemi Covid-19
Siapa sangka dibalik kostum Boboiboy yang sering dilihat di traffic light, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser
Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Siapa sangka dibalik kostum Boboiboy yang sering dilihat di traffic light, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur, merupakan seorang wanita.
Sering kali, dengan penampilan yang lucu, imut, sembari menari dengan lincah mengikuti irama musik.
Badut dengan kostum Boboiboy ini dapat mencuri perhatian pengguna jalan pada Minggu (5/9/2021).
Namun dibalik kostum yang dikenakan dengan tujuan menghibur sepasang mata memandang, ada cerita menggugah hati yang dilakoninya tiap hari.
Baca juga: Dapat Jatah Vaksin Terbanyak di Kaltim, 610 WBP Rutan Tanah Grogot Jadi Sasaran Vaksinasi Tahap II
Nur Ika Agustina namanya, wanita tangguh yang berada di balik kostum Boboiboy, Ia biasanya menghibur Ba'da Ashar, dan bergegas pulang sebelum fajar.
Wanita single parent ini memiliki 4 orang anak, dibalik pekerjaannya mengumpulkan pundi-pundi rupiah yang diberikan para dermawan.
Ia tidak merasa malu dengan pekerjaan yang dilakoni, sekalipune membeberkan identitas aslinya.
"Saya bangga dengan pekerjaan ini. Nggak canggung sama sekali. Kalau malu, siapa yang beri makan," timpal Ika.
Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Pemkab Paser Gencarkan Vaksinasi untuk Ibu Hamil dan Pelajar
Penghasilan tiap harinya pun tidak menentu, terkadang Ia menghasilkan Rp.100 ribu per harinya, namun Rp 50 ribu harus ia setorkan, karena kostum yang dikenakan juga disewa dari orang lain, dan dibayar per sekali sewa.
Sosoknya tangguh dan supel, saat berbincang, Ika terlihat sangat ceria, tak ada raut kesedihan maupun penyesalan yang terpancar di parasnya.
Ika melakoni pekerjaannya "Manusia Badut" sejak pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) pada Maret 2020 lalu.
Tak pernah terpikirkan untuk malas dan gengsi pada pekerjaannya, yang terpenting baginya membuat anak-anaknya dapat tersenyum dan tercukupi untuk makan setiap harinya.
"Anak-anak juga tidak malu, bahkan saat pulang mereka bertanya, mama capek ya?, jadi mereka tahu apa yang saya kerjakan. Memilih badut ini atas kemauan sendiri," kata wanita kelahiran Agustus 1990.
Tak hanya stay di traffic light Jalan Ahmad Yani, Ika juga kerap diminta menghibur saat perayaan ulang tahun. Sekali tampil, bayarannya juga lumayan, dengan nilai Rp.350 ribu.
Ia mengaku pernah berada dititik terendah, tidak mampu membayar sewa rumah senilai Rp 600 ribu selama 7 bulan, yang dialami pada awal pandemi Covid-19.
Ika harus bekerja keras, memutar otak mencari uang, melunasi sisa pembayaran dan mencari tempat tinggal yang baru.
Sebelumnya, Ika pernah bekerja di tempat laundry, pelayan di kedai kopi, ojek penumpang dan kurir, hingga sekarang bekerja untuk menghibur orang dengan menjadi manusia badut.
"Sebenarnya ada penghasilan laundry, cuman kadang pelanggan bayarnya per tiga kali nyuci, jadi apapun pekerjaannya selama itu halal, saya jalanin tanpa canggung dan rasa malu," tegasnya.
Saat ini Ika bersama dua anaknya tinggal di kios laundry tempat dia bekerja daerah Desa Senaken, dengan fasilitas terbatas dan tidak ada toilet.
Sehingga untuk mandi dan buang air, Ia harus ke Langgar (Musholla) yang tak jauh dari tempat tinggalnya, Ika tidak berhenti berusaha dan berdoa agar kedepannya mendapatkan hunian yang lebih baik.
Untuk menggunakan jasanya sebagai ojek penumpang dan kurir, Ika tidak bergabung pada ojek online, melainkan masih cara konvensional.
Bekerja di kedai kopi pada malam harinya, sehingga saat dapat jatah libur, Ia benar-benar memanfaatkan momen itu bersama anaknya.
"Anak saya ada empat, namun 2 diantaranya sama neneknya di Sulawesi, anak-anak juga nggak maksa kalau saya libur, harus ke sana atau ke tempat tertentu, cukup di Taman Bunga Mawar. Tapi kalau ada orderan ojek, mereka paham dan tidak masalah," bebernya.
Terlepas dari semua itu, Ika memiliki cita-cita mulia, untuk membuka lapangan kerja, dengan menargetkan tahun 2022 mendatang sudah memiliki 4 kostum badut sendiri, sehingga orang lain juga bisa bekerja.
"Ya kadang ada yang minta selain Boboiboy dan Micky Mouse, seperti Hello Kitty dan Doraemon, InshaAllah tahun depan bisa punya sendiri dan membantu teman-teman yang ingin bekerja, terpenting tidak malu," pungkasnya. (*)