Berita Internasional Terkini

Inilah Penyebab Timor Leste Menolak Jadi Bagian dari Indonesia, Padahal Dijajah Portugis 400 Tahun

Kali ini akan dibahas mengenai sejarah dari Timor Leste, atau dulunya bernama Timor Timur

Kompas
FOTO Kiri Ribuan warga Kota Dili antre dalam pelaksanaan penentuan pendapat di Timor Timur, Senin (30/8/1999). Dan foto kanan Kantor Gubernur Propinsi Timor Timur, Agustus 1977. Di depannya ada tugu peringatan 400 tahun penjajahan Portugal. 

Beberapa wilayah yang diduduki Portugis saat itu di antaranya adalah Mozambik, Angola, dan juga Timor Leste.

Setelah kepergian Portugis Timor Leste yang masih bernama Timor Timur melakukan pemilihan dengan dua partai besar, Front Revolusi untuk Timor Timur Merdeka (Fretilin) dan Uni Demokratik Timor (UDT).

Lalu melakukan pembentukan koalisi, dan tak lama setelah itu pertempuran pecah, karena percobaan kudeta UDT.

Akibatnya secara sepihak Fretilin mendeklarasikan kemerdekaan pada 18 November 1975.

Namun, saat itulah pasukan Indonesia diam-diam memulai serangan berupaya untuk mencaplok wilayah tersebut.

Baca juga: 18 Tahun Lepas dari Indonesia, Timor Leste Kini Diterpa Kabar Buruk, 2020 Ada Andil Virus Corona

Memulai invasi di seberang perbatasan dari Timor Barat Indonesia, pada Oktober 1975.

Ada lima jurnalis Australia tewas di Balibo, Jakarta khawatir Timor Timur menjadi negara komunis di lingkungannya, karena bisa mengguncang nusantara.

Maka Indonesia melancarkan invasi pada Desember 1975, untuk mencaplok wilayah Timor Timur.

Namun, disenggol Indonesia, Timor Timur langsung berontak, dan ogah menjadi bagian NKRI.

Alasannya adalah pengaruh kolonial Portugis yang membuat penduduknya secara budaya berbeda dengan daerah lain di Indonesia.

Baca juga: Terungkap Alasan Cerdas BJ Habibie Lepas Timor Leste 20 Tahun Lalu, Dapat Pujian Dunia Internasional

Mayoritas orang Timor Leste adalah penganut katolik yang taat dan berbicara dengan bahasa mereka sendiri Tetun.

Alhasil peperangan terjadi, Indonesia melakukan invasi langsung ke Timor Leste yang dikenal sebagai Operasi Seroja.

Sebanyak 200.000 orang diperkirakan tewas dalam pertempuran, dan kelaparan.

Fretilin dan sayap bersenjatanya, Falintil, mundur ke pedalaman pulau bersama puluhan ribu penduduk sipil.

Diperkirakan 100.000 orang tewas dalam beberapa tahun pertama, karena perlawanan bersenjata sebagian besar telah dihancurkan.

Baca juga: Timnas Indonesia Dapat Dukungan Pelatih Timor Leste Gaet Juru Taktik Korea Selatan Shin Tae-yong

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved