Berita Internasional Terkini

Inilah Penyebab Timor Leste Menolak Jadi Bagian dari Indonesia, Padahal Dijajah Portugis 400 Tahun

Kali ini akan dibahas mengenai sejarah dari Timor Leste, atau dulunya bernama Timor Timur

Kompas
FOTO Kiri Ribuan warga Kota Dili antre dalam pelaksanaan penentuan pendapat di Timor Timur, Senin (30/8/1999). Dan foto kanan Kantor Gubernur Propinsi Timor Timur, Agustus 1977. Di depannya ada tugu peringatan 400 tahun penjajahan Portugal. 

Referendum yang didukung PBB itu pun mengakhiri konflik berdarah sekaligus mengakhiri status rakyat Timor Leste sebagai Warga Negara Indonesia.

Meski kekacauan sempat terjadi tak lama setelah referendum digelar.

Baca juga: Timor Leste Bangun Jembatan 540 Meter, Diberi Nama Jembatan BJ Habibie

Kemerdekaan yang bisa diraih Timor Leste tak lepas dari kebijakan Presiden Habibie untuk menyelenggarakan referendum Timor Timur.

Melansir dari SerambiNews.com berjudul Bukan Tanpa Sebab, Ini Alasan Cerdas Presiden Habibie Melepaskan Timor Leste, Habibie mengutarakan beberapa alasan dan fakta cerdas terkait keputusannya melepaskan Timor Leste atau Timor Timur.

* Alasan Pertama

"Timtim dengan populasi sekitar 700.000 rakyat telah menarik minat dunia. Tapi saya punya 210 juta rakyat.

"Jika saya biarkan tentara asing mengurus Timtim, secara implisit saya berarti mengakui bahwa TNI tak bisa menjalankan tugasnya dan ini bisa berakibat buruk bagi stabilitas negara. Dan saya tak mau ambil risiko ini," ungkapnya.

Perlawanan dan pertumpahan darah yang terjadi di Timor Leste mendapatkan sorotan dunia, terutama setelah terjadi tragedi Santa Cruz tahun 1991.

Baca juga: Nasib Sial Dialami Supriadi di Akhir Laga Timnas Indonesia U-18 vs Timor Leste

Peristiwa itu menjadi titik balik perjuangan rakyat Timor Leste pro-kemerdekaan untuk mendapat dukunagn dunia internasional.

Perserikatan Bangsa-Bangsa pun turun tangan untuk menyelesaikan konflik di Bumi Lorosae.

Selain demi 'menyelamatkan muka' militer Indonesia, Presiden Habibie juga ingin agar presiden selanjutnya bisa fokus mengurus masalah nasional lain yang masih dihadapi.

"Masalah Timor Timur sudah harus diselesaikan sebelum Presiden ke-4 RI dipilih, sehingga yang bersangkutan dapat mencurahkan perhatian kepada penyelesaian masalah nasional dan reformasi yang sedang kita hadapi."

* Alasan Kedua

Saya menganggap Australia sejak lama telah menjadi 'sahabat' Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan 1945.

"Saya yakin bila saya biarkan tentara Australia masuk ke Indonesia, saya tidak hanya akan menghina dan mempermalukan TNI, tapi juga bila Australia masuk, apa pun keputusannya nanti, yang kalah akan menyalahkan Australia."

Atas alasan cerdas inilah Presiden Habibie pun mendapat respons yang baik dari belahan dunia, karena tidak mengandalkan kekerasan dan menumpahkan darah. (*)

Berita Internasional Terkini

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved