Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF - Jika Ditugaskan PDI Perjuangan, Risti Utami Siap Lanjutkan Pengabdian Alm Thohari Aziz
Risti Utami mengenang detik-detik usai kemenangan Pilkada Balikpapan 2020 bersama Thohari
Penulis: Cahyo Adi Widananto | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM.CO - Kerja keras di Pilkada Balikpapan 2020 terbayar tuntas dengan kemenangan pasangan Rahmad Mas’ud dan Thohari Aziz.
Namun takdir berkata lain. Thohari berpulang. Risti Utami Dewi pun harus kehilangan sang suami.
Risti Utami mengenang detik-detik usai kemenangan Pilkada Balikpapan 2020 bersama Thohari. Meskipun masih lelah, Thohari meminta sang istri tetap menemani menerima tamu yang datang untuk mengucapkan selamat.
“Itu semua takdir Allah ya. Tahun 2020 itu, bulan September. Kala itu pertanyaan saya, sudah betulkah kita ikut Pilkada. Karena kondisi covid agak riskan. Saya dan bapak ada komorbid. (Bapak bilang) Ya haruslah bu. Saya ini ketua partai. Harus ikuti arahan partai,” kata Risti mengenang obrolannya dengan suami saat awal Pilkada.
Risti juga mengenang kebersamaan dengan Thohari di masa-masa persiapan Pilkada.
Membukakan pintu jam 3 subuh, menyiapkan air panas dan makan sang suami. Bahkan Risti rindu dengan suasana heboh rapat organisasi di rumahnya.
Bagaimana ceritanya, berikut perukan wawancara eksklusif Wakil Pemimpin Umum Tribun Kaltim, Ade Mayasanto dengan Risti Utami Dewi.
Ini ada foto Ibu dan Pak Thohari bersama Jokowi. Di mana itu?
Tahun 2017. Ini Pak Jokowi datang ke Balikpapan. Jadi Pak Thohari dan saya ketemu di Grand Senyiur.
(Begitu ketemu) Pak Thohari bilang, siap lapor Pak Presiden. Saya Thohari Aziz dari PDIP. O iya piye mas. Langsung dirangkul (pak Jokowi). Apa bisa dibantu? Langsung Pak Thohari bilang, PDAM Pak.
O iya. Beliau naik kertas lalu turun ajudan presiden. Tadi siapa yang bilang PDAM. Pak Thohari menjawab, saya. Esok paginya bapak dipanggil ke ruangan Jokowi. Kenapa (Bapak usulkan) PDAM, karena waktu itu kan Balikpapan sedang bangun Waduk Tritip.
Jadi biar cepat terealisasikan di masyarakat. Alhamdulillah dibantu (Pemerintah Pusat). Balikpapan bisa bikin waduk. Jadi sumbang sih Pak Thohari untuk waduk di situ.
Ibu nampak enjoy sekali ikut partai politik bersama Pak Thohari?
Ya enjoylah mas. Namanya belahan jiwa kok hahaha. Harus diikuti.
Sudah merasa bahwa politik juga dunia Ibu?
Dasarnya saya marketing sering ketemu orang. Dulu bisa saya menaklukan orang itu untuk beli (produk) sama saya. Ada ilmunya itu marketing.
Sama dengan di masyarakat, saya bisa juga mengarahkan masyarakat. Ada ilmunya.
Kita harus tahu karakteristik masyarakat. Contoh, saya ketemu dengan masyarakat di daerah.
Harus dipelajari dulu. Contoh di daerah timur. Banyak orang Jawa. Petani. Ya saya bicaranya bagaimana ibu, pripun kabare? Ibu bagaimana usahanya.
Lalu saya ke barat nih. Banyak nelayan, beda lagi bahasa saya.
Ibu ada rencana ikuti jejak Pak Thohari?
Sampai sekarang daya masih ketua sayap partai PDI Perjuangan Balikpapan. Jadi memang untuk ibu-ibunya saya ketuanya sampai sekarang. Saya sementara di situ dulu.
Terkait meninggalnya Pak Thohari Aziz terpapar Covid, sebelumnya apakah memang ibu yang terkena dulu?
Begitulah. Itu semua takdir Allah ya. Tahun 2020 itu, bulan September. Saat itu pertanyaan saya, sudah betulkah kita ikut Pilkada. Karena kondisi covid agak riskan. Saya dan bapak ada komorbid.
(Bapak bilang) Ya haruslah bu. Saya ini ketua partai. Harus ikuti arahan partai. Bismillah saja sudah. Ya sudah saya manut saja.
Tapi kita tetap prokes. Tiap minggu antigen, kadang PCR. Tapi ya namanya takdir Allah. Kami terpepar setelah kami menang. Berat banget.
Jadi ceritanya, setelah kita menang. Banyak tamu datang. Sayakan menolak, jangan dulu ya. Saya capek. Mau istirahat.
Ga usah dululah bu (kata Bapak). Kita terima tamulah. Ya ngga tau juga awalnya gimana. Saya kena (Covid-19). Tanggal 29 Desember saya kena.
Masuk itu 4 Januari saya positif. Nah mungkin Allah sudah ngatur. Risti dulu ini masuk Rumah sakit.
Saya pisah 10 hari. Karena saya orangnya happy-an, cuekan, saya semangat. Saya sembuh itu hari kesembilan. Masuk tanggal 4 Januari keluar tanggal 13 Januari mas.
La saya pulang (dari RS) Rabu, kok Pak Thohari pada hari Kamis, demam. Bapak positif.
Pak Thohari sendiri ke RS. Anak saya dampingi dengan kendaraannya.
Pak Thohari di hari ke-9 di ruang biasa. Hari ke-10 karena saturasinya turun, dipindah ke ICU dan meninggal (di sana).
Sempat ada pesan apa dan kesan dari Pak Thohari?
Setiap hari. Beliau bilang, anak-anak ini harus kuat. Harus bertaggung jawab. Memang beliau selama Pilkada semangat betul.
Biar ga ada jadwal, beliau sendiri blusukan keliling. Dari jam 8 sampai jam 3 malam baru pulang.
Saya selalu biang. Yah kalo pergi gitu bawa kuncilah. Saya ga usah dibangunin. Ngantuk juga kan. Tapi bapak ga mau. Jadi selama tiga bulan, saya temenin dia.
Membukakan pintu, saya siapin air panas. Jus, sayur untuk makan. Saya kangen suasana itu. Kangen suasana rapat, hebohnya.
Karena dulu bapak kan, telpon sedia ini itu ya. Itu saya sekarang masih teringat-ingat itu.
Apa yang membuat ibu tegar?
Saya meliht sosok almarhum. Beliau itu baik di saat senang maupun susah, di depan orang harus semgat.
Pesan beliau kalau lagi susah jangan curhat ke orang. Iya kalau orang itu empati. Kalo ngga. Saya belajar dari situ.
Tegar, ingat anak anak. Saya harus kuat tegar, demi anak-anak saya. Walaupun kadang saya nangis, manusiawi. Siapa yang mau ditinggal suami. Kita juga sudah menang (pilkada).
Tapi sebaik-baiknya (rencana) itu kembali ke Allah SWT. Maka itu saya tingkatkan iman Islam saya, anak-anak juga saya didik dengan betul.
Mas tau ya, bapak saya kan juga covid. Bulan September ini kan setahun beliau meninggal.
Jadi tahun lalu itu saya diuji Allah. Dua orang yang saya sayangi berpulang. Saya harus kuat. Kalau saya sakit, anak saya bagaimana.
Rencana ke depan ini?
Ya bersinergi aja, saya masih mengajar, di partai saya masi ketua sayap partai (PDI Perjuangan). Tetap saya jalankan.
Ibu juga sempat digadang-gadang menggantikan Pak Thohari jadi Wawali Balikpapan?
Saya kaget juga. Kenapa nama saya muncul. Gini mas, saya tunduk patuh pada aturan partai (PDI Perjuangan).
Kalau partai ngasi (tugas) saya, ya saya jalankan. Semua saya serahkan ke partai. Saya siap kalau ditunjuk partai. (Cahyo Adi Widananto/Bagian 4-Selesai)
WAWANCARA EKSKLUSIF RISTI UTAMI Bagian 1
WAWANCARA EKSKLUSIF RISTI UTAMI Bagian 2
WAWANCARA EKSKLUSIF RISTI UTAMI Bagian 3