Dapat Sanksi dari WADA Badan Anti-Doping Dunia, Nasib Indonesia Bisa Serupa Seperti Rusia 'ROC'

Nasib Indonesia bisa serupa nasibnya dengan Rusia disejumlah kompetisi internasional

AFP/Ben Stansall
Indonesia d pembukaan Olimpiade Tokyo 2020. Dapat Sanksi dari WADA Badan Anti-Doping Dunia, Nasib Indonesia Bisa Serupa Seperti Rusia 'ROC' 

TRIBUNKALTIM.CO - Indonesia bisa serupa nasibnya dengan Rusia disejumlah kompetisi internasional.

Hal itu menyusul sanksi dari Badan Anti-Doping Dunia (World Anti-Doping Association/WADA) kepada Indonesia setelah Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) dinyatakan tidak patuh.

Kendati demikian, ada sejumlah perbedaan sanksi yang diterima Indonesia dan Rusia.

Untuk diketahui, pada Olimpiade Jepang 2020 lalu, Rusia tidak dapat menggunakan nama dan bendera negaranya pada gelaran multi event terbesar di dunia tersebut.

Rusia pun menggunakan nama ROC (Russian Olympic Committee) pada Olimpiade Jepang 2020.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia, serta para atletnya yang berlaga di kancah internasional?

Baca juga: Penjelasan Menpora Soal Sanksi Badan Antidoping Dunia, Indonesia Masih Ada Waktu Klarifikasi ke WADA

Baca juga: NEWS VIDEO Banding Kasus Doping Ditolak, Andrea Iannone Dilarang Balapan 4 Tahun

Baca juga: Cara Bikin Tubuh Tetap Bugar Selama WFH Kala Pandemi Corona ala Lembaga Anti Doping Indonesia

Selain mencabut hak Indonesia menjadi tuan rumah untuk kejuaraan atau turnamen level regional, kontinental, dan dunia selama masa penangguhan, perwakilan LADI juga dinilai tidak memenuhi syarat untuk duduk sebagai anggota dewan di komite sampai status sanksi mereka dipulihkan atau minimal menjalani masa penangguhan selama satu tahun.

Tak hanya itu, Indonesia juga dilarang mengibarkan bendera Merah Putih, kecuali dalam ajang Olimpiade.

Dikutip dari Reuters, WADA menyatakan Indonesia tidak patuh karena tidak menerapkan program pengujian yang efektif kepada setiap atlet di seluruh cabang olahraga.

Meski mendapat sanksi serius, WADA tetap mengizinkan para atlet dari Indonesia untuk tetap bersaing pada kejuaraan atau turnamen level regional, kontinental, dan dunia.

Akan tetapi, bendera Merah Putih tidak akan bisa dikibarkan selain pada ajang Olimpiade.

Sebelum resmi menjatuhkan sanksi, WADA sebetulnya sudah mengirim pemberitahuan perihal ketidakpatuhan akan peraturan anti-doping terbaru yang sesuai standar WADA kepada delapan organisasi, termasuk LADI, pada 15 September lalu.

Baca juga: Jelang Lawan Taiwan, Shin Tae-yong Perbaiki 4 Kelemahan Timnas Indonesia, Live Streaming Indosiar

Namun, LADI dan empat organisasi lainnya tidak membantah klaim ketidapatuhan, konsekuensi yang diusulkan dari vonis ketidakpatuhan, atau kondisi pemulihan yang diusulkan WADA dalam tempo 21 hari setelah surat tersebut diterima.

Sehingga, klaim ketidakpatuhan WADA tersebut dianggap diterima dan penjatuhan sanksi kepada Indonesia menjadi keputusan akhir.

Meski sudah menjatuhkan sanksi, WADA tetap akan terus memberi panduan dan dukungan kepada setiap organisasi yang bersangkutan, termasuk LADI, untuk mengatasi permasalahan ketidakpatuhan mereka.

WADA juga akan memantau pelaksanaan konsekuensi tersebut dan dapat mengambil tindakan lanjutan andai masing-masing organisasi yang menerima sanksi gagal menerapkan hukuman tersebut secara sepenuhnya.

Selain LADI, empat organisasi yang mendapat sanksi WADA adalah Federasi Bola Basket Tuli Internasional (DIBF), Organisasi Anti-Doping Korea Utara (DPRK NADO), Federasi Olahraga Internasional GIRA (IGSF), dan Organisasi Anti-Doping Thailand.

Adapun tiga organisasi yang lolos dari hukuman WADA adalah Organisasi Anti-Doping Komunitas Jerman di negara Belgia, Montenegro, dan Rumania.

Baca juga: Kaget dan Bangga, Penantian Bagus Kahfi Terbayar, Dipercaya Shin Tae-yong Masuk Timnas Indonesia U23

Rusia Jadi ROC Karena Doping

Rusia atau Federasi Rusia adalah nama resmi negara terbesar di dunia.

Namun, pada Olimpiade Tokyo 2020, negara tersebut tidak boleh menggunakan nama, bendera, atau lagu kebangsaan mereka.

Adapun Rusia akan bertanding dengan nama "ROC" yang merupakan akronim dari Russian Olympic Committee (Komite Olimpiade Rusia).

Mengutip AS, Jumat (23/7/2021), hal itu dilakukan karena Rusia mendapatkan sanksi dari Pengadilan Arbitase Olahraga (CAS) setelah dituduh menjalankan program doping yang didukung negara.

Apa saja yang dibatasi untuk tim Rusia?

Pada 2020, CAS memberikan sanksi kepada Rusia karena beberapa pelanggaran doping.

Baca juga: Rapor Timnas Indonesia Usai Taklukkan Taiwan, Egy Maulana Vikri Kalah Tajam dari Pemain 19 Tahun

Hal itu menyebabkan Rusia dilarang ikut serta pada semua acara olahraga besar selama dua tahun.

DSementara, atlet Rusia diizinkan untuk bersaing di kompetisi internasional tetapi mereka harus melakukannya di bawah bendera netral.

Karena keputusan tersebut, Rusia disebut ROC di Olimpiade Tokyo 2020 dan Olimpiade Musim Dingin 2022 yang bakal diselenggarakan di Beijing, China.

Sedangkan untuk bendera, Rusia menggunakan simbol ROC yang melambangkan api olimpiade berwarna garis putih, biru, dan merah, serta merupakan warna bendera nasional.

Garis itu terletak di atas lima cincin olimpiade.

Saat seorang atlet Rusia mencapai podium setelah memenangkan medali emas, lagu kebangsaan Rusia tidak akan diperdengarkan.

Baca juga: Kalahkan Taiwan, Ranking FIFA Timnas Indonesia Naik, Kejelian Shin Tae-yong & Penyakit Lama Garuda

Namun, musik oleh komposer Pyotr Tchaikovsky, khususnya Konser Piano No. 1, akan diputar pada upacara perolehan medali.

Dilansir dari News, Sabtu (24/7/2021), pejabat pemerintah Rusia telah dilarang menghadiri acara besar apa pun.

Negara itu juga kehilangan hak untuk menjadi tuan rumah untuk turnamen.

Sederet kebijakan dari identitas ROC Meski dilarang tampil atas nama negara, atlet Rusia diizinkan untuk bersaing dalam acara olahraga dengan nama ROC.

Presiden Komite Olimpiade Rusia, Stanislav Pozdnyakov mengklaim para atlet akan mendapatkan perlakuan tidak adil.

Sementara, mereka masih ingin meraih medali dalam jumlah besar.

Baca juga: Kalahkan Taiwan, Ranking FIFA Timnas Indonesia Naik, Kejelian Shin Tae-yong & Penyakit Lama Garuda

"Bendera nasional dan lagu kebangsaan adalah faktor motivasi tambahan untuk setiap atlet," ujar Stanislav Pozdnyakov kepada AFP dalam sebuah wawancara di Moskow, menjelang Olimpiade.

“Tentu saja, kami harus tampil tanpa elemen yang hilang ini. Namun tim siap bersaing memperebutkan tempat di podium. Kami mengantisipasi untuk memenangkan 40 hingga 50 medali,” lanjut dia.

Setelah pengumuman pada April 2021 tentang penggunaan musik yang disebutkan, Stanislav Pozdnyakov mengatakan, mulai saat itu tim Olimpiade-nya memiliki semua elemen yang mewakili identitas itu.

Ia menyebutkan, tim ROC sudah memiliki bendera dengan tiga warna, perlengkapan olahraga resmi, musik, dan mudah dikenali baik oleh rekan senegaranya maupun penggemar dari negara lain, meski tanpa tulisan apa pun.

Terkait seragam yang dipakai atlet, Rusia tidak diperkenankan memakai seragam yang menggunakan simbol bendera kenegaraannya.

Tetapi, mereka diperbolehkan memakai seragam warna bendera Rusia.

Baca juga: Timnas Indonesia Menang 2-1 atas Taiwan, Kisah Dua Pemain Debut Cetak Gol dan Sumbang Assist

Sanksi yang dibebankan kepada Rusia ini berawal dari sebuah laporan yang diterbitkan pada 2015 oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA).

Dalam laporan itu disebutkan bahwa Rusia menerapkan sistem yang curang dengan persetujuan diam-diam dari tingkat pemerintahan tertinggi.

Pada 2016, mantan kepala laboratorium anti-doping Moskow, Grigory Rodchenkov, mengungkapkan doping yang didukung negara di Olimpiade Musim Dingin 2014.

Pengungkapan itu membuat Rusia dilarang dalam acara olahraga besar selama empat tahun dan para atlet harus kehilangan medali karena klaim doping. (*)

Berita Timnas Indonesia

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved