Wawancara Eksklusif

EKSKLUSIF - Pengganti Thohari Aziz, Ketua PDIP Balikpapan Budiono: Kita Pegang Kesepakatan 8 Partai

Hingga kini, kursi Wakil Walikota Balikapan masih kosong. Ketua DPC PDIP Kota Balikpapan, Budiono menyebut ada dua kandidat pengganti.

Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM/PUTRI YANURIA RKT
Ketua DPC PDIP Balikpapan, Budiono saat berada di Studio Tribun Kaltim 

TRIBUNKALTIM.CO - Di Pilkada Balikpapan 2020, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berhasil menempatkan kadernya sebagai Wakil Walikota Balikpapan, yakni Thohari Aziz.

Namun, sebelum pelantikan dilakukan, takdir berkata lain, Thohari Aziz berpulang.

Hingga kini, kursi Wakil Walikota Balikapan masih kosong.

Ketua DPC PDIP Kota Balikpapan, Budiono menyebut ada dua kandidat pengganti.

“Ya betul ibu Risti Utami Dewi selaku istri alm. Pak Thohari Azis menjadi kandidatnya dan anggota Fraksi PDIP DPRD Provinsi Kaltim Pak H. Baba, sudah dilakukan fit proper dan keduanya,” kata Budiono, dalam talkshow Tribun Kaltim Series dengan tema “Menunggu Langkah Banteng di 2024".

Lantas bagaimana langkah PDIP Balikpapan selanjutnya, termasuk menyiapkan kader-kader terbaik laiknya Almarhum Thohari Aziz, berikut petikan wawancara eksklusif Editor Tribun Kaltim, Januar Alamijaya dengan Budiono.

Pak Budiono, bisa cerita sedikit mulai masuk di PDIP sampai menjadi calon legislatif?

Saya sendiri kan merantau ke Balikpapan sendiri itu tahun 1990 dari Magetan, dari SMA. Saya juga sudah tertarik dengan PDIP yang ikonnya berupa kepala banteng ini.

Ketika saya merantau ke Balikpapan dan memulai dari awal di 1996-1997, saya itu sudah menjadi satgas PDI Perjuangan. Saat itu masih PDI saja, kantornya di Klandasan. Di struktur itu ada struktur partai. Ada badan partai, ada partai dan komunitas juang.

Nah saya masuk itu di Satgas partai di 1996-1997, selepas itu ada pemilu 1999 bahwa PDI mendapat amanah atau kepercayaan rakyat. Dari situ karena saat itu saya masih nol, saya mulai lagi menjadi pengurus di 2006-2007 dan mulai masuk di struktur.

Kalau tadi saya di sayap partai, kemudian saat itu saya masuk di struktur partai sebagai pengurus di tingkat kecamatan.

Tahun 2009 saya ditugaskan oleh partai menjadi calon legislatif di dapil Balikpapan Barat. Tahun 2014 lagi saya ditugaskan oleh partai untuk menjadi calon legislatif lagi.

Berapa lama proses pendidikan kader partai?

Kader itu ada tingkatannya. Ada kader pratama, kader madya dan kader utama. Dan mungkin guru kader. Nah, tahapan-tahapan atau jenjang itu tidak semudah kita mencari ilmu, karena di sana juga selain dimantapkan ideologi partainya, kita juga turun ke masyarakat.

Dulu saya pernah mengikuti di tahun 2013 itu saat masih normal belum pandemi seperti ini, kita mengikutinya selama 3 hari. Dan di sana juga kita langsung turun ke masyarakat, tidur di masyarakat, artinya ya bersama-sama masyarakat.

Apakah di PDIP berlaku sistem mahar untuk calegnya?

Saya belum pernah mendengar mahar itu. Apa yang saya jalani, belum pernah mendengar hal tersebut.

Adakah instruksi khusus dari pusat untuk caleg-caleg di daerah jelang pemilu 2024 nanti?

Saya pikir instruksi khususnya samalah untuk semua, tapi tentunya semakin kita banyak bersama rakyat dengan turun ke bawah, masyarakat juga akan melihat dan mengetahui kualitas orang tersebut.

Adakah strategi untuk menjaring pemilih muda atau milenial?

Saya pikir kita tidak bisa pungkiri bahwa kita juga harus menyesuaikan diri dengan era digitalisasi ini.

Karena bagaimanapun juga di era 4.0 ini kita dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Tentu untuk menghadapi pemilih pemula, itu bagaimana cara kita juga untuk mengambil hatinya.

Tapi yang terpenting, ketika kita menyampaikan itu, ideologi partai dan arah perjuangan partai itu yang harus kita sampaikan. Bukan kita merekrut atau mengambil hatinya dengan iming-iming.

Tetapi kita matangkan dulu. Kita akan memasuki era digital itu dengan inovasi kita. Seperti membuat mereka sadar bahwa menyampaikan sesuatu ke pemerintahan itu jalurnya adalah jalur politik.

Apakah PDIP memiliki rencana untuk merekrut kader-kader dari generasi Z untuk menarik perhatian kalangan ini di 2024 nanti?

Kalau bicara anak muda tadi, kita mempunyai badan partai atau sayap partai bernama Taruna Merah Putih dan di sana ada Banteng Muda Indonesia, di sana ada anak-anak muda yang juga memberikan materi kepada anak-anak muda terkait PDIP, ideologi dan arah perjuangannya.

Bapak Budiman Sudjatmiko juga mengungkapkan bahwa PDIP dengan Trisakti relevan dengan anak muda atau era digitalisasi.

Di Pilgub 2008 kemarin kan PDIP sempat mencalonkan Ketua Umumnya, Pak Safaruddin. Bagaimana di 2024?

Terkait ketentuan atau wacana ya bisa-bisa saja. Namun demikian semua ada di DPP partai. Tahapannya pun tidak semudah itu.

Mulai dari penjaringan, penyaringan, fit and proper, dan terakhir juga ada pembekalan kepala daerah. Bisa saja terjadi begitu.

Sudah ada ancang-ancangkah dari kader internal?

Kita belum bicara kesana dulu lah. Kita menyiapkan kader-kader terbaik kita untuk tahapan-tahapan ke depan.

Misalnya, pileg 2024. Kalau ranahnya pilwali itu kan ranahnya DPP, apa yang menjadi keputusan DPP kita taat dan patuh.

Ya, kita tetap menjalankan dan kita tetap mengikuti aturan. Tentunya, harapan saya semua kader PDI bisa bergerak, solid dan untuk memperjuangkan haknya rakyat.

Soal Wakil Walikota Balikpapan. Setelah meninggalnya, alm. Thohari Azis kan posisinya kosong nih pak, apakah PDIP sendiri sudah mengajukan nama untuk menggantikan almarhum?

Jadi, kan kita mulai saat pendaftaran dan lain-lainnya. Saat itu kan koalisi partai yang terdiri dari 8 partai itu menyepakati dan memberikan kesempatan pada Golkar dan PDIP untuk menjadikan figurnya Walikota dan Wawali Balikpapan

Artinya dari 8 koalisi itu sudah memberikan mandatnya kepada Golkar dan PDIP.

Tapi, karena kehendak Allah SWT juga maka kita kembalikan pada aturannya, “Kepala daerah atau yang berhalangan tetap, walaupun belum dilantik maka penggantinya melalui koalisi partai”.

Tadi saya bilang, koalisi itu ada 8 partai saat itu sudah memberikan kesepakatan di dalam memutuskan figur dari Golkar dan figur dari PDIP, ya, sampai hari ini masih kita pegang kesepakatan itu.

Sudah ada nama yang diajukan oleh PDIP?

Kan kalau itu melalui tahapan-tahapan dan mekanismenya, kalau di PDIP itu ada penjaringan, ada fit proper, ada SK-nya. Kalau itu sudah jalan.

Berarti sudah ada 2 nama yang dicalonkan itu?

Kalau itu ranahnya di pimpinan ya. Kita sudah mengikuti dan sudah berjalan. Begitu.

Berarti betul ya dengan nama-nama yang sudah beredar itu pak?

Ya betul, Ibu Ristyu Utami Dewi selaku istri alm. Pak Thohari Azis menjadi kandidatnya dan anggota Fraksi PDIP DPRD Provinsi Kaltim Pak H. Baba, sudah dilakukan fit proper dan keduanya. (Niken Dwi Sitoningrum/Bagian 2-Selesai)

WAWANCARA EKSKLUSIF BUDIONO Bagian 1

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved