Berita Penajam Terkini

Festival Adat Nondoi di PPU Digelar, Sultan Paser: Kearifan Lokal Terjaga Dengan Baik

Meski berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena pandemi Covid-19. Festival Seni Belian Adat Paser Nondoi kembali digelar

Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/DIAN MULIA SARI
Rtual Adat Paser Nondoi di Sungai Sesumpu, PPU.TRIBUNKALTIM.CO/DIAN MULIA SARI 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM- Meski berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena pandemi Covid-19. Festival Seni Belian Adat Paser Nondoi kembali digelar.

Acara akbar kebanggaan Masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) ini hanya digelar selama dua hari pada 19 - 20 Oktober 2021 di Rumah Adat Kuta Penajam.

Sultan Paser YM Aji Muhammad Jarnawi mengatakan bahwa, dengan kembali diselenggarakannya kegiatan festival adat dan budaya suku Paser di Kabupaten PPU ini, menunjukan bahwa kearifan lokal suku adat Paser masih terjaga dengan baik.

"kearifan lokal yang selama ini mungkin di PPU khususnya dan Kabupaten Paser pada umumnya bahwa budaya Paser yang kita lakukan hari ini menunjukkan bahwa kearifan lokal ini terjaga dengan baik," ujar Sultan Paser, Rabu (20/10/2021).

Baca juga: Update Covid-19 di Kabupaten PPU, Kecamatan Waru Nihil Kasus, Sisa 5 Kasus Terkonfirmasi Positif

Baca juga: Festival Belian Adat Paser Nondoi Kembali di Gelar di Penajam

Baca juga: Disbudpar PPU Belum Bisa Pastikan Gelaran Festival Nondoi, Ini Alasannya

Kegiatan Nondoi bukan kali pertama, kegiatan suku adat Paser ini telah diselenggarakan berapa kali belakangan ini.

Namun pada tahun 2020 lalu sempat tertunda akibat kasus Covid-19 yang cukup melonjak tinggi.

"Festival ini bukan pertama dilakukan, karena pandemi tahun kemarin jadi tetunda, akhrinya dilakukan pada tahun ini," ujarnya.

Dituturkan Sultan Paser, kegiatan adat Paser Nondoi adalah merupakan kegiatan ritual bersih-bersih kampung yang dilakukan oleh masyarakat adat Paser.

Ritual Nondoi tersebut memiliki arti dalam kehidupan masyarakat Paser yaitu, untuk menghormati para leluhur dan untuk memohon keberkahan dan lain sebagainya.

"Nondoi itu Larung Jakid artinya suatu keberkahan, suatau doa, di dalam itu banyak tersirat bahwa ada banyak kearifan lokal seperti penghargaan leluhur-leluhur kita yang dulu. Artinya mohon doa keberkahan dan sebagianya," kata Sultan Paser.

Ritual Larung Jakid tersebut tidak sembarangan di lakukan, dalam prosesi yang dilakukan di sungai Sesumpu ini, dilakukan bertujuan agar mengobati orang sakit dan mengusir roh jahat dengan menggunakan berbagai sesaji dan pernak pernik unik yang digunakan oleh pulung.

Baca juga: Festival Seni Belian Adat Paser NONDOI Kembali Digelar

"Artinya tidak sembarangan secara ritualnya. Tapi mudah-mudahan kabupaten PPU mendapatkan keberkahan dari Allah SWT, termasuk rido keselamatan bagi kabupaten PPU, masyarakatnya adil, sejahtera dan makmur. Artinya itu kami memohon diturunkan pintu rejeki dari langit dan bumi secara ritualnya," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved