Pria Tewas di Samarinda

Temuan Mayat Pria Paruh Baya di Samarinda, Keluarga Koban Menolak Jenazah Divisum

Pihak keluarga korban Arjo Tukimin (74), pria asal Magetan yang ditemukan meninggal dunia tak wajar di samping rumah sang anak.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Suasana rumah anak Arjo Tukimin (74) di Perum Puri Kencana Blok M RT 13, Jalan Rapak Indah, Kelurahan Karang Asam Ilir, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kaltim, saat di pasangi garis polisi, Selasa (23/11/2021) malam. TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pihak keluarga korban Arjo Tukimin (74), pria asal Magetan yang ditemukan meninggal dunia tak wajar di samping rumah sang anak, menolak divisum polisi.

Penolakan visum didapat dari keterangan kepolisian, yakni Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda seusai melakukan pemeriksaan pada tubuh pria paruh baya di dalam rumah sang anak di Kota Samarinda, Kalimantan Timur

Meski begitu Unit Inafis tetap memeriksa apakah ada indikasi kejanggalan dalam kematian pria yang baru enam bulan berada di Kota Samarinda.

Arjo Tukimin mendiami rumah sang anak tepatnya di Perum Puri Kencana Blok M RT 13, Jalan Rapak Indah, Kelurahan Karang Asam Ilir, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kaltim.

Baca juga: Warga Puri Kencana Samarinda Dengar Suara Teriakan, Ditemukan Mayat

Baca juga: Satresnarkoba Polresta Samarinda Ringkus Sepasang Kekasih Pelaku Peredaran Pil Ekstasi

Baca juga: Penemuan Mayat Wanita 14 Tahun dalam Kondisi Terkubur dengan Kaki Menyembul, tanpa Kenakan Celana

Pria paruh baya ini ditemukan meninggal tak wajar dengan tubuh tergantung terikat kabel serabut di samping rumah sang anak, tepatnya kandang ayam.

"Unit Inafis tetap memeriksa, walau pihak keluarga tidak ingin dilakukan visum," ungkap Kasubnit Inafis Polresta Samarinda Aipda Harry Cahyadi, Selasa (23/10/2021) malam.

Unit Inafis datang setelah mendapat laporan dari warga Kota Samarinda bahwa telah ditemukan jenazah berkelamin laki-laki dengan kondisi meninggal dunia tergantung seutas tali yang terlilit dibagian leher.

"Dari pihak keluarga yang mengevakuasi (sendiri). Jadi saya koordinasikan ke Polsek Sungai Kunjang, tetap sesuai dengan SOP agar dikemudian hari tidak ada tuntutan," terang Aipda Harry Cahyadi.

Baca juga: Listifah Ditemukan tak Bernyawa Dalam Kamar Hotel, Pembunuhnya Diringkus 7 Jam Usai Penemuan Mayat

Kematian Arjo Tukimin sendiri masih ditangani pihak Polsek Sungai Kunjang yang masih memeriksa beberapa saksi dan pihak keluarga yang ada pada saat kejadian.

Pihak keluarga sendiri saat didatangi awak media tidak mau diminta keterangannya, lantaran masih dalam suasana berduka.

Visum untuk Cari Penyebab

Diduga kematian pria paruh baya bernama Arjo Tukimin (74) meninggal tak wajar dengan keadaan tergantung di samping rumah sang anak.

Penyebab dugaan bunuh diri juga masih diselidiki polisi.

Penolakan visum pihak keluarga sebetulnya mempengaruhi penentuan polisi menentukan kematian pria paruh baya ini.

Maka dari itu, Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda juga menunggu keputusan pihak keluarga usai pemeriksaan di rumah sang anak setelah tubuh Arjo Tukimin dievakuasi.

Baca juga: Wanita Hamil yang Ditemukan Tewas di Kontrakannya di Samarinda, Keluarga Tolak Visum dan Autopsi

"Untuk lebih pastinya nanti menunggu pihak keluarga korban misalnya minta di visum baru kita bisa pastikan (penyebab) pasti korban meninggal dunia," ungkap Kasubnit Inafis Polresta Samarinda Aipda Harry Cahyadi, Selasa (24/11/2021) malam.

Terkait pemeriksaan awal yang dilakukan pihaknya, dibeberkan Aipda Harry Cahyadi, dia melihat dari bagian kuku korban dan tangan tidak ada tanda hitam.

Menurutnya dimana pun darah mencari titik paling terendah (dalam tubuh).

"Korban meninggal kurang lebih dua jam. Tergantung menggunakan tali kabel berserabut. Bagian leher patah, namanya pangkal lidah," sebutnya.

Lalu selain pemeriksaan, ada beberapa barang yang diamankan pihaknya untuk memenuhi kebutuhan penyelidikan.

Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat Manita Terkubur di Bawah Ranjang, Suami Korban Terlihat Melamun

Panjang tali 2 meter, ada juga yang kita amankan celana yang dipakai korban saat melakukan gantung diri (aksi nekat).

"Kabel untuk mengikat dibagian leher, serta kursi diduga untuk menopang pada saat korban melakukan bunuh diri," tutup Aipda Harry Cahyadi.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia berikut ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/ (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved