Berita Nasional Terkini

Kasus Subang Terbaru, Bukti-bukti Kuat Ini Dijamin Bakal Buat Pelaku Tak Berkutik di Persidangan

Pemeriksaan sejumlah saksi kasus Subang dilakukan oleh Polda Jabar,, Kamis (25/11/2021) kemarin.

Penulis: Doan Pardede | Editor: Ikbal Nurkarim
Tribun Jabar
Petugas Kepolisian saat evakuasi dua mayat di salah satu rumah yang berada di Kampung Ciseti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Rabu (18/8/2021). 

TRIBUNKALTIM.CO - Pemeriksaan sejumlah saksi kasus Subang dilakukan oleh Polda Jabar,, Kamis (25/11/2021) kemarin.

Salah satu di antaranya adalah Yosef (55) yang merupakan suami dari korban Tuti Suhartini (55) dan ayah dari korban Amalia Mustika Ratu (23).

Penyidik Polda Jabar tengah berupaya mengungkap perampasan nyawa ibu dan anak di Subang ini.

Oleh karena itu, penyirik Ditreskrimum Polda Jabar kembali memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan lanjutan.

Baca juga: Mungkinkah Yosef atau Yoris Tega? Pelaku Kasus Subang Diduga Menikmati Amel Tersiksa Sebelum Wafat

Baca juga: Ahli Forensik Temukan Puluhan DNA di TKP Kasus Subang, Polisi Cocokkan dengan Waktu Kematian

Baca juga: Yosef Santai Main Biliar Jelang TSK Kasus Subang Diumumkan, Kuasa Hukum Minta TSK Segera Ditetapkan

Menurut informasi, Yosef diperiksa dan ditanya mengenai barang milik korban.

Barang tersebut hilang misterius seperti handphone dan sudah ditemukan polisi.

Hal tersebut masuk dalam BAP pada hari ini.

Ini dibenarkan oleh Desen Nasution kuasa hukum Yosef.

Yosef (55) bersama tim kuasa hukumnya saat memberikan keterangan kepada Tribun Jabar di Subang, Jumat (12/11/2021).
Yosef (55) bersama tim kuasa hukumnya saat memberikan keterangan kepada Tribun Jabar di Subang, Jumat (12/11/2021). (Tribun Jabar/ Dwiky Maulana Vellayati)

Deden mengatakan, dalam pemeriksaan yang saat ini masih berlangsung di Polda Jabar itu, kliennya dipertanyakan perihal kepemilikan beberapa handphone.

"Pemeriksaan masih berlangsung, tadi Pak Yosef dalam BAP ditanya terkait 10 handphone di mana tiga di antaranya handphone tersebut merupakan milik korban," ucap Deden Nasution saat dihubungi melalui sambungan seluler, Kamis (25/11/2021), seperti dilansir TribunJabar.id dengan judul KASUS Subang Malam Ini, Bukan Rokok, Yosef Ditanya Mengenai Barang Ini, Termasuk Milik Korban Amel.

Seperti diketahui, ketiga handphone milik korban Amalia Mustika Ratu (21) menjadi misteri setelah awal kejadian dinyatakan hilang dan tidak diketahui keberadaannya.

Sampai berita ini diterbitkan, belum ada informasi lanjutan terkait agenda pemanggilan saksi-saksi kunci yang saat ini masih diperiksa di Mapolda Jabar.

Sementara itu, hampir memasuki hari ke-100 kasus kematian dari Tuti Suhartini (55) serta Amalia tersebut masih belum terungkap.

Baca juga: Mengamati TKP Kasus Subang Versi Google Maps, Alphard Terparkir Rapi, Stiker Capres Masih Tertempel

Sejauh ini, sudah 55 saksi yang sudah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian demi mengungkap kasus yang sudah menjadi sorotan publik ini.

Hari ini, Kamis (25/11/2021), ada tiga saksi kunci perampasan nyawa ibu dan anak di Subang yang dipanggil penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar.

Tiga saksi yang dimintai keterangan tersebut adalah Yosef, suami sekaligus ayah korban, Muhammad Ramdanu alias Danu sepupu korban, dan Yoris anak pertama Yosef.

Menurut pantauan TribunJabar.id, di Polda Jabar, Yosef bersama kuasa hukumnya terlihat mendatangi gedung Ditreskrimum sekitar pukul 11.45 WIB.

Sedangkan Yoris dan Danu sudah datang lebih dulu dan langsung masuk ke gedung Ditreskrimum.

Saat ini, keduanya masih menjalani pemeriksaan.

Yosef datang menggunakan kaos polo putih dan memakai peci.

Sebelum masuk gedung Ditreskrimum Yosef menyatakan siap kembali menjalani pemeriksaan.

"Ya, siap (diperiksa)," ujar Yosed sebelum masuk ke ruangan.

Kuasa hukum Yosef, Rohman Hidayat mengatakan, Yosef sudah 16 kali menjalani pemeriksaan.

Namun pemeriksaan di Polda Jabar baru hari ini.

Baca juga: Pembunuh Amel & Tuti Kelupaan Sesuatu Ini di TKP Kasus Subang? dr Hastry: Gak Ada Kejahatan Sempurna

"Ya, ada pemanggilan lagi ini pertama di Polda. Kalau dihitung sama yang di Subang, ini sudah yang ke-16 kali BAP," ujar Rohman.

Belum diketahui apakah ketiga saksi kunci kasus Subang ini diperiksa secara terpisah atau dikonfrontir.

Sebelumnya, ahli forensik mengatakan polisi juga memeriksa soal puntung rokok yang ditemukan di TKP.

Ini bisa menjadi cara untuk menguak kasus Subang.

Barang bukti polisi diyakini bakal buat pelaku tak berkutik

Berbagai upaya telah dilakukan penyidik Polres Subang hingga melibatkan Polda Jabar dan Bareskrim.

Mulai dari olah TKP, hingga pemeriksaan kepada 55 saksi yang hingga kini masih berlangsung.

Hal ini terungkap dalam perbincangan antara ahli forensik dokter Sumy Hastry, Denny Darko dan YouTuber Anjas di Thailand dalam video yang diunggah di akun Denny Darko pada 22 November 2021 lalu.

Salah hal yang menjadi sorotan dalam perbincangan tersebut adalah seputar barang bukti di tempat kejadian perkara (TKP) kasus Subang,

Dokter Hastry menyampaikan, salah salah hal yang membuat lamannya penanganan kasus Subang ini adalah pihaknya harus melakukan pemeriksaan yang komprehensif.

Selain itu, dokter Hastry juga memastikan bahwa jumlah pelaku lebih dari 1 orang,

Satu hal yang cukup menarik yang diulas adalah seputar kabar DNA di puntung rokok di TKP kasus Subang yang identik milik salah satu saksi, yang baru disampaikan ke publik sekitar 1 bulan setelah kejadian.

Dokter Hastry mengatakan, lamanya hal tersebut diumumkan karena penyidik memang harus memastikan apakah DNA tersebut ada atau tidak di waktu kematian.

"Alibinya. Itu yang sulit karena harus kita bandingkan lagi dengan properti atau sisa-sisa rokok yang lain. Apakah ini lama, sehari, dua hari. Karena rumah itu kan banyak didatangi orang-orang dari bukan keluarga, dari yayasan. Jadi lama lagi, oh yang paling baru ini DNA siapa, sesuai nggak dengan waktu kematian, waktu kejadian. Sebenarnya kita sudah dapat, sudah selesai dari properti yang kita periksa di laboratorium di Jakarta sudah ketemu semua. Tunggu  saja," kata dokter Hastry.

Bila ada framing juga bisa ketahuan

Terkait bila ada pihak-pihak yang ingin melakukan framing dengan menaruh puntung milik seseorang di TKP kasus Subang agar dia dituduh sebagai pelaku, menurut dokter Hastry hal itu juga bisa ketahuan.

Dokter Hastry menyampaikan, profil masing-masing perokok berbeda-beda, misalnya ada yang cuma menghabiskan 1 sedikit, setengah batang atau merokok sampai rokok habis.

Cara memegang rokok juga ketika merokok berbeda-beda.

"Kita mem-profile saksi-saksi ini, bagaimana sih dia memegang rokok, bagaimana dia menghabiskan rokok. Dan itu sudah bisa kita buktikan, ternyata berbeda-beda. Jadi nanti saat diumumkan, cara merokok dia seperti itu. Kita ada rekamannya, jadi tanpa disadari," kata dokter Hastry.

Terkait para pembunuh yang terkesan sangat mahir mengecoh polisi, seperti menghilangkan sidik jari, dokter Hastry mengakui bahwa kepolisian terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan SDM, dan terus melengkapi sarana dan prasarana.

"Saya yakin klo olah TKP yang benar, minimal setelah kejadian langsung bekerja, 2 X 24 jam pasti terungkap. Karena tidak aja kejahatan yang sempurna," katanya.

Untuk kasus Subang, dokter Hastry mengakui bahwa autopsi pertama yang dilakukan memang kurang lengkap.

Tapi untungnya dalam autopsi yang kedua, dokter Hastry sudah mendapatkan bukti yang cukup untuk mengungkap pelaku.

"Di autopsi pertama saya sempat kecewa juga, kenapa gak diperiksa lengkap, kenapa gak diambil ini, ini, ini. Itu kan kuncinya sekali, Tapi sudahlah sudah terjadi Saya lakukan yang kedua, saya lengkapi. Alhamdulillah saya bisa dapat yang penting banget. Itu memang sudah rencana Tuhan kalau saya memang harus autopsi kedua untuk melengkapi," katanya.

Dan hal kedua yang perlu diketahui, dirinya tak akan berhenti melakukan autopsi sebelum 

"Kalau saya belum ketemu cara, mekanisme kematiannya saya nggak akan berhenti, terus. Saya pernah autopsi sampai 8 jam," katanya.

Video selengkapnya bisa dilihat di bawah ini

Perencanaan pembunuh diakui luar biasa

Dalam video sebelumnya, Kombes dokter Sumy Hastry Purwanti juga mengaku ikut sedih ada pihak-pihak yang mengangap keoolisian tidak serius menangani kasus Subang ini. 

"100 persen terungkap," kata dokter Sumy Hastry Purwanti.

Bahkan, sebenarnya, kata dokter Sumy, dia sebelumnya memprediksi bahwa kasus Subang ini sudah akan diungkap sekitar tanggal 18 November 2021 ini.

Menjawab pertanyaan Denny Darko seputar jumlah pelaku, dokter Sumy memastikan bahwa pelaku lebih dari 1 orang.

Saat Denny Darko bertanya lebih jauh apakah pelaku lebih dari 3 orang, dokter Sumy hanya tersenyum dan tidak memberikan jawaban, 

Polisi berpakaian biasa mendatangi lokasi kejadian perampasan nyawa ibu dan anak di Dusun Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Minggu (3/10/2021).
Polisi berpakaian biasa mendatangi lokasi kejadian perampasan nyawa ibu dan anak di Dusun Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Minggu (3/10/2021). (Tribun Jabar/Dwiky Maulana Vellayati)

Terkait pertanyaan polisi seolah-olah kalah dari pelaku kasus Subang, dokter Sumy memastikan bahwa pernyataan itu tidak benar.

Hanya saja, kata dokter Sumy, polisi memang sangat berhati-hati dalam menangani kasus Subang ini. 

Terkait adanya dugaan keterlibatan oknum, yang dalam hal ini adalah seseorang 'berseragam" dari instansi manapun yang bertindak atas kemauannya sendiri dan bukan atas nama instansi, dokter Sumy mengatakan bahwa penanganan kasus Subang belum mengarah ke adanya indikasi tersebut.

Dan dirinya saat ini masih fokus ke hal-hal yang berkaitan pengumpulan bukti-bukti forensik dan ilmiah.

Terkait kenapa proses penetapan tersangka kasus Subang ini selalu mundur, dokter Sumy mengatakan bahwa pihaknya memang harus melakukan pemeriksaan komprehensif dan banyak tim yang terlibat.

dokter Hastry juga mengakui bahwa ada kesulitan dalam mengumpulkan bukti forensik di tempat kejadian perkara (TKP), yang menunjukkan bahwa kasus Subang ini memang sudah dokterencanakan dengan matang,

 "Memang ada perencanaan yang luar biasa bagus,"katanya.

Apakah kasus Subang ini akan merembet ke mana-mana karena tersangka mungkin akan 'bernyanyi' dan menyeret nama lain? simak tanggapan dokter Sumy Hastry di bawah ini:

Berita Nasional Terkini Lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved