Gaya Hidup
Hari Guru Nasional, Begini Kisah Yayu Suparmi Mengabdi 23 Tahun Menjadi Guru karena Panggilan Hati
Hari Guru Nasional, Begini Kisah Yayu Suparmi Mengabdi 23 Tahun Menjadi Guru karena Panggilan Hati
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Hari Guru Nasional, begini kisah Yayu Suparmi mengabdi 23 tahun menjadi guru karena panggilan hati.
Hari Guru Nasional (HGN) atau Teacher’s Day diperingati saban 25 November.
Tema HGN kali ini adalah ‘Bangkit Guruku, Maju Negeriku, Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh’.
Guru, lebih dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa tentunya berperan besar dalam menghasilkan generasi-generasi berpendidikan, khususnya di Indonesia.
Guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa yang merupakan analogi dari guru yang selalu mengajarkan kebaikan tanpa pamrih.
Yayu Suparmi (53) merupakan Guru SDN 020 Balikpapan Barat, Kariangau yang telah menjadi guru sekitar kurang lebih 23 tahun, hampir dari setengah umurnya.
"Saya menjadi guru merupakan panggilan hati selain itu memang dari SD, saya juga bercita-cita menjadi guru karena guru-guru saya semasa SD itu baik-baik semua," ujar Yayu Suparmi.

Yayu Suparmi menyampaikan pengalaman berkesannya selama menjadi guru dimana ia harus berjalan kaki setiap hari di tengah cuaca apapun demi mengajar di sekolah.
"Pada saat awal-awal saya mengajar di Kariangau itu, saya harus berjalan kaki kurang lebih 2 km mulai tahun 1993-an selama kira-kira lebih dari 5 tahun," tandas Yayu Suparmi.
Yayu Suparmi menyampaikan akses untuk bisa sampai ke sekolah tempatnya mengajar memang sulit dan belum beraspal.
Tak jarang, Yayu Suparmi harus berhadapan dengan lumpur jika cuaca kurang bersahabat.
"Kadang-kadang kalau hujan ya motornya yang didorong bukan kita yang naik motor," pungkasnya.
Yayu Suparmi memang mendedikasikan hidupnya untuk mengajar walaupun tak sedikit kendala yang menghampirinya.
Yayu Suparmi yang ditemui pada upacara peringatan Hari Guru Nasional ini mengaku tak ingin menjadi kepala sekolah, walaupun pada saat ditemui ia sedang menggantikan posisi kepala sekolah yang masih kosong di sekolah tempatnya mengajar.

Yayu Suparmi mengaku senang berkumpul dengan anak-anak dan senang melakukan proses belajar mengajar yang dilakukan secara langsung dengan anak muridnya.