Pernik
Wawan Freaks Koleksi Ratusan Manik-manik Sakral Suku Dayak, Warna-warni Kehidupan Wajib Dilestarikan
Wawan Freaks Koleksi Ratusan Manik-manik Sakral Suku Dayak, Warna-warni Kehidupan Wajib Dilestarikan
Penulis: Nevrianto |
Dari kegiatan membaca dan mencari informasi dari dunia maya Wawan memperoleh informasi dan mengoleksi manik manik yang diperoleh dibeli dari Suku Dayak di Kalimantan.

Rangkai jadi Aksesori
Wawan Freaks merangkai manik-manik menjadi berbagai aksesori seperti kalung dan gelang, dan ikat pinggan.
Dengan koin Yen bergambar sosok bersorban. Ada pula manik dipadu koin bertuliskanNetherland menandakan pernik sabuk tersebut dari masa lampau. Diduga dari masa penjajahan Belanda.
Kemudian ada koleksi manik milik Wawan yakni batu alam, kaca tulang, kerang, crystal glass, powder glass atau bubuk kaca, orang zaman sekarang menyebut sebagai kaca.
Getah pohon pinus (amber), koral laut, marjan, metal , perak, perunggu, kuningan, emas, opsidian lava gunung berapi, dan bohemian glass dari negara Cekoslovakia.

Setelah mencocokkan manik-manik yang dimilikinya ke website worthpoint maupun media sosial Pinterest di dunia maya, manik yang dikoleksi Wawan peroleh ternyata dari sejumlah kawasan luar negeri, dari daratan Eropa, Amerika, dan Asia Tenggara.
Diduga dibawa ke jalur perdagangan kemudian dipakai oleh sejumlah Suku Dayak di Kalimantan.
“Adanya manik menunjukkan peradaban lampau sudah cukup memiliki teknologi bisa membuat manik,” tuturnya.
Mengoleksi manik-manik juga sekaligus melestarikan budaya dan memperkenalkan lebih luas kepada setiap orang.
Menurut Wawan, ada jenis manik-manik batang huma terbuat dari kaca. Ada juga yang terbuat dari opsidian, dan lava gunung berapi. Manik Indonesia ada di Jawa sedangkan manik Majapahit bukan manik buatan Indonesia.
“Zaman dulu manik alat barter ada yang dari Afrika. Manik yang saya miliki ada yang dari tahun 1800-1900 Masehi," ungkapnya.

Amber dengan Serangga Paling Mahal
Beberapa koleksi manik-manik Wawan Freaks berupa kalung, ikat pinggang, dan gendongan bayi asli berasal dari Suku Dayak Kenyah.
Ia menceritakan, biasanya Orang Dayak di Kabupaten Mahakam Ulu menjual manik-manik untuk menyekolahkan anak. Manik merupakan barang berharga bagi mereka.