Berita Nasional Terkini

Sudah Tewaskan 13 Korban, Ahli Vulkanologi Bongkar Beda Erupsi Gunung Semeru dengan Merapi 2010 Lalu

Sudah tewaskan 13 korban, Ahli Vulkanologi bongkar beda erupsi Gunung Semeru dengan Merapi 2010 lalu

Editor: Rafan Arif Dwinanto
surya.co.id
Gunung Semeru kembali erupsi. Pengamat jelaskan perbedaan dengan letusan Gunung Merapi 2010 lalu. 

TRIBUNKALTIM.CO - Erupsi Gunung Semeru yang terjadi Sabtu (4/12/2021) sudah menewaskan 13 korban.

Sedangkan puluhan korban lainnya mengalami luka bakar akibat lelehan awan panas.

Dahsyatnya letusan Gunung Semeru ini mengingatkan akan erupsi Gunung Merapi 2010, lalu.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) pun sudah mengerahkan kekuatan untuk mengevakuasi para korban erupsi Gunung Semeru ini.

Meski sama-sama dahsyat, ada perbedaan mendasar antara erupsi Semeru dengan Gunung Merapi, 2010 lalu.

Perbedaan ini dibeberkan Ahli Vulkanologi, Surono.

Baca juga: Update Letusan Gunung Semeru, Nasib Warga yang Hilang dan Belum Dievakuasi, 30 Rumah Ambruk

Baca juga: Nasib Puluhan Rumah Dekat Jalur Aliran Lahan Gunung Semeru, Ada Korban Luka Bakar

Baca juga: Dimulai Sejak 1818, Sejarah Panjang Letusan Gunung Semeru, Durasi Terpanjang Terjadi pada 1941-1942

Dilansir dari Kompas.com, Ahli Vulkanologi Surono mengatakan, erupsi Gunung Semeru yang terjadi saat ini berbeda dengan erupsi Merapi beberapa tahun silam.

Mbah Rono, begitu dia disapa, mengatakan, erupsi Gunung Semeru disebabkan oleh gundukan atau kubah lava yang gugur akibat hujan.

"Erupsi yang orang bayangkan seperti Merapi 2010, jebol kawah menjadi suatu letusan, awan panas letusan, di Semeru tidak.

Memang Gunung Semeru sering terjadi letusan berupa gas, uap, abu vulkanik.

Tapi dia cuma mengeluarkan lelehan lava yang membentuk gundukan atau kubah lava," ujar Surono dikutip dari tayangan Breaking News Kompas TV, Minggu (5/12/2021).

"Gundukan ini makin lama makin besar volumenya.

Nah, musim hujan ini bisa jadi membuat kubah lava sebagian menjadi batu, sebagian lagi masih cair longsor," lanjut dia.

Mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) ini menjelaskan, gundukan tersebut menghasilkan uap atau gas yang bercampur dengan debu halus, material kerikil hingga bongkahan yang membentuk awan panas guguran.

Sebab dihasilkan dari kubah lava yang tadinya gugur dan bukan awan panas letusan, kata dia, maka apakah erupsi masih akan terjadi atau tidak sangat memungkinkan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved