Berita Nasional Terkini
Sudah Tewaskan 13 Korban, Ahli Vulkanologi Bongkar Beda Erupsi Gunung Semeru dengan Merapi 2010 Lalu
Sudah tewaskan 13 korban, Ahli Vulkanologi bongkar beda erupsi Gunung Semeru dengan Merapi 2010 lalu
"(Erupsi susulan) ya tinggal (lihat) kubahnya masih ada atau tidak?
Kalau kubahnya sudah tidak ada, tidak ada lagi awan panas guguran.
Karena tidak ada yang digugurkan karena dia (erupsi Semeru) bukan letusan yang materialnya keluar, menyembur ke atas melalui kawah.
Bukan begitu," kata dia. Surono mengatakan, guguran tersebut masuk ke sungai Kobokan.
Sehingga diharapkan masyarakat tidak beraktivitas terlebih dahulu di sekitar lokasi tersebut.
Apalagi saat ini sebaran abu masih cukup tebal dan musim hujan pun masih berlangsung.
Menurut dia, jika musim hujan berlangsung lama, maka abu-abu vulkanik dari Semeru yang menyebar ke segala arah akan terbawa air hujan menuju ke yang lebih rendah, yaitu sungai.
Baca juga: WASPADA, Gunung Semeru Meletus, Guguran Awan Panas Meluncur 4,5 Kilometer ke Arah Besuk Kobokan
"Sungai yang paling berpotensi banjir lahar adalah sungai-sungai yang terdapat endapan awan panas dan masyarakat jangan panik.
Karena endapan awan panas masih panas di dalam sungai, hujan masih lebat, kalau air masuk ke dalam endapan itu karena di dalam pasti panas, maka menjadi ledakan-ledakan di tengah sungai," terang Surono.
Dia mengatakan, apabila endapan itu terbawa air hujan maka akan berkembang menjadi lahar hujan yang panas dan memiliki daya dobrak yang tinggi seperti semen.
Dengan demikian, endapan itu bisa merusak fasilitas infrastruktur yang ada di sekitar apabila sudah bergerak.
"Ini (erupsi Semeru) bukan suatu letusan yang dibangun dari gempa, tapi dari material yang menumpuk di sekitar kawah, gugur.
Pasti Badan Geologi akan melihat, masih adakah gundukan material itu?
Kalau tidak ada lagi gundukan, ya sudah selesai," kata dia.
"Yang berkepanjangan nanti adalah lahar hujannya, tidak selesai-selesai selama musim hujan ada.