Demo di Jembatan Kukar
Jadwal Keputusan soal Warna Jembatan Kukar, Pemkab dan Massa Aksi Sepakat Bermusyawarah
Hasil kesepakatan dari diskusi antara pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dengan aksi massa dari Remaong Koetai Berjaya
Penulis: Aris Joni | Editor: Budi Susilo
Kalau memang itu seperti yang dikatakan oleh pihak Dinas PU bahwa ini sudah disosialisasikan ke masyarakat itu bohong.
"Kami menyatakan bohong, karena kami aebagai masyarakat adat tidak pernah dilibatkan," ucapnya.
Sementara itu, Kabid Bina Marga Dinas PU Kukar, Restu Irawan Masih menjelaskan bahwa musyawarah tersebut ditunda dan dievaluasi.
Karena menurut dia, pada dasarnya jembatan itu adalah ruang publik yang merupakan aset pemerintah daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.
"Kita menimbang masukan masyarakat adat, kita tidak mau mengkotak-kotakkan warna, karena ini bukan masalah dukung dan tidak dukung, tapi lebih ke masalah keselamatan," terangnya.
Pasalnya, Restu menjelaskan, pemilihan warna merah pada bentang jembatan tersebut merupakan bagian dari penanda keselamatan pada jembatan.
Sehingga, para nahkoda kapal yang melintas di bawah jembatan dapat mengetahui adanya jembatan tersebut.
"Jadi dari jauh sudah kelihatan dengan adanya warna merah itu," tuturnya.
Ia menegaskan, tidak mengubah adat dengan perubahan warna tersebut, namun dirinya mempersilakan perwakilan masyarakat Kukar yang menilai warna tersebut bagian dari filosofi masyarakat Kutai.
"Tetapi kita juga harus bijak, mengambil langkah itu mempertimbangkan masyarakat umum, murni rangkaian perawatan berkala. Kemarin kan Jembatan Mahakam juga ada Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan (KKJT), kita juga diskusi berkenaan perawatan jembatan Kukar. Jangan diplesetkan, bahwa warna selain merah itu gak selamat, itu salah," tandasnya.
Ia menambahkan, perbedaan warna jangan sampai mempertajam perbedaan dan warna merah dipilih sebagai bagian penanda Pelayaran.
"Kita mencegah agar yang masalah warna, bukan mempertajam perbedaan kita," pungkasnya. (*)