Berita Kukar Terkini
Akibat Penutupan Jalan Hauling, PT BEP Berpotensi tak Sanggup Bayar Gaji Pegawai hingga PHK
Project Manager PT. Batuah Energy Prima (BEP) Ketut Suardana mengaku, penutupan jalan hauling oleh oknum
Penulis: Aris Joni | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Project Manager PT. Batuah Energy Prima (BEP) Ketut Suardana mengaku, penutupan jalan hauling oleh oknum yang mengklaim lahannya tersebut memiliki dampak yang sangat luar biasa terhadap karyawan.
Pasalnya, penghasilan atau gaji karyawan perusahaan bergantung pada hasil produksi yang didapat oleh perusahaan.
Sementara, selama 20 hari ini, pihaknya tidak dapat melakukan aktivitas pemindahan batu bara ke jetty karena jalan hauling miliknya ditutup.
Sehingga tidak ada hasil produksi yang didapat selama penutupan itu.
Baca juga: Seorang Pemotor Tewas Tabrak Lari di Jalan Hauling Batu Bara Bontang Lestari, Polisi Buru Pelaku
Baca juga: BREAKING NEWS Ratusan Karyawan Demo di Depan Mapolres Kukar, Tuntut Buka Blokade Jalan Hauling
Baca juga: Polemik Lahan Jalan Hauling, Kuasa Hukum PT BEP Diperiksa Polres Kukar
"Kita gak ada menghasilkan produksi selama jalan hauling kami di portal," katanya. Selasa (28/12/2021).
Lanjut dia, selama 20 hari ini tidak ada aktivitas apa-apa di perusahaan, sehingga kartawan yang masuk kerja hanya hadir sesuai jadwal kerja mereka sebagai penanda bahwa para karyawan itu masih merupakan karyawan PT. BEP.
"Jadi mereka masuk kerja, terus absen. Biasanya jadwal kerjanya itu saat ini sampai jam 2 atau jam 3, karena sudah tidak ada kegiatan apa-apa," ucapnya.
Ia menjelaskan, Dirinya juga telah menghitung bersama tim, jika kondisi tersebut memang berjalan lama dan tidak menemukan titik temu, maka dirinya akan mengambil dua langkah.
Yakni pertama akan merumahkan sementara.
Namun, setelah diperhitungkan dan masih terjadi maka tidak menutup kemungkinan dirinya akan melakukan pemutusan hububgan kerja (PHK) atau memaksimal mungkin menyisakan 10 persen karyawan inti, namun saat ini terdapat sekitar 600 karyawan di PT BEP.
"Ketika kita tidak bisa memenuhi produksi itu, kita juga tidak bisa membayar mereka," harapnya.
Sementara itu, salah seorang karyawan sekligus Driver Hauling, Ahmad Majid mengatakan, dirinya berharap masalah tersebut dapat segera selesai.
Pasalnya, sejak adanya kejadian penutupan jalan hauling itu, dirinya sebagai driver hauling tidak dapat bekerja dan tidak mendapat tambahan apa-apa.
"Biasanya kalau normal, masuk jam 7 pagi pulang jam 6 sore. Tapi selama 20 hari ini cuma datang, absen terus nunggu pulang," tututnya.
Ia menegaskan, dengan adanya masalah tersebut sangat berdampak pada perekonomiannya dan kekuarganya.