Berita Internasional Terkini
Kazakhstan Mencekam, Puluhan Orang Tewas Dipicu Demo Kenaikan Harga Bahan Bakar
Kondisi negara Kazakhstan saat ini sedang mencekam. Dilaporkan puluhan orang tewas dipicu demo besar-besaran akibat kenaikan harga bahan bakar gas.
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Syaiful Syafar
TRIBUNKALTIM.CO - Kondisi negara Kazakhstan saat ini sedang mencekam. Dilaporkan puluhan orang tewas dipicu demo besar-besaran akibat kenaikan harga bahan bakar gas.
Puluhan orang tewas saat protes berlanjut di Kazakhstan hari ini, korban termasuk warga dan petugas polisi.
Televisi pemerintah melaporkan pada Kamis (6/1/2022), bahwa dua anggota pasukan keamanan negara itu ditemukan dipenggal kepalanya di tengah pertumpahan darah.
Tidak ada rincian tentang kematian warga sipil.
Sulit untuk memverifikasi laporan secara independen di negara bagian yang dikontrol ketat itu, di mana pemadaman internet dilaporkan terjadi sejak hari Rabu.
Baca juga: Langsung Viral, Gadis Kazakhstan Terima Lamaran YouTuber Indonesia Jago Berbahasa Asing, Siapa Dia?
Dilansir Al Jazeera, aksi ini merupakan yang terburuk negara itu memperoleh kemerdekaan 30 tahun lalu, pada tahun 1991.
Demonstrasi di negara bekas Uni Soviet, Asia Tengah dimulai selama akhir pekan di Zhanaozen, sebuah kota di wilayah Mangystau barat yang kaya minyak.
Tetapi sejak itu demo menyebar ke seluruh negeri.

Dalam menghadapi perbedaan pendapat yang berkembang, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev memecat pemerintah dan menyatakan keadaan darurat selama dua minggu untuk seluruh negara.
Namun langkah tersebut sejauh ini gagal meredakan kerusuhan.
Baca juga: Siapa Sebenarnya Fiki Naki, Youtuber yang Kuasai 8 Bahasa,Viral Usai Diajak Nikah Gadis Kazakhstan
Sementara dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar, protes telah berubah menjadi kerusuhan anti-pemerintah, menyulut kebencian selama tiga dekade pemerintahan oleh mantan presiden Nursultan Nazarbayev.
Rusia Kirim Pasukan
Rusia telah mengirim pasukan ke Kazakhstan sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian yang dikerahkan oleh Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif yang dipimpin Moskow.
Rusia mengatakan akan berkonsultasi dengan negara tetangga Kazakhstan dan sekutu lainnya tentang kemungkinan langkah lebih lanjut untuk mendukung operasi "kontra-teroris" di sana dan membuka blokir infrastruktur penting.
"Kami menganggap kejadian baru-baru ini di negara sahabat sebagai upaya, yang diilhami dari luar, untuk merusak keamanan dan integritas negara dengan kekerasan, menggunakan formasi bersenjata yang terlatih dan terorganisir," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.