Berita Internasional Terkini

Kazakhstan Mencekam, Puluhan Orang Tewas Dipicu Demo Kenaikan Harga Bahan Bakar

Kondisi negara Kazakhstan saat ini sedang mencekam. Dilaporkan puluhan orang tewas dipicu demo besar-besaran akibat kenaikan harga bahan bakar gas.

Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Syaiful Syafar
AFP/Abduaziz Madyarov
Para pendemo mengibarkan bendera dalam aksi unjuk rasa di Almaty, Kazakhstan, pada 4 Januari 2022. Kondisi Kazakhstan mencekam, puluhan orang tewas dipicu demo kenaikan harga bahan bakar. (AFP/Abduaziz Madyarov) 

TRIBUNKALTIM.CO - Kondisi negara Kazakhstan saat ini sedang mencekam. Dilaporkan puluhan orang tewas dipicu demo besar-besaran akibat kenaikan harga bahan bakar gas.

Puluhan orang tewas saat protes berlanjut di Kazakhstan hari ini, korban termasuk warga dan petugas polisi.

Televisi pemerintah melaporkan pada Kamis (6/1/2022), bahwa dua anggota pasukan keamanan negara itu ditemukan dipenggal kepalanya di tengah pertumpahan darah.

Tidak ada rincian tentang kematian warga sipil.

Sulit untuk memverifikasi laporan secara independen di negara bagian yang dikontrol ketat itu, di mana pemadaman internet dilaporkan terjadi sejak hari Rabu.

Baca juga: Langsung Viral, Gadis Kazakhstan Terima Lamaran YouTuber Indonesia Jago Berbahasa Asing, Siapa Dia?

Dilansir Al Jazeera, aksi ini merupakan yang terburuk negara itu memperoleh kemerdekaan 30 tahun lalu, pada tahun 1991.

Demonstrasi di negara bekas Uni Soviet, Asia Tengah dimulai selama akhir pekan di Zhanaozen, sebuah kota di wilayah Mangystau barat yang kaya minyak.

Tetapi sejak itu demo menyebar ke seluruh negeri.

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menyatakan keadaan darurat selama dua minggu akibat kerusuhan di negaranya.
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menyatakan keadaan darurat selama dua minggu akibat kerusuhan di negaranya. (YouTube AFP News Agency)

Dalam menghadapi perbedaan pendapat yang berkembang, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev memecat pemerintah dan menyatakan keadaan darurat selama dua minggu untuk seluruh negara.

Namun langkah tersebut sejauh ini gagal meredakan kerusuhan.

Baca juga: Siapa Sebenarnya Fiki Naki, Youtuber yang Kuasai 8 Bahasa,Viral Usai Diajak Nikah Gadis Kazakhstan

Sementara dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar, protes telah berubah menjadi kerusuhan anti-pemerintah, menyulut kebencian selama tiga dekade pemerintahan oleh mantan presiden Nursultan Nazarbayev.

Rusia Kirim Pasukan

Rusia telah mengirim pasukan ke Kazakhstan sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian yang dikerahkan oleh Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif yang dipimpin Moskow.

Rusia mengatakan akan berkonsultasi dengan negara tetangga Kazakhstan dan sekutu lainnya tentang kemungkinan langkah lebih lanjut untuk mendukung operasi "kontra-teroris" di sana dan membuka blokir infrastruktur penting.

"Kami menganggap kejadian baru-baru ini di negara sahabat sebagai upaya, yang diilhami dari luar, untuk merusak keamanan dan integritas negara dengan kekerasan, menggunakan formasi bersenjata yang terlatih dan terorganisir," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

Sikap Uni Eropa 

Sementara, Uni Eropa mengatakan Rusia harus menghormati kedaulatan dan kemerdekaan Kazakhstan saat Moskow mengerahkan pasukan di tengah kerusuhan yang sedang berlangsung.

Komisi Negara-negara Eropa, juga mendesak semua pihak untuk menahan diri.

"Kekerasan harus dihentikan. Kami juga menyerukan untuk menahan diri dari semua pihak dan penyelesaian situasi secara damai. Sekarang jelas, UE siap dan bersedia mendukung dialog di negara ini," kata juru bicara UE, dilansir Al Jazeera.

Baca juga: Siapa Benny Wenda yang Deklarasi sebagai Presiden Papua Barat? Dulu Disebut Dalang Kerusuhan Papua

6 Fakta tentang Kazakhstan

Berikut enam fakta mengenai Kazakhstan yang dikutip Kompas.com dari Reuters:

1. Kaya sumber daya alam

Kazakhstan adalah negara yang kaya akan sumber daya alam seperti minyak, gas, dan logam.

Negara ini merupakan negara dengan perekonomian terbesar bekas Uni Soviet di Asia Tengah.

Kazakhstan juga merupakan negara terbesar dari lima pecahan Uni Soviet di Asia Tengah berdasarkan wilayah, atau sekitar lima kali ukuran Perancis, dan memiliki populasi hampir 19 juta jiwa.

2. Stabilitas politik

Kazakhstan meraih stabilitas politik di bawah mantan pemimpin Nursultan Nazarbayev.

Di masa pemerintahan Nazarbayev, Kazakhstan telah menarik investasi asing senilai ratusan miliar dolar AS.

Namun, sebagian besar perekonomian negara diyakini dikendalikan oleh keluarga Nazarbayev.

3. Penguasa terlama

Nazarbayev memimpin Kazakhstan merdeka dari Uni Soviet pada 1991 dan menjadi penguasa terlama dari negara bekas Uni Soviet mana pun.

Dia mengundurkan diri pada 2019 untuk memberi jalan bagi penggantinya yang dipilih sendiri, Kassym-Jomart Tokayev.

4. Ibu kota baru

Ibu kota baru Kazakhstan dibangun khusus dan diberi nama Nur-Sultan, dinamai menurut nama depan Nazarbayev.

5. Mayoritas muslim

Kazakhstan merupakan negara yang mayoritas penduduknya adalah Muslim.

Negara ini juga merupakan pusat tarik-menarik geopolitik antara Rusia, China, dan Barat.

Kazakhstan secara historis memiliki hubungan dekat dengan Rusia dan etnis Rusia membentuk hampir seperlima dari populasi negara.

6. Otoriter

Berbagai kelompok hak asasi manusia telah lama mengkritik Kazakhstan atas sistem politiknya yang otoriter, kurangnya kebebasan berpendapat, serta kurangnya pemilihan umum yang terbuka dan adil.

Nazarbayev terpilih kembali pada 2015 untuk masa jabatan presiden kelima dengan hampir 98 persen suara. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved