Berita Internasional Terkini
Setelah Tonga, Jepang Diterjang Tsunami, Menyusul Australia Keluarkan Perintah Evakuasi di Pulau
Setelah Tonga, Jepang diterjang tsunami, Minggu (16/1/2022) dini hari tadi. Menyusul Australia mengeluarkan perintah evakuasi di Pulau Lord Howe
Pantai timur Hokkaido serta wilayah barat daya Kochi dan Wakayama juga dilanda tsunami setinggi 0,9 meter.
Pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan tsunami dan penyiar NHK berseru kepada penduduk untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
210.000 warga jauhi pantai
Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Jepang mengatakan setidaknya 210.000 oran- Aomori, Iwate, Miyagi, Chiba, Kochi, Miyazaki dan Kagoshima, diminta untuk menjauhkan diri dari pantai.
Baca juga: Fakta-fakta Unik Negara Jepang, Ternyata Tidak Menggunakan Tanda Tangan seperti di Indonesia
Dikutip dari KyodoNews, selama konferensi pers Minggu (16/1/2022) pagi, seorang pejabat badan cuaca meminta penduduk pantai Pasifik Jepang untuk menjauh dari daerah tepi laut sampai peringatan dan nasihat dicabut, mencatat bahwa beberapa gelombang tsunami mungkin datang.
Setelah peringatan tsunami dan nasihat dari badan tersebut, Pemerintah mendirikan kantor penghubung di kantor perdana menteri untuk mengumpulkan informasi.
Peringatan tsunami terakhir dikeluarkan di Jepang pada November 2016, setelah gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang timur laut Jepang
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, letusan gunung berapi bawah laut raksasa di Pasifik telah memicu gelombang tsunami di Tonga.
Awalnya, muncul peringatan tsunami di beberapa negara akibat letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha’apai, termasuk Tonga dan Selandia Baru pada Sabtu (15/1/2022).
Di Tonga, gelombang tsunami menyapu wilayah pesisir dan menerjang beberapa rumah sebagaimana dilansir BBC.
Ibu kota Tonga, Nuku’alofa terletak hanya 65 kilometer di sebelah utara gunung berapi tersebut.
Letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha’apai terdengar hingga Pasifik Selatan, Selandia Baru, dan Australia.
Seorang warga Tonga, Mere Taufa, mengatakan bahwa letusan terjadi saat keluarganya sedang mempersiapkan makan malam.
Adiknya mengira ada bom meledak di dekatnya.
"Naluri pertama saya adalah berlindung di bawah meja, saya meraih adik perempuan saya, dan berteriak pada orang tua saya dan orang lain di rumah untuk melakukan hal yang sama," kata dia dikutip Stuff.co.nz.