Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF - Walikota Samarinda Andi Harun Buka-bukaan Soal Banjir, Waspadai Curah Hujan Tiga Bulan
Menanggulangi banjir, Andi Harun meminta kesabaran masyarakat, karena penanganan banjir tidak secepat penanganan sektor sosial lainnya.
TRIBUNKALTIM.CO - Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur telah berusia 354 tahun di 2022 ini.
Berbagai persoalan klasik, seperti banjir masih terus membayangi.
Berganti Walikota, namun persoalan seakan tetap sama, banjir masih ada.
Di era Walikota Andi Harun, masalah banjir mendapat porsi perhatian lebih, bahkan prioritas.
Hal ini terlihat dari berbagai proyek besar yang diapkan, seperti membangun bendungan.
"Kita sudah ada studi curah hujan di Samarinda, ada beberapa tahap di sekitar bulan April, Agustus dan November yang harus kita waspadai," kata Andi Harun dalam talkshow eksklusif Tribun Kaltim, Senin (24/1/2022).
Ia pun meminta warga bersabar terhadap persoalan ini.
Berikut petikan wawancara Andi Harus, bersama wakil Pemimpun Umum Tribun Kaltim, Ade Mayasanto.
BMKG memprediksi hingga bulan Agustus, kemungkinan besar curah hujan agak tinggi, bagaimana langkah percepatan normalisasi dengan anggaran yang sangat minim Rp 2,6 Triliun ?
Menanggulangi banjir, dengan rendah hati saya meminta kesabaran masyarakat, karena penanganan banjir tidak secepat penanganan sektor sosial lainnya. Kita butuh normalkan area sebelum kita masukkan proyeknya, kemudian kita juga perlu sesuaikan kemampuan anggaran kita.
Saya perlu sampaikan memang kita punya APBD Rp 2,6 Triliun, tetapi separuhnya untuk biaya rutin seperti belanja pegawai, kita hanya memiliki sekitar Rp 500 miliar yang tersedia untuk membangun semua sektor dalam menangani banjir.
Selaku walikota saya harus pandai mengatur mana yang harus dibelanjakan dan yang harus ditunda, saya menganggap belanja untuk penaganan banjir adalah prioritas di samping belanja untuk penataan kota dan lainnya.
Kita sudah ada studi curah hujan di Samarinda, ada beberapa tahap di sekitar bulan April, Agustus dan November yang harus kita waspadai.
Sebabnya sejak (APBD) perubahan hingga murni 2022 kita masuk lagi di penaganan banjir, seperti kegiatan di simpang Sempaja kita lanjutkan pada tahun ini, begitu pula di jalan D.I. Panjaitan dan simpang Lembuswana.
Kita akan bongkar jalur lambat Mal Lembuswana yang sudah kita mulai pekerjaannya dari depan rumah jabatan Walikota.
Tinggal menunggu tender lelang, kita akan memasang saluran Drainase ke arah jalan M. Yamin, sehingga air yang selama ini naik ke atas jalan, kita kirimkan ke Sungai Karang Mumus di arah jembatan Ruhui Rahayu.
Kita akan bekerja secara terpadu dengan TNI Polri, beserta relawan yang sangat besar di kota Samarinda. Juga ada ancaman longsor saat curah hujan tinggi, saya meminta teman-teman pers untuk mengedukasi masyarakat agar tidak tinggal di daerah rawan bencana seperti diperbukitan.
Kita juga sudah pasang tanda di beberapa titik rawan longsor mudah-mudahan dengan tanda itu ada kesadaran untuk secara perlahan untuk menghindari tempat tersebut ke tempat yang lebih aman.
Ada belanja pegawai yang memakan biaya, di samping masalah infrastruktur seperti penerangan yang mumpuni dan jalan yang layak, dari tiga infrastruktur tersebut mana yang menjadi prioritas untuk tahun 2022?
Penanggulangan banjir
Perkembangan Pro Bebaya yang akan dibagikan kepada 1.992 RT di kota Samarinda pada tahun 2022?
Pada APBD tahun 2021, kita telah menetapkan 59 RT yang kita pilih satu RT tiap kelurahan untuk menjalankan pilot project Pro Bebaya, agar semua tahu apa itu Pro Bebaya, karena anggaran kita belum mampu membiayai hingga Rp 300 juta per RT, maka kita tetapkan batas minimal Rp 100 juta untuk satu RT per tahunnya.
Dalam evaluasi yang kita lakukan tahun lalu, LPM di lingkungan masyarakat mengapresiasi karena ini langkah pemerataan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah kota.
Data dari BPS, angka penduduk miskin kita ada 40.000 jiwa, saya ingin dan secara moral ketika menjadi pemimpin adalah untuk mengurangi orang miskin.
Maka kami menerjemahkan upaya pemerataan kesejahteraan ini dengan menyentuh langsung ke lingkungan di tingkat RT.
Saya katakan kepada ketua RT, tolong cari orang miskin berdasarkan data di lingkungan kalian, kemudian RT melakukan sendiri program pengentasan kemiskinan itu, yang kegiatannya dilakukan dengan pendampingan dari pemerintah hingga kelurahan dan dilakukan dengan swakelola, serta juga ada buku pedoman untuk melaksanakannya.
Ada pesimisme bagaimana jika ketua RT menyelahgunakan program ini, tetapi jika dilaksanakan dengan penuh jujur, maka tidak usah takut melaksanakan program ini, seperti yang mereka laporkan di 59 RT tahun 2021.
Tahun 2022 anggaran kita berikan Rp 100 juta dengan kita bagi dua Rp 75 juta dalam APBD murni, dan Rp 25 juta di APBD perubahan, seluruh RT akan dapat, dengan komposisi alokasi anggaran sekitar 70 persen untuk membuat infrasrtruktur skala kecil, seperti drainase atau posyandu, dan 30 persen untuk pemberdayaan masyarakat seperti kesehatan, olahraga dan pendidikan.
Kita optimis akan berhasil dalam melaksanakan program ini dengan beberapa penguatan yang kita lakukan.
Sebanyak 59 RT di tahun 2021, sedangkan di 2022 sudah 1.992 RT yang akan dibagikan, bagaimana pendamping mengawasi program Pro Bebaya ini?
Kita juga sudah menjalin kerjasama dengan kejaksaan Negeri Samarinda, juga akan didampingi oleh inspektorat, dan pendamping dari kelurahan yang akan mengawasi berjalannya program ini.
Kita harapkan siapapun yang akan melaksanakan program ini dengan integritas tinggi, karena manfaat ekonominya bisa mereka rasakan dalam lingkungan mereka sendiri
Soal pemberdayaan ekonomi, bagaimana pihak swasta menggerakkan ekonomi di samarinda saat ini?
Pertama jajaran pemkot Samarinda memiliki atmosfer untuk memberi kemudahan izin berusaha, saya kabarkan akan ada investasi besar yang ajan masuk di sekitar wilayah Kukar dan Samarinda.
Bahkan mereka sudah membayar DP untuk kebutuhan listrik, pembangunan smelter terbesar kedua setelah morowali, smelternya dari morowali, tetapi pengolahannya di daerah kita, kalau ini jadi meskipun bukan program dari pemkot Samarinda.
Akan ada kemudahan yang kita berikan untuk mengintgrasikan investor yang membuat puluhan ribu tenaga kerja akan terserap disitu, kami melalui pendekatan APBD, dan kerjasama kemitraan dengan pihak swasta akan berupaya menciptakan 10.000 wirausaha baru di Samarinda, agar terciptanya lapangan kerja bagi warga kota Samarinda.
Belum lagi efek lain yang akan timbul karena adanya industri ini seperti warung, hotel, toko dan swalayan hingga jasa transportasi semua akan menggeliat karena hadirnya kegiatan industri di kota samarinda ini.
Belum lagi kota Samarinda yang akan menjadi mitra strategis rencana pembangunan Ibu Kota Negara baru kita. Di samping tentu kita melakukan penguatan terhadap UMKM dan penggiat ekonomi menengah ke bawah. (Hanivan Ma'ruf)